15⏳P.W

359 45 2
                                    

Maaf jika ada typo🍎



⏳⏳



"Kookie! Wowoo!" Teriak gadis kecil yang berlari sambil menggandeng kakak sepupunya menghampiri dua anak laki-laki yang baru selesai bermain bola.

"Kalian keren sekali!" Ujarnya antusias.

"Tadi kalian nendang bolanya keren" gadis itu kembali berucap sambil mengangkat kedua jempolnya. Senyum manis mengembang diwajahnya. Senyum kesukaan Jungkook.

"Makasih Mb-"

_

"Hah..." Jungkook memsgangi kepalanya. Rasa pusing begitu menyerang ketika mimpi lama itu hadir kembali. Tenggorokannya pun terasa kering.

Menetralkan nafas, menginjakkan kaki pada lantai kamar dan menuju ke dapur tanpa mengenakan alas kaki. Jungkook mengambil teko dan menuangkan air bening yang disebut air putih itu pada gelas. Lalu detik berikutnya air itu telah habis membasahi tenggorokannya.

Menatap kosong kearah guci yang ada disana, Jungkook kembali mengingat mimpinya.

"Sebenernya apa semua itu?" Gumamnya.

"Sayang," suara lembut itu menyadarkannya dari lamunannya.

"Ma,"

"Kamu ngapain?"

"Jungkook ambil minum, tenggorokan Jungkook kerasa kering,"

"Hm... mikirin sesuatu?" Mamanya memang selalu tahu.

Jungkook tersenyum dan mengusam pundak sang ibu, "Sekarang udah nggak kok,"

"Ya udah, hari ini mama sama papa mau ketemu keluarga Eunbi, kamu dilarang keluar rumah seharian. Karena besok kan acara pernikahan kalian,"

Hm.. Jungkook bangkah melupakan hal satu itu. Besok ia akan resmi menjadi suami dari seorang yang bahkan tak Jungkook cintai? Hm...

"Mama siap-siap dulu ya, kamu jangan keluyuran," ujar nyonya Jeon dan berjalan menjauhi putranya.

Kembali melamun, Jungkook masih tak percaya jika ia tak bisa bebas lagi. Ia akan memiliki istri, tetapi ia juga tak mau putus dengan kekasihnya. Oh... betapa egoisnya ia.




⏳⏳


Jaehyun tersenyum kecut menatap undangan yang bahkan sudah lima hari lalu ia terima.

"Belum juga gue dapetin, dah kalah cepet aja sama mantan sahabat," gumamnya.

Hubungan persahabatannya dengan Jungkook memang benar-benar ia anggap berakhir. Tetapi hubungannya dengan Mingyu dan Bam Bam tetap seperti biasanya. Bahkan sekarang mereka sedang berkumpul tanpa ada Jungkook.

Sebuah tangan terulur mepuk pundaknya. "Sabar," ujar Bam Bam.

"Eum... bay the way, gue kemarin ketemu SinB" kata Mingyu yang membuat Jaehyun menatapnya ingin tahu.

"Dia kayak abis nangis gitu," lanjutnya.

"Lo yakin?" Bam Bam tak percaya.

"Yakin. Dia bahkan nangis didepan gue," laki-laki bermarga Kim itu serius.

Jaehyun mencerna. Bukannya ia juga pernah melihat SinB sedih? Sebenarnya ada apa dengan gadis Hwang itu?

"Dia emang nggak kayak kelihatannya," Jaehyun mengucap dengan pelan.

"Iya, gue aja kaget." Mingyu setuju.

"Yakin si Jungkook nikah sama dia? Terus si Eunha gimana?" Bam Bam bersuara.

Mingyu mengangkat bahunya, pertanda tak tahu. Sedangkan Jaehyun berucap pelan, hingga membuat kedua orang itu menghela nafas.

"Gue nggak biarin dia nyakitin SinB,"

⏳⏳

Flashback.

"Kamu jangan egois Kook, gimanapun istri kamu yang ber hak atas kamu" Eunha.

"Tapi aku juga ber hak atas perasaan aku ke kamu, jadi please... jangan mundur. Aku yakin kita bisa bersama," Jungkook tetap keukeh tak mau pisah.

Flashback end.

_

"Kalau kamu tau dia Mbih yang dulu, kamu tetep yakin kita bakal bersama?" Eunha memandang foto dirinya dan Jungkook pada layar ponselnya.

"Bahkan, aku yakin kamu yang akan mengakhirinya Kook," lirih Eunha.

"Aku nggak tau bakal mundur atau nggak. Tapi perasaan aku ke kamu juga makin dalam Jeon Jungkook," Eunha mulai meneteskan air matanya.

_

Disisi lain, Hwang Eunbi juga sedang melamun. Akankah pernikahan ini dapat berjalan lancar? Mengingat Jungkook yang bahkan tak mau melepaskan Eunha.

Tetapi momen sakral itu akan terjadi besok. Tak mungkin kan jika SinB mundur? Keluarganya Jungkook bahkan memyambutnya dengan hangat.

"Hufttt..."

Membuang nafas frustasi, SinB akhirnya menyerah. Apapun yang terjadi nanti, ia harus tetap menghadapinya.

"Tapi... siapa uni?" Gumamnya.

"Kenapa dia tega? Tunggu!" SinB tiba-tiba mengingat percakapan ibunya dengan orang yang ibunya panggil 'kak Jung'. SinB bahkan menghentikan pencarian tentang siapa orang itu.

"Mungkin aku bisa tau dari orang itu," ujarnya yakin. SinB benar-benar ingin tahu tentang semua yang 'menghantuinya'.







T. B. C.
Vote nya dong,"🍎

Pada Waktunya⏳endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang