Dua

17 4 17
                                    

Cleansing your heart


***

'Bikin Allah jatuh cinta dengan taubat, Allah mencintai hambanya yang senang mensucikan diri.'


______

"Rumi, keluar yuk!, katanya anak - anak lagi ngumpul disana."

"Dimana?"

"Cafe biasa, hayuk lah!"

Aku berpikir keras, disatu sisi aku ingin ikut kumpul dengan teman - teman, tapi disisi lain aku ingin fokus memperbaiki diri. Karna dari beberapa hal yang pernah aku dengar dari Hanum, kita seharusnya tidak terlalu banyak berinteraksi dengan lawan jenis. Dan sudah dipastikan kebanyakan teman - teman ku adalah laki - laki. Jadi, aku memutuskan untuk saat ini aku akan mengurangi interaksi yang tidak perlu dengan mereka.

"Aku kayaknya nggak bisa ikut deh, Chel."

"Kenapa, sih?"

"Lain kali aja deh, ada hal yang mau aku kerjain soalnya. Maaf, ya."

Chelsea berdecak diseberang, membuatku agak khawatir. Karna, Chelsea yang marah adalah suatu hal yang merepotkan.

"Yaudah deh. Nanti aku sama Aldi aja kalau kamu nggak bisa."

"Ya. Oke, havefun kalau gitu."

Huh. Aku menghela napas lega. Beruntung juga Chelsea tidak memaksa. Karna hari ini aku berencana untuk pergi ke rumah Hanum, aku akan belajar darinya lagi.

🍁🍁🍁

"Bagaimana, sih?"

Aku menatap poster kaligrafi yang ditempel di dinding kamar Hanum, sementara dia sedang sibuk membaca, entah apa yang ia baca.

"Apanya yang bagaimana?." Tak lama Hanum meletakkan bukunya kemudian menaruh perhatiannya padaku.

Aku menghela napas, "bagaimana caranya supaya kita bisa fokus memperbaiki diri?." Aku bangkit dari rebahan ku kemudian menatap Hanum dengan serius, "Aku pengen kayak kamu, atau kayak temen - temen yang lain. Pengen jadi anak sholehah. Katakanlah, aku pengen taubat, gitu."

Hanum terdiam, lagi. Seperti beberapa hari yang lalu ketika aku pertama kali mengutarakan niatku untuk berubah. Aku tau dia pasti sedang memikirkan kata - kata yang pas, yang mudah untuk diterima.

"Cleansing your heart."

Aku mengangkat alis, tapi masih menatap Hanum. Masih menunggu penjelasan lebih lanjut.

"Seperti yang pernah aku dengar dari ceramah Ustazah Haneen Akira. Bersihkan hatimu dulu," Lanjutnya.

Aku semakin bingung, siapa pula Ustazah Haneen Akira ini?

"Nggak tau?," Tanya Hanum setelah melihat tampang bingung ku untuk yang kesekian kalinya. Aku cengengesan lagi, seraya meminta maaf.

Yah, jujur saja. Aku memang tidak terlalu tau siapa ustazah ini, tapi biar nanti aku cari tau dan coba dengar ceramahnya.

Hanum menghela napas, kemudian melanjutkan. "Bersihkan hatimu. Bikin Allah jatuh cinta dengan taubat, karna Allah mencintai hamba yang senang mensucikan diri. Baik suci fisik maupun hati."

Aku akan bertaubat, Ya Allah. Ini janjiku.

Mendadak aku merasa masam, ingin menangis bila teringat dosa - dosa yang telah aku perbuat. Hanum mungkin mengerti kesedihanku, dia menepuk pelan tanganku.

"Lagi keinget yang nggak bagus, bersih - bersih lagi. Lagi galau, bersih - bersih lagi. Lagi stress, bersih - bersih lagi. Yang rajin bersih - bersih, InsyaAllah, Allah berkunjung."

"Dan bahkan, Allah mungkin akan betah berkunjung di hati kita. Ini tokcer banget, kalau kita rajin taubat. Langsung maknyus ke Allah."

Hanum beberapa saat tidak melanjutkan, dan aku menatapnya. Hanum hanya tersenyum, "begini kurang lebih ceramah yang aku dengar dari Ustazah Haneen."

Oh, sampai sini?

"Jadi, intinya kita harus bersih?," Tanyaku, seolah aku ingin Hanum memberikan lebih banyak penjelasan, lagi.

"Iya, biar noda - noda yang ada di hati kita, di badan kita juga hilang. Kebersihan juga kan katanya sebagian dari iman, iya kan?."

Aku hanya mengangguk, mengerti.

Untuk mendekatkan diri dengan Allah, pertama - pertama aku akan banyak bertaubat, dan membersihkan diri.

"Jangan lupa pakai rinso."

"Hah?" Aku awalnya menatap Hanum tidak mengerti. Tapi setelah melihat senyumnya, kemudian baru aku mengerti.

Dia sedang menggodaku. Kami tertawa. Aku senang, bisa mengenal Hanum. Bersamanya mungkin bisa membuatku menjadi lebih baik lagi, memudahkan ku dalam prosesnya.

"Makasih, ya."

Giliran Hanum yang mengangkat alis.

"Udah bantuin aku, buat belajar memperbaiki diri." Kataku tulus. Yah, aku benar - benar tulus.

"Kita sama, kok. Kita disini sama - sama belajar dan sedang berusaha. Belajar menjadi orang baik, dan berusaha untuk merealisasikannya. Yang kita perlu jaga adalah, istiqamah. Istiqamah jangan sampe hilang."

Benar.

Aku dan Hanum sama - sama sedang belajar. Dan semoga kita bisa istiqamah sampai akhir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menata Langkah Menuju JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang