❝ The difference you mentioned is for our current impossible condition. ❞
─ Universe Game
"Kenapa, Anne? Kamu ngelamun terus daritadi." kata Moza memegang bahu Anne. Gadis itu terus diam selama pelajaran IPA berlangsung.
Anne menoleh ke arah Moza. "Aku gakpapa kok." Anne tersenyum tipis berusaha meyakinkan Moza bahwa dirinya baik-baik saja.
Moza menggeleng. "Gak percaya. Kamu jangan bohong. There's a problem? "
"Aku — "
"Kita ini temen 'kan? Kamu boleh cerita apapun sama aku. Aku memang belum tentu bisa kasih kamu solusi tapi aku bakalan berusaha buat jadi pendengar yang baik untuk kamu." kata Moza dengan suara yang agak pelan karna masih ada guru di dalam kelas mereka.
"Jadi kamu kenapa? Kalau kamu gak komunikasiin, aku gak bakal tau. Aku bukan cenayang lho, Anne." lanjut Moza dengan sedikit bercanda.
"Kailee." bisik Anne pelan tapi masih bisa di dengar oleh Moza dikarenakan posisi mereka cukup berdekatan.
"Kailee? Dia apain kamu? Perlu gak aku labrak ke kelasnya?" tanya Moza yang emosinya sudah tersulut. Dari awal dia emang gak suka sama Kailee. Hal pertama yang buat Moza gak suka sama Kailee itu karna mukanya itu cantik banget, dia iri dong. Yang kedua itu karna ngeselin aja.
"Dia suka sama Mahesa tap — "
"Tapi Mahesa gak suka sama dia. Terus dia suruh kamu ngejauh dari Mahesa karna dia gak suka kamu deket-deket sama Mahesa. Gitu 'kan?" cerocos Moza cepat sebelum Anne menyelesaikan ucapannya. Moza mah udah paham sama yang kayak gini-gini.
Anne menggeleng. "Gak, Moza. Dia gak suruh aku ngejauhin Mahesa kok."
"Terus dia ngomong apa ke kamu? Tapi aku tebak gak jauh-jauh dari Mahesa sih pasti."
Anne mengangguk. "Iya, tentang Mahesa."
Moza tersenyum puas mendengar tebakannya yang benar. "Kailee bilang dia mau dekat sama Mahesa dan buat Mahesa nyaman sama dia sebagai seorang teman."Moza rolling eyes. "Anne, Anne. Kailee ngomong gitu dengan maksud minta kamu buat ngejauhin Mahesa. Cuma itu versi halusnya aja."
"Tapi — "
"Dia memang gak ngomong langsung tapi dia harap kamu paham gitu lho sama yang dia minta." jelas Moza lagi biar pikiran Anne tuh langsung terbuka.
"Kalo memang maksudnya Kailee begitu, kenapa dia gak ngomong langsung aja 'kan? Biar semuanya lebih jelas. Biar aku juga tau apa alasan aku untuk ngejauhin Mahesa."
"Mungkin dia ngerasa gak enak." Moza mengendikkan kedua bahunya. "Tapi emang kamu mau ngejauhin Mahesa cuma karna disuruh Kailee?"
Anne mengangguk meskipun ragu dan Moza sadar akan hal itu. "Kailee cuma mau buat Mahesa nyaman di dekat dia sebagai seorang teman. Gak ada salahnya 'kan kalo aku ikut bantu? Aku lihat juga Kailee orangnya baik dan seru kok jadi emang seharusnya Mahesa nyaman temenan sama dia."
"Kocak banget si Kailee. Kalo dia mau buat Mahesa nyaman sebagai teman, kenapa dia harus suruh kamu buat ngejauh dari Mahesa? Harusnya dia ngajak Mahesa buat deeptalk sama dia bukan malah suruh kamu ngejauh dari Mahesa. Kamu 'kan gak ada hubungannya sama hubungan mereka, Anne." ujar Moza mengeluarkan pendapatnya.
Memdengarnya, Anne langsung merasa bahwa yang dikatakan Moza itu ada benarnya juga. Kenapa Anne harus ikut-ikutan ke dalam masalah orang lain sedangkan dari awal Anne juga gak paham apa-apa.
"Masalah Mahesa nyaman atau enggaknya sama Kailee itu haknya Mahesa. Kailee gak bisa maksain." kata Moza lagi. "Lagian cuma mau temenan doang pake segala suruh-suruh kamu ngejauh. Bodoh banget. Cara mainnya terlalu gampang buat dipahami kalo kamu lebih pikirin matang-matang."
"Aku agak gak enak buat nolak Kailee, Za. Dia sesuka itu sama Mahesa."
"Gini deh, Anne. Kalo misalnya kamu ikutin kemauan si Kailee buat ngejauhin Mahesa, kamu harus ada alasan. Alasan apa yang mau kamu bilang kalo seandainya Mahesa sadar kamu ngejauhin dia?"
Anne menggeleng.
"Ya, jelas kamu gak tau karna bukan kamu yang mau tapi orang lain. Berhenti buat orang lain senang dengan cara menyiksa diri kamu sendiri."
"Kalau kamu gak berani ngomong ke Kailee, nanti aku aja deh yang ngomong. Kalau perlu kita aduin juga ke Mahesa biar dia kena semprot." ujar Moza tak berperasaan.
Anne memukul lengan Moza pelan. "Jangan gitu! Mungkin Kailee gak sadar kalo cara dia mau dekat ke Mahesa itu salah."
"Emang salah, Anne. Kamu tuh, ya, sifat naifnya kebangetan!" Moza gemas sama temannya yang satu ini. "Dia bawa-bawa kamu yang gak tau apa-apa ke dalam masalah dia sama Mahesa dan itu salah besar."
"Lo mau jauhin gue, Anne?" tanya Mahesa yang tiba-tiba muncul ke hadapan Anne dan Moza. Kedua gadis itu sontak terkejut dan tanpa mereka sadari, sejak lima menit yang lalu, guru IPA mereka sudah keluar kelas karna jam mata pelajarannya sudah selesai.
๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑
moza friend-able bangett 💕💐
hope y'all get a friend like her 👭🏻see u soon in next part 💟
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ universe game ❞ ✓
Novela Juvenilft. enhypen's heeseung ❝ The universe played with both of them but Mahesa and Anne's feelings remained the same and didn't change. ❞ ━ completed » plagiarism and hate comments are not allowed! ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ©dowlette