***
Di hari yang berbeda, Jiyong datang menemui Bobby. Kali ini mereka tidak bicara di rumah kost itu, melainkan di trotoar di depan label musik tempat Bobby bekerja. Keduanya duduk di salah satu kursi taman depan perusahaan itu, berbincang sembari memperhatikan orang-orang yang lewat di depan mereka.
"Sudah sejauh mana perkembangan kasusnya? Apa kau sudah menemukan sesuatu?" tanya Bobby, mencoba memulai pembicaraan di antara mereka.
"Aku tidak bisa menyebutnya sebagai kemajuan tapi beberapa hari ini aku memang mendapatkan beberapa petunjuk. Sayangnya, aku belum bisa membuktikan petunjuk-petunjuk itu, jadi aku tidak akan membaginya denganmu,"
"Hm... Aku hanya ingin kasus ini cepat selesai," jawab Bobby dan Jiyong menanyakan alasan pria itu. "Aku sedih karena temanku meninggal dengan cara yang mengerikan seperti itu. Kami sempat dekat beberapa waktu lalu, tapi alasanku ingin kasusnya cepat selesai adalah Lisa. Lisa terlihat sangat terganggu karena kasus ini. Bukannya aku tidak sedih temanku meninggal, aku sedih, tapi... Kau pasti tahu kata-kata ini, walaupun ada orang yang tewas, mereka yang hidup harus tetap melanjutkan hidup mereka,"
"Apa Lisa tidak bisa melanjutkan hidupnya?" tanya Jiyong, karena menurut penilaiannya Lisa tidak terlihat seperti yang Bobby gambarkan. Lisa terlihat terganggu karena kepergian Jungkook namun gadis itu tidak terlihat sesedih Rose, gadis itu masih bisa tersenyum dan tertawa di depan Jiyong.
"Dia terlihat berbeda, dia menghindari orang-orang sekarang," jawab Bobby yang lagi-lagi tidak sesuai dengan penilaian Jiyong.
Lisa tidak menghindarinya, Lisa tidak menghindari Jiyong, gadis itu justru terlalu sering mengiriminya pesan sampai Jiyong merasa perlu menonaktifkan notifikasi di handphonenya– agar pekerjaan dan pembicaraannya dengan para saksi tidak terganggu oleh getar notifikasinya.
Disaat Jiyong masih diam, menimbang di antara melihat notifikasi handphonenya sekarang atau nanti, Bobby justru berucap– apa alasan Jiyong datang menemuinya siang ini. "Apa ada yang ingin kau tanyakan tentang kasus itu?" tebak Bobby dan Jiyong langsung menepis jauh-jauh timbangannya tadi. Ia sudah memutuskan untuk tidak melihat notifikasi di handphonenya, ia sudah memutuskan untuk memusatkan seluruh konsentrasinya pada cerita Bobby.
"Di hari kejadian, apa saja yang kau lakukan?" tanya Jiyong, melempar satu pertanyaannya.
"Tidak banyak," jawab Bobby. "Saat pagi aku berangkat bekerja seperti biasanya. Aku berangkat dari rumah dengan mobilku, kemudian menghabiskan setengah hariku di studio. Di jam makan siang aku pergi menemui Lisa di cafe tempat kerjanya. Lalu kembali ke studio sampai sore. Setelah itu aku menjemput Lisa dan kami pergi berenang bersama, di hotel dekat tempat kerja Lisa. Kira-kira jam delapan, kami makan malam di hotel itu juga, kemudian pulang sekitar pukul sepuluh malam. Saat kami pulang, Rose dan Jungkook ada di ruang tengah, seperti biasanya, mereka selalu berada di sana, biasanya mereka duduk di sana sampai jam sebelas malam. Aku tidak memperhatikan obrolan mereka, aku hanya melangkah masuk ke kamarku dan meninggalkan Lisa yang ikut mengobrol di sana. Tapi Lisa tidak lama berada di sana, berselang beberapa menit gadis itu juga masuk ke kamarnya. Kamarnya ada di sebelah kamarku, aku bisa mendengarnya membuka lalu mengunci pintu kamarnya– seperti biasanya," jawab Bobby.
"Apa tangga menuju ke lantai dua selalu berderak?"
"Ya, setiap kali di injak lantainya selalu berderak. Aku sudah meminta Rose untuk menelepon seseorang dan mengecek atau memperbaiki tangga itu, tapi Rose belum melakukannya. Suara derak tangganya sangat mengganggu," jelas Bobby dan Jiyong menganggukan kepalanya.
Pertanyaan Jiyong yang kedua adalah hubungan Bobby dengan Lisa. Mendengar pertanyaan itu, Bobby sedikit heran. Pria itu bertanya-tanya apa pentingnya mengetahui hubungan mereka. Namun Jiyong mengatakan kalau ia akan memutuskannya nanti– "untuk sekarang aku tidak tahu dimana letak pentingnya pertanyaanku itu, aku akan memutuskan penting tidaknya pertanyaan itu setelah aku mendengar jawabannya."
"Kami dekat dan sering menghabiskan waktu bersama," jawab Bobby– ia ingin mengaku kalau ia mengencani Lisa, namun pria itu tidak yakin dengan hubungan mereka. Lisa belum menerima pernyataan cintanya. Di malam ia meminta Lisa jadi kekasihnya, Jungkook tewas– sebelum Lisa memberinya jawaban.
"Kalau hubungan kalian dengan Jungkook? Apa mungkin kalau Jungkook juga ingin dekat dengan Lisa? Karena itu dia bertengkar dengan Rose?" tanya Jiyong, membuat Bobby lantas mengangkat alisnya– ia tidak menduga pertanyaan itu sebelumnya.
"Jungkook tidak menyukai Lisa," jawab Bobby kemudian, setelah selama beberapa detik Jiyong hanya diam menunggu jawaban Bobby.
"Kau tahu alasannya?"
"Dia bilang Lisa bukan gadis baik-baik, klise sekali," ujarnya sembari menerawang ke malam terakhir ia bicara dengan Jungkook– satu minggu sebelum Jungkook tewas. "Dia bilang Lisa hanya ingin memanfaatkanku, Lisa hanya ingin mendapatkan uangku. Tapi aku bilang padanya kalau itu tidak benar, aku tidak punya uang- maksudku kalau Lisa memang hanya ingin mengambil uang kekasihnya, dia akan mengencani seorang pria yang punya banyak uang. Lisa mampu melakukan itu, aku pernah melihatnya menolak seorang pengacara. Di banding seorang pengacara, aku tentu tidak punya apapun. Jadi aku tahu Lisa bukan gadis yang seperti itu, tapi beberapa hari setelah Jungkook mengatakan itu padaku– di hari ia tewas, kira-kira jam dua belas, aku melihatnya menahan Lisa di depan cafe. Dia memegang tangan Lisa dan menahannya agar tidak pergi. Melihat kejadian itu, bukankah wajar kalau aku berfikir dia ingin membodohiku dengan berpura-pura membenci Lisa untuk merebut gadis itu dariku?"
"Tapi Jungkook berkencan dengan Rose,"
"Hubungan mereka tidak begitu baik, semua orang tahu Jungkook berselingkuh di belakang Rose," balas Bobby dan Jiyong menganggukan kepalanya– memahami situasi yang Bobby rasakan itu.
Sial sekali karena sekarang, Jiyong tidak bisa menghapus salah satu dari empat orang itu dari daftar orang yang ia curigai. Sikap Lisa, sikap Mino, cerita Rose dan cerita Bobby, semuanya memiliki potensi untuk menyingkirkan Jungkook. Lisa yang terlalu menggebu-gebu seolah ingin menuduh seseorang, Mino yang menolak mentah-mentah penyelidikannya seolah tengah menyembunyikan sesuatu, Rose yang bisa mendengar segalanya kecuali pembunuhan kekasihnya dan Bobby yang punya motif untuk melakukan pembunuhan itu– Jiyong belum bisa menyingkirkan siapapun. Tapi Jiyong memang tidak terlalu terburu-buru.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me, Monsieur!
FanfictionSeorang pria berusia dua puluh enam tahun ditemukan tewas di ruang tengah sebuah penginapan dua lantai. Di lantai atas, ada dua orang tamu yang baru saja masuk ke dalam kamar masing-masing. Di lantai bawah, si penjaga penginapan tengah berbaring di...