PROLOG

6.6K 189 16
                                    

Seorang wanita yang sudah menginjak umur 41 tahun berdiri di depan kalender yang menempel pada tembok kamarnya.

2 Juli 2037.

"Hari peringatan kematian Arion." Wanita itu berucap sambil menatap sendu bulatan yang ada di kalender tersebut. Ia menghela nafas panjang sambil menundukkan kepalanya.

"7 tahun yang lalu aku pernah bilang, kalau umurku ga akan panjang lagi. Tapi, sampai sekarang aku belum juga bisa ke surga bareng kamu."

"Eonje delileo onayo, Arion?" *¹

Tok Tok

Wanita itu buru-buru menghapus air matanya saat ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.

"Iya, sebentar," katanya lalu menghirup udara dalam-dalam sebelum berjalan ke arah pintu.

Dengan menempelkan sidik jarinya pada handle pintu, pintu itu terbuka dan menampilkan dua orang wanita yang seumuran dengannya.

Kedua orang itu tersenyum, senyumannya masih sama seperti saat mereka SMA dulu.

"Yang lain mana?" Tanyanya seperti tidak terjadi apa-apa.

"Raga, dia gak bisa dateng karena mendadak harus ke luar negeri. Baru banget kasih kabar. Kalau Laskar, dia lagi otw," kata wanita berambut sebahu tanpa poni, Alea Gwen.

"Oh yaudah. Anak-anak lo pada dibawa ke sini, 'kan? Udah di bawah? Kok gak kedengeran suaranya?"

"Iya, mereka lagi di bawah bareng sama papa-papa nya," jawab wanita satu laginya yang berponi menutupi dahinya, Clara Zhanita.

"Oh begitu, yaudah yuk turun. Gue mau liat mereka, kangen banget sama mereka." Wanita itu menggandeng kedua temannya untuk turun ke bawah.

Di dalam lift mereka bertiga hanya diam, canggung. Sebenarnya ada suatu hal yang ingin mereka bicarakan.

"Agatha ...," Panggil Alea.

"Hm? Apa Le?" Jawab wanita itu.

Agatha, wanita yang berumur 41 tahun itu menatap Alea bingung. "Kenapa?"

"Gue tau lo sedih, gausah pura-pura ya. Kalo lo mau nangis, nangis aja gapapa. Kalau lo kayak gini bikin gue sedih."

Agatha yang mendengar itu hanya tersenyum, ia memukul bahu Alea pelan. "Na gwaenchanh-ayo." *²

"Tapi, Ta ... Kita berdua tadi denger lo lagi nangis di kamar. Kita berdua denger lo nanya kapan Arion jemput lo," kata Clara.

Tepat saat itu, pintu lift terbuka, Agatha yang tidak tahu harus menjawab apa akhirnya terselamatkan.

"Iya iya terserah kalian deh," katanya keluar dari lift dan berjalan menuju anak-anak yang sedang bercanda-canda. "Aigoo, anak-anak!"

Alea dan Clara yang ditinggal begitu saja hanya menghela nafas pendek, akhirnya mereka berdua berjalan bersama menghampiri Agatha yang sudah bergabung dengan anak-anak.

"Berangkat sekarang aja yuk!" Kata Clara saat mereka menghampiri anak-anak yang sibuk bermain.

"Iya berangkat sekarang aja, nanti keburu siang." Aksa, suami dari Alea bangkit dari duduknya. Ia berdiri sambil melihat anak-anaknya.

"Anak-anak! Papa, om sama tante pergi dulu ya. Kalian bertiga di sini aja," katanya. "Arsaka! Kamu paling tua di sini. Jagain adek-adek nya ya? oke?"

Arsaka, anak berusia 15 tahun dari pasangan Aksa dan Alea hanya menyahut malas, "hm."

Sedangkan Ganendra, lelaki yang sedari tadi duduk di sofa kini bangkit sambil merapikan pakaiannya. "Yaudah ayo, berangkat."

.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARION'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang