28

2.5K 364 47
                                    

TAHU satu hal yang lebih membuatku iri dan merasa asing di sini? adalah karena ini merupakan perkumpulan keluarga kedua yang kudatangi—dan masih dalam keluarga yang sama. Semua orang mungkin tahu kalau aku adalah aktris terkenal dan hidup bahagia, namun ada satu tempat dalam diriku yang nyatanya selalu kosong dan tak pernah diisi. Selain karena aku tidak mengenal siapa ayahku, dan keluarga ayahku, nahasnya aku juga tidak begitu mengenal dengan baik keluarga dari pihak ibuku.

Pandanganku mulai buram, ada airmata yang menggantung di pelupuk mataku saat merasakan bagaimana perlakuan keluarga Myungsoo kepadaku. Begitu baik. Begitu perhatian. Kukatakan keluarga Myungsoo karena memang sepenuhnya begitu, tanpa terkecuali. Pertemuan kedua dengan suasana intim seperti ini sungguh terkesan jauh berbeda, bahkan yang semula kuduga wanita penyebalkan ternyata begitu ramah kepadaku—aku sedang bicara soal ibu tiri Myungsoo. Juga bagaimana ayah dan kakek Myungsoo yang nampak lebih 'mudah digapai' saat tak mengenakan setelan formal—sibuk bercanda dan menanyakan hal-hal tentang diriku. Bahkan kakek Myungsoo menanyakan keseharianku, yang mana tidak ada yang pernah bertanya soal itu padaku sebelumnya bahkan ibuku sendiri.

Celaka, aku sepertinya mulai menginginkan keluarga ini juga.

Kepalaku menunduk, tersenyum kecut sambil menatap satu telapak tangan yang kini dikelilingi perban hasil karya Myungsoo.

Kurasakan tangan Myungsoo tiba-tiba menggenggam satu tanganku yang tak di perban, dan berbicara meminta perhatian. Aku menelan saliva gugup, semburat jingga mulai bermunculan dari langit menandakan hari sudah petang dan akan berganti malam. Mau tak mau aku langsung mendongak, kepalaku agak miring untuk menatap garis rahang Myungsoo dari samping. Dia sepertinya bersungguh-sungguh ingin menjadikanku the next ibu negara Kimsung.

Kedua mata Myungsoo menatap perlahan pada nenek, kakek, serta kedua orangtuanya. Kurasakan genggaman tangannya padaku yang semakin mengerat, sedikit dingin. Apakah ia gugup? Oh really? Tanpa sadar aku jadi ikutan gugup, perutku tiba-tiba terasa mulai apalagi setelah suasana mendadak hening seperti ini.

"Sejak dahulu aku selalu merasa kalau aku hanya butuh satu wanita dalam hidupku; yaitu nenek. Aku tumbuh besar dan dilimpahkan kasih oleh nenek, dan aku berpikir akan sulit menemukan sosok lain yang mampu menduduki di posisi yang sama dengan nenek di hatiku," ucap Myungsoo memulai. Suaranya rendah, halus, dan dengan intonasi yang stabil. Aku seperti sedang menonton drama-drama. Kuarahkan pandanganku pada wajah bergurat halus termakan usia yang duduk persis di sebrang meja depan kami, dan aku bisa langsung melihat matanya berkaca-kaca. Beliau sepertinya tahu arah dari pembicaraan ini—tidak, kupikir semua anggota keluarga yang ada di sini tahu kemana arah pembicaraan ini. Termasuk dua orang yang duduk bersisian dengan raut wajah tegang. Yep, si pengantin baru itu. Fokusku kembali teralihkan saat merasakan tangan Myungsoo kembali meremas tanganku. Lalu, suaranya kembali terdengar. "Tapi sepertinya aku harus mengatakan maaf karena sekarang aku menemukan wanita lain yang menduduki posisi yang sama dengan posisi nenek. Nenek pernah mengatakan padaku untuk mencari pasangan yang bukan hanya membuatmu jatuh cinta, namun membuatmu selalu ingin bersamanya. Dan kini, aku menemukan hal itu dalam diri wanita di sampingku."

Genggaman tangan Myungsoo terlepas, tiba-tiba ia duduk berlutut di lantai dengan kedua tangan berada di atas paha. Lalu kembali bersuara, "Aku ingin meminta izin kepada nenek, kakek, dan ayah, agar diperbolehkan mengambil tanggung jawab lebih besar lagi. Aku ingin menikahi Suzy."

Omoo... Jantungku mulai tak normal lagi. Astaga, astaga!

Kulihat nenek Myungsoo mengangguk haru seraya mengusap airmatanya yang jatuh ke pipi. Sementara itu yang lain masih bungkam.

Ibu tiri Myungsoo nampak tersenyum ramah kepadaku, dan aku malah meringis alih-alih membalas senyumannya. Aku benar-benar tidak tahu jika aku bisa sampai di fase ini, maksudku dalam waktu dekat ini. Semesta memang benar-benar tak bisa diprediksi.

The Celebrity And Her Perfect Match | MYUNGZY COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang