Table D ‘hote Restaurant, buka pukul 08.00 hingga 16.30, menyediakan berbagai menu makanan pembuka hingga penutup. Tersedia layanan delivery order ke berbagai tujuan. Selamat menikmati hidangan dan jangan lupa datang kembali!
Semua itu tertulis di sebuah papan tulis berukuran sedang di depan pintu masuk Table D ‘hote Restaurant yang sudah berdiri sejak beberapa tahun yang lalu, dan merupakan tempat makan paling di gemari, khususnya di desa Zabava. Tak dapat pula dipungkiri bahwa restoran itu memiliki pelayan-pelayan yang tampan dan cantik, membuat pelanggan jatuh cinta pada pandangan pertama. Seluruh member harus bekerja dengan dua pilihan, sebagai chef atau pelayan. Dari 13 orang member yang sebelumnya sudah lama bekerja disana, kecuali Hana, terdapat 4 orang chef dan sisanya pelayan. Tentu saja Meddy bekerja sebagai manajer restoran. Dan sekarang giliran Hana harus memilih, bekerja sebagai chef atau pelayan.
"Jadi, apa pilihanmu?" Jinho bertanya lekat-lekat pada Hana, yang saat itu harus memutuskan pekerjaannya. Situasi itu cukup menegangkan bagi Hana, bagaimana tidak, ia di tatap oleh banyak pasang mata yang menunggu jawabannya.
"Aku, memilih untuk menjadi chef", ujarnya ragu. Hana memang memiliki kemampuan memasak sebagai chef dirumahnya selama 10 tahun belakangan ini. Lagipula ia tak memiliki kemampuan bersosialisasi yang tinggi untuk menjadi seorang pelayan.
" Yes!! Sudah diputuskan. Welcome to be part of member chef, Hana", teriak Jinho kegirangan. Pria itu memang seorang chef, saat makan malam kemarin, ia menggunakan pakaian putih dari ujung kepala ke ujung kaki, dan ada 3 member chef lain. Jinho menarik lengan Hana ke dalam sebuah dapur di lantai 1 restoran.
"Ini tempat kita bekerja, dan mari kita perkenalkan diri sekali lagi agar akrab", ujarnya kegirangan. Entah apa yang membuat Jinho menyukai kehadiran Hana, sejak awal.
" Perkenalkan, saya Hana. Mohon bantuan kalian semua untuk kedepannya!", ujar Hana dengan semangat. Ia tak ingin merasa terpuruk sekarang, setidaknya ia mendapat dukungan dari Jinho, membuatnya merasa agak tenang.
"Baiklah, sekali lagi, saya Jinho, kepala Chef disini, kalian bisa memanggilku Jinho", jelasnya.
" Aku Yoo Ra, senior chef disini, semoga kita bisa berteman", ujar seorang wanita satu-satunya yang Hana lihat selain dirinya memperkenalkan diri.
"Hakko, senior chef", ujar seorang pria berumur 30 tahunan itu memperkenalkan diri. Ia terlihat seperti seorang chef profesional, dari wajahnya saja Hana bisa tahu dia hebat memasak".
"Nicholas, junior chef, jangan terlalu senang berada disini, bocah, ini bukan tempat bermain anak-anak!", lelaki ini memasang wajah sinis dan terlihat membenci Hana. Umurnya 3 tahun lebih tua dari gadis itu.
" Nich, berhenti mengganggu anak baru. Lagipula kau juga bocah, selain Hana, kau member chef termuda disini, jadi kau juga seorang bocah!", Jinho menceramahi Nich, panggilan Nicholas, selagi pria itu memasang wajah masam tak suka. Ia berlalu begitu saja tanpa merespon Jinho.
"Maafkan perilakunya, Hana. Ia memang anak yang kasar, tapi ia baik, jadi jangan khawatirkan itu", jelas Jinho agar membuat Hana tidak merasa tegang.
" Terima kasih, kepala chef", balas Hana dengan tersenyum tulus. Ia merasa beruntung saat pemimpin chef disini begitu baik padanya, walau ada seseorang terlihat tak suka.
"Nah sekarang saatnya ganti seragam. Yoo Ra, berikan ia seragam", Jinho memberi perintah dan berlalu begitu saja. Segera saja wanita itu memberikan sebuah kantung putih kepada Hana.
" Ganti pakaianmu dengan ini, lalu kita akan mulai bekerja", jelasnya.
"Baik, terima kasih". Yoo Ra berlalu meninggalkan Hana. Gadis itu segera naik ke lantai 2 untuk berganti pakaian. Sepertinya ia cukup suka dengan model seragam chef barunya. Baju berwarna putih melilit manis di tubuh kecilnya, dengan celana berwarna senada sudah bertengger menutupi kaki, dan sepasang sepatu hitam mengkilap sudah menunggu untuk digunakan. Sekarang ia sudah siap. Saatnya bekerja!
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Red Hooded Wolf Girl
Hombres LoboHana, seorang gadis yang tinggal bersama ayahnya di pelosok desa yang tertinggal, bersama orang-orang yang terbuang. Mereka hidup damai selama bertahun-tahun hingga ayahnya yang sedang sakit parah, menceritakan sedikit tentang masa lalunya. Umurnya...