TIGA

314 47 10
                                    

Kampus tampak sangat riuh hari itu, seperti biasa. Semua orang sibuk dengan rutinitas masing-masing. Udara yang kian menusuk kulit tak mengurangi semangat dan kesibukan mahasiswa disana untuk belajar dan mendapat nilai terbaik. Maklum, universitas nasional seoul bukan kampus abal-abal yang mudah dimasuki. Hanya anak-anak pilihan dan terbaik yang berada disana. Dan, mungkin anak dengan otak pas-pasan dan minat yang pasang surut namun memiliki keberuntungan tinggi yang lolos.

"Ya tuhan Mirae... berhentilah bermain dengan ponselmu." omel Yooran. Ia menggandeng lengan Mirae yang masih terpaku dengan ponselnya. Yooran menghentikan langkahnya di depan tangga. Banyak orang lalu lalang disana. Tipe kampus super sibuk. Ia tak ingin Mirae menabrak seseorang dan berakhir terluka hanya karna sahabatnya itu terus terpaku pada instagram pemuda keren gebetan barunya.

"Kau bisa menuntunku kan?" ucap Mirae enteng. Yooran langsung mendengus kesal. Dengan kecepatan cahaya Yooran merebut ponsel Mirae dan langsung melemparkan pelototan tajam pada Mirae.

"Oke-oke baiklah. Ayo jalan." Mirae mengaku kalah dan membiarkan Yooran menyandera ponselnya. Baru beberapa langkah menapaki anak tangga, Mirae menarik tangan Yooran untuk berhenti. Matanya menatap kearah atas, tepat kearah anak tangga terakhir. Yooran mengikuti arah pandangan Mirae. Tampak seorang pemuda dengan aura ceria disana tengah mengumbar senyum manis dengan tatapan mata kearah mereka berdua. Mirae langsung menyikut lengan Yooran dan tersenyum genit. Yooran hanya memutar bola matanya dan melanjutkan langkahnya sembari melepas tautan tangan Mirae.

"Annyeong Yooran. Selamat ulang tahun ya." ucap pemuda itu. Jung Ho Seok. senior Yooran dan Mirae.

"Terima kasih sunbae." Yooran hanya tersenyum kecil.

"Mirae annyeong..." Hoseok melambaikan tangan pada Mirae yang baru tiba disana.

"Annyeong sunbae. Hari ini sunbae terlihat berbeda ya. Sangat cerah di hari yang dingin dan bersalju ini." Puji Mirae. Hoseok tertawa ringan.

"Jangan memuji ku seperti itu Mirae." Wajah Hoseok langsung memerah. "Oh ya Yooran, kau ada acara malam ini?" tanya Hoseok. Yooran dan Mirae saling memandang satu sama lain.

"Aku masuk kelas duluan ya Yooran. Sampai jumpa lagi sunbae." ucap Mirae dan langsung melangkah menjauh dari mereka berdua dengan wajah penuh senyum menggoda.

"Emm... itu... aku harus mengerjakan tugas dari professor Ahn. Ada apa sunbae?" tanya Yooran. Sudah beberapa kali Hoseok mencoba untuk mengajaknya keluar. Entah itu makan siang, atau hanya sekedar pergi membeli kopi atau coklat panas di café dekat kampus. Namun Yooran selalu memiliki alasan untuk tidak pergi. Entah karena tugas, pekerjaan atau hanya sekedar menonton drama favoritnya di televisi

"Ah..." Hoseok mencoba untuk menyembunyikan kekecewaan di wajahnya. Tangannya reflek memainkan ujung jaket tebal berwarna hitam yang ia kenakan. Senyumnya berubah kikuk dan canggung. "Baiklah. Mungkin lain kali." sambungnya.

"Mianhae sunbae, kau tau bagaimana professor Ahn kan? Dia lebih menyeramkan daripada lorong angker yang ada dibelakang gedung ekonomi." Hoseok tertawa pelan mendengar alasan gadis yang ada didepannya itu. Melihat Yooran menggigit bibir bawahnya membuat Hoseok ingin mencubit pipi gadis itu sanking gemasnya.

"Baiklah. Lain kali saja, tapi kau yang traktir kan?" tanya Hoseok iseng.

"Yaa... Jung Hoseok!" Seorang pemuda dengan perawakan tinggi bak model langsung merangkul Hoseok dan membuat pemuda itu sedikit terhuyung.

"Yaa... Kim Namjoon! Berhenti melakukan itu. Kita bisa jatuh dari tangga ini dan kau mungkin saja membunuh dirimu sendiri." omel Hoseok. Namjoon hanya tersenyum lebar hingga lesung pipi nya terlihat. Yooran ikut tersenyum melihat tingkah dua sahabat itu. Kim Namjoon adalah sahabat baik Hoseok. Sama seperti ia dan Mirae. Kim Namjoon adalah mahasiswa populer dengan indeks nilai 1% di kampus. Indeks yang hanya di capai oleh anak-anak jenius keturunan Aristoteles ataupun Einstein. hihihi...

"Yooran, annyeong. Selamat ulang tahun." ucap Namjoon tanpa melepas rangkulan tangannya pada Hoseok.

"Terima kasih sunbae." Yooran melihat kearah jam tangan kecil yang melingkar di pergelangan tangannya. 10 menit lagi kelas Professor Baek dimulai. Ia tak ingin terlambat masuk kelas.

"Sunbae, aku harus masuk kelas. Aku duluan ya. Sampai bertemu lagi." Yooran membungkukkan badannya lalu tersenyum pada keduanya. Ia segera bergegas menuju kelas. Professor Baek adalah orang yang sangat disiplin. Ia tidak akan mentoleransi keterlambatan apapun alasannya. Bahkan jika terjadi badai topan ataupun perang dunia, tepat waktu adalah prioritasnya.

"Kau terus saja mengacau." Gumam Hoseok sambil melihat sosok Yooran yang semakin menjauh.

"Berhentilah mengejar gadis yang tidak peka seperti dia. Ada lusinan gadis di kampus ini yang ingin berkencan denganmu. Kenapa harus terus mengejar gadis seperti itu sih? Dasar idiot."

Hoseok melempar tatapan tajam pada Namjoon. Ia berharap bisa menyumpal mulut sahabatnya itu dengan apapun asal tidak berisik lagi. "Jika kau membuka mulutmu lagi, aku akan benar-benar menghancurkan reputasi 'polos' mu itu. Apa kau ingin koleksi video 'indah' mu kuhapus dan kusebarkan ke seluruh kampus? Sebelum aku hilang kesabaran jaga mulutmu, dan jaga baik-baik video 'indah'mu itu." ancam Hoseok seraya mengedipkan matanya dan tersenyum manis. Ia langsung pergi meninggalkan Namjoon dengan wajah cemberut di ujung tangga.

"Padahal dia juga ikut menonton. Dasar kuda!" Gerutu Namjoon.

My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang