Bab 14

26 7 10
                                    

Manusia tempatnya salah dan memaafkan. Jadi jangan pernah merasa paling benar, karena sejatinya kita hanyalah seorang hamba yang tidak bisa berbuat apa-apa.
//

Revan merenung di dalam kamarnya, ia baru saja kembali dari bawah ketika mendengar suara bel rumahnya yang dipencet. Awalnya ia ingin membukakan pintunya, namun niatnya urung ketika mendengar yang memanggilnya adalah teman-temannya.

Bukan tidak ingin, namun Revan masih menanggung rasa malunya. Bagaimana tidak? selama ini ia bersikap acuh tak acuh pada mereka namun mereka masih bisa berbaik hati dengan masih memikirkan Revan seperti ini. Pilihan nya dari awal memang tidak salah menjadikan mereka sahabatnya. Namun sikap Revan lah yang terkadang membuat semuanya menjadi runyam, sekarang Revan mengakuinya.

Dalam hatinya, Revan sudah meniatkan untuk meminta maaf kepada Zainab khususnya dan kepada teman-temannya umumnya. Selama mengkarantina diri dari zona teritorial sahabatnya, Revan menyadari kalau dalang dari semua permasalahan ini adalah dirinya sendiri.

Jauh dalam lubuk hatinya, ia tidak mau jika harus kehilangan mereka. Namun saat itu, egonya sedang berada di tingkat paling tinggi sehingga sulit untuk diturunkan.

"Nanti siang aku akan kerumah Zainab untuk minta maaf!" Tekadnya.

-

Dalam masjid, pagi-pagi begini Rama sudah melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Biasanya Rama akan membaca surah Ar-Rahman sebagai pilihan. Dari awal ketika Rama sudah mulai memantapkan diri untuk menghapalkan Al-Qur'an, dirinya langsung jatuh hati pada surah ini.

Dirham masih di rumah, sekarang jadwalnya untuk membersihkan rumah. Setiap harinya mereka bergilir, jika Rama sedang membersihkan rumah berarti yang akan mengisi lantunan di masjid adalah Dirham.

Suara Rama sangat lembut masuk ke dalam telinga, rasanya begitu mendamaikan hati siapapun yang mendengarnya. Maka tak jarang banyak wanita yang memang terkagum oleh sosok Rama.

"Shodaqallahul'adzim." Rama menutup mushaf Al-Qur'an dan menciumnya dengan khidmat. Kemudian mengembalikan lagi ke tempat semula.

"Ram, udah selesai ngajinya?" Tanya Dirham. Barusan setelah Rama menutup tadarus nya Dirham baru memunculkan dirinya.

"Alhamdulillah sudah Ham, kamu mau lanjut?" Tawar Rama.

"Boleh, setelah ini kamu kemana?" Dirham menerima mik nya dan mulai mengambil tempat Rama sebelumnya.

Ia mengeluarkan Al-Qur'an berukuran kecil yang ia bawa dari rumah.

"Mau disini saja, sholat dhuha."

-

Di ruang buku, Zainab sedang fokus membaca sebuah cerita tentang kisah nabi dan rasul. Jika sedang bingung ingin membaca apa, Zainab akan menjatuhkan pilihannya pada ini. Mengingat-ingat betapa luar biasanya mukjizat yang diberikan Allah subhanahuwata'ala kepada nabi.

Di telinga kanannya sudah Zainab sumpal dengan earphone wireless berwarna hitam. Melantunkan surah Ar-Rahman versi Muzammil Hasballah. Bahkan Zainab pernah bercita-cita akan mendapatkan mahar surah Ar-Rahman. Pasti akan lebih bahagia, batinnya.

"Apa Rama sudah hapal surah Ar-Rahman?" Zainab tiba-tiba berucap, pelan sekali.

Namun sedetik kemudian ia tersadar, "Astaghfirullah! kenapa jadi malah kepikiran Rama?"

Ramadhan bersama ZainabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang