15K 4.3K 1K
                                    

"Itu tuh, yang duduk deket jendela."

Eric menunjuk orang ia bilang mencari Juyeon tadi. Sebenarnya dia ingin tertawa, soalnya mulai dari kaos, jaket, sampai tasnya bergambar babi, bermacam-macam warna pula.

Ada yang pink seperti di film marsha and the bear dan ada yang hijau seperti di game angry bird.

Sepertinya pria yang satu itu memang cinta dengan babi.

DASAR BABI!

"Gue beneran gak kenal, emang tadi dia ngomong apa aja?"

"Katanya, dia pingin ketemu sama lo. Terus kalau lo lupa, dia bilang coba inget-inget nama Ju Haknyeon, gitu."

Ju Haknyeon? Siapa dia? Juyeon yakin dia tidak mengenal pria tersebut. Tahu nama saja tidak, bagaimana mau ingat?

"Samperin, gak?" Tawar Eric. "Gue juga kepo sama dia, soalnya tadi dia keliatan pengen kasih sesuatu ke lo. Tapi gak jadi pas gue bilang lo lagi di toilet, bantu dua pramugara itu."

"Awasin aja dulu, kalau nanti mulai mencurigakan baru disamperin," balas Juyeon sembari mengawasi pria penyuka babi tersebut.

Aduh, kenapa dari tadi babi terus sih?

"Kak Juyeon," panggil Eric berbisik. "Liat deh, orang itu mau kemana, ya? Kok bawa koper kecil?"

Juyeon menolehkan kepala untuk melihat siapa yang dimaksud Eric. Benar saja, ada laki-laki sedang berjalan menuju toilet belakang sambil membawa koper hitam, dia terlihat mencurigakan.

"Ric, tolong panggil Younghoon atau Hyunjae. Gue mau cari tau," suruh Juyeon lalu menyusul laki-laki mencurigakan itu.

Ting!

Ponselnya berbunyi, membuatnya berhenti sejenak untuk melihat pesan singkat yang baru saja masuk itu.

021-000000000
5 menit dari sekarang

Ah, pasti cuma untuk menakut-nakutinya saja. Dia memilih tidak peduli dan berlari mengejar orang itu. Otomatis perhatian para penumpang terfokus kepadanya, siapa sih yang tidak penasaran bila ada yang lari-lari di dalam pesawat?

Brak!

"Apa. isi. koper. itu?" Tanya Juyeon penuh penekanan setelah berhasil masuk ke dalam toilet dan mendorong orang itu.

"B-bukan apa-apa!"

"Perilaku lo mencurigakan, lo mengendap-ngendap kesini sambil ngeliatin sekitar lo. Sekali lagi gue tanya, apa isi koper itu?"

Juyeon menatap wajah orang itu, sepertinya dia pernah melihatnya. Ah benar, dia salah satu temannya Sunwoo.

"Gak ada, lo keluar sekarang!"

Ctak!

Brak!

Orang itu menodongkan pistol padanya, tapi Juyeon dengan sigap menangkis tangan orang itu dan berusaha menjatuhkan pistolnya.

"Kalau lo jujur, gue jamin lo bakal aman," ujar Juyeon sedikit tertahan karena orang itu berusaha melawannya.

Brak!

Tendangan Juyeon terima di perutnya, dia terdorong mundur ke belakang. Tapi dia langsung bergerak untuk menahan orang itu agar tidak menembaknya.

Perkelahian pun terjadi. Juyeon berusaha mempertahankan keselamatan dirinya sendiri dari pistol yang dipegang orang itu.

Bugh!

"Lo jago berantem juga, ya," ucap orang itu sedikit meremehkan. Juyeon tidak tinggal diam, dia balas memukul orang itu hingga menghantam dinding pesawat.

"Jujur atau mati."

Orang itu berusaha melepas tangan Juyeon yang memiting lehernya dengan kuat sampai tak bisa bernafas. Wajahnya pun memerah, tangannya berusaha keras untuk melawan.

"Cepet jujur!" Seru Juyeon mendesak. Rahangnya mengeras, dia marah.

Namun orang itu malah berusaha menggapai pistolnya yang terjatuh. Juyeon tak membiarkan itu terjadi, dia eratkan tangannya, membuat orang itu seketika terdiam.

Keadaan berubah hening, tak ada lagi pergerakan. Juyeon pun sadar apa yang ia lakukan.

Ia baru saja membunuh seseorang.

Reveal | The Boyz ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang