38

19K 1.1K 137
                                    

Heyoo!!

Update lagi awokaka.

Tapi warning! Warning!📢🚨🚨

Buat klean yang merasa masih di bawah umur, mohon dengan sangat meng skip part ini.

Baca ini juga pas udah buka puasa, oke?! Awas aja engga, aku timpug pake sendal.

Bukan mature banget sih, tapi ya gak bagus juga buat klean:v.

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.

Stay safe!

Sorry for typo!

Enjoy!

Gua balik Dar, gua balik buat jemput lu." Ucap Farrel dengan nada rendahnya.

Dara yang mendengar ucapan Farrel pun menggelengkan kepalanya, menarik tangannya secara paksa.

"Terlambat!" Sahut Dara.

_______Part sebelumnya_______

-Maaf-

Gua gak suka milik gua di sentuh sama orang lain!.

Farrel menatap Dara yang kini mundur secara perlahan menjauhi dirinya, raut takut dan kecewa itu terlihat jelas di wajah Dara.

Farrel mengetatkan rahangnya, tangannya mengepal kuat menahan segala gejolak amarah di dalam dirinya. Ia tak boleh kehilangan kendali, Dara akan semakin marah padanya.

"Dar, dengerin gua dulu. Gua-"

"Cukup, cukup! Udah jangan ganggu Dara lagi. Dara udah bahagia sama hidup Dara yang sekarang, jangan coba usik lagi. Dara mohon, jangan lagi."

"Dara udah bahagia, dan pastinya tanpa anda di dalam kata bahagia itu." Ucap Dara lagi.

Farrel mengepalkan tangannya kuat-kuat, ia benar-benar marah. Ingin sekali Farrel bungkam mulut Dara itu yang begitu lancang terhadap dirinya.

Dara membalikan tubuhnya, menjauh dari Farrel. Melihat hal itu membuat Farrel mencoba untuk mengatur emosinya. Ia memejamkan matanya, mencoba untuk menahan gejolak amarah yang ingin meledak sekarang juga.

"Inget, lu gak boleh emosi. Dia bakal makin takut sama lu." Gumamnya pada diri sendiri.

Ia menghembuskan napasnya kasar, berdeham untuk menetralisir rasa sesak karena amarah yang tak tersalurkan.

Ia menatap Dara yang melangkah pergi, dengan secepat kilat ia berlari menyusul Dara. Tak menghiraukan keadaan jalan yang licin, ia berlari dan berjalan di belakang Dara.

"Lu lucu kalau lagi marah" ucap Farrel yang membuat Dara tersentak kaget.

Dara melirik sekilas ke arah belakang, Dara kesal saat Farrel mengikutinya. Dara sedikit kagum karena Farrel bisa menahan emosinya. Dara tau betul kalau Farrel memiliki tempramen yang buruk.
Laki-laki itu menahan amarahnya karena dirinya? Tanya Dara dalam hati.

Entah mengapa pemikiran itu membuat Dara sedikit tersanjung, tersadar dari apa yang ia pikirkan Dara menggelengkan kepalanya pelan. Tidak, ia tidak boleh jatuh lagi pada laki-laki itu.

"Mau kemana?" Tanya Farrel yang masih mengikuti langkah Dara.

Dara terhenyak, kemana dia harus pergi? Jika pergi ke rumah pasti Farrel akan mengikutinya dan bagaimana jika kedua orang tuanya melihat Farrel? Tidak, tidak. Dara tak akan membiarkan itu terjadi.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang