Siji 🏰

31 4 0
                                    


.
.
.

Kuputuskan untuk mempercepat lariku, rumah-rumah sempit yang agak kusam seolah olah juga sedang berlari di ujung mataku. Angin malam semakin berhembus dan memainkan anak rambutku yang tidak ikut terikat. Aku masih berlari, aku berusaha kuat untuk bertahan. Meski gemetar, aku tak menghentikan laju kakiku hingga aku semakin masuk ke gang sempit. Lalu berlari ke arah kanan hingga akhirnya aku menemukan jalan yang agak besar dan mencari lokasi cocok yang tidak mencolok.

Aku mulai menggunakan walking mode. Hah, lelah sekali. Jujur saja, lari bukanlah kebiasaanku. Aku hanya terbiasa belajar silat, itu pun bolos melulu.

Dapat aku lihat di daerah ini masih banyak ruko-ruko yang kosong. Entah masih dihuni atau tak berpenghuni. Yang pasti lampu jalan di daerah sini masih menyala. Jadi aku melanjutkan saja langkah kaki ku perlahan hingga aku menemukan sebidang tanah yang lampu jalannya mati di penuhi dengan berbagai macam tanaman, salah satunya adalah pohon pisang.

Pohon pisang ini terlihat mengelilingi tanah ini dengan letter U, rapat dan rapi sekali. Seolah-olah di buat memang untuk membatasi sesuatu.

Di tengahnya terdapat berbagai macam bunga dan tanaman obat , seperti mawar putih, gingseng, talas, bunga sepatu dan juga semak semak melati yang sangat rimbun.

Ah ! Mungkin saja area ini adalah pusat tanaman milik warga sekitar, pikirku seketika.

Perlahan, aku menggerakan kaki ku perlahan dan masuk ke area ini. Tak lupa mengucapkan salam. Hei ! Bagaimana pun, ini bukan rumahku. Kurasa menjadi sopan tak ada menjadi masalah.

Deg ! Sejanak,aku merasakan bulu kudukku merinding dari ujung kepala sampai ujung kaki. Aku berhenti sejenak.





.







.









.

Hem?
Mungkin hanya perasaanku saja.

Lalu ku lanjutkan lagi untuk masuk lebih dalam. Dan.. Cocok sekali ! Aku yakin deh,mereka nggak bakal mengira aku disini bukan?

Shine emang cerdas !

Aku mencari tempat bersembunyi sekaligus tempat yang cocok untuk memantau,apa mereka menemukanku sampai ke daerah ini.

Jadi,aku memutuskan bersembunyi di balik rimbunnya melati yang masih terdapat celah untuk mengintip tanpa di ketahui.

✨ ✨ ✨

Sekian menit berlalu,mereka sepertinya masih belum menemukan tempat persembunyianku.

" Semoga saja mereka tidak menemukan ku " gumamku perlahan sambil mengamati sekitar.

Eh ?

Ternyata, didalam rimbunnya melati liar ini , oh bukan, melainkan di tengah-tengah rimbunnya melati ini terdapat patung kecil perwujudan seorang wanita yang membawa kendi. Dia terlihat memakai kemben dengan rambut disanggul. Wajahnya tersenyum cerah dengan mata tertutup. Ukurannya tidak besar, mungkin seukuran lenganku. Patung itu terlihat menawan, aku mengakuinya meski di badan patung itu sudah di tumbuhi lumut.


Menit demi menit berlalu lagi.

Lamat-lamat,aku merasakan sepoi sepoi angin malam yang mulai berhembus perlahan. Kurapatkan saja jaket lusuh yang saat ini ku gunakan.

Aku perhatikan sekelilingku untuk mengalihkan pikiranku yang mulai mengantuk. Lalu tercium bunga melati yang semakin semerbak.

Melati ya?

Aku tersenyum mengingat bunga ini. Dulu sekali, Emak selalu memintaku untuk memetiknya di kebun belakang rumah. Lalu Emak akan mengeringkannya dan akan menambahkannya ke dalam teh racikan Emak. Teh yang menjadi favorit Bapak sekaligus aku.

Jika aku mengingat Bapak dan Emak, aku sering berandai, jika mereka masih hidup pasti kami masih hidup bersama.

Ku pukul kepala ku perlahan, menyadarkan diri dari lamunan. Mengingatkan diri. Tidak baik jika kita mengatakan seandainya.. , seharusnya tadi aku... atau apapun itu. Percuma juga, kita memikirkan but nothing happen, right?

Tit !

Kulihat jam digital Adidas digital KW akut seharga 50 ribu menunjukkan jam 22.15 WIB . Berarti sudah cukup lama aku berada disini. Lelah juga duduk dan menunggu.

Oke !

Aku memutuskan akan pergi jika mereka tidak menemukanku hingga jam 22.30 WIB. Aku harus bergegas kembali ke kota tempatku bekerja. Melanjutkan hidup dengan baik adalah pesan Emak sebelum beliau berpulang . Dan aku berusaha kuat untuk mengemban amanat tersebut.

Tetapi,aku seketika lupa, bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berencana, tanpa di ketahui bahwa semesta yang berkehendak dengan kuasaNya.

✨ ✨ ✨


Holaaaaps!!
Em bek rekkk !
Jan lupa bacanyaaaa ambil baik buang buruk wokey?

@ifftsfairhsn_

609 words

Indonesia's parallel world : Kingdom of JavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang