; 0.5 ;

2.6K 681 163
                                    

"Hyunjin," panggil Baejin, menatap lurus ke arah Hyunjin yang sedang asik bermain game di ponselnya.

Hyunjin menoleh singkat, menyahut dengan malas. Tetapi Baejin dengan aura tegasnya kembali bersuara, seolah meminta Hyunjin untuk mengalihkan fokusnya sebentar untuk bicara dengannya.

"Gue mau bicara, sebentar."

"Gue dikit lagi menang. Ngomong aja kali, gue ga tuli kok."

Satu helaan nafas mengudara. Baejin lalu bangkit dari posisi duduknya di atas kasur. Dia melangkah mendekati Hyunjin. Tanpa bicara merebut ponsel milik laki-laki bermarga Hwang itu sehingga sukses membuat Hyunjin mengumpat kesal.

Hyunjin paling tidak suka jika di ganggu ketika sedang fokus main game. Sayang sekali ranknya, jadi turun kan kalau kalah.

"Lo apaan si, ganggu amat perasaa-"

"Lo kenapa bisa bersikap sesantai ini sih? Gue perhatiin lo ga ada sedih-sedihnya sejak si Guanlin pergi."

"Lo tau apa? Emangnya gue harus ngumbar kesedihan gitu?"

Baejin melempar ponsel Hyunjin ke atas kasur, "oke, lupain. Ada hal lain yang pengen gue tanyain sama lo."

"Paansi?"

"Apa alesan lo tiba-tiba ngebahas soal situs terlarang itu pas kita semua lagi ngumpul di kamarnya Jeno?"

Hyunjin diam sebentar, dia tampak berfikir. "Ya karena itu viral."

"Ngga, gini dah, lo tau kan si Guanlin orangnya gimana? Seharusnya lo jangan bahas itu."

"Jadi sekarang lo mau kaya Jeno gitu? Nyalah-nyalahin gue?"

"Hyun-"

Hyunjin bangkit, ekspresinya datar. Dia mendorong dada bidang Baejin agak kasar. "Alah, emang lo semua tuh sama aja. Apa faedahnya sih salahin gue terus? Gue juga bisa mati, tau?!"

Setelah mengatakan itu Hyunjin pergi keluar kamar, dia juga membawa ponselnya. Meninggalkan Baejin yang terdiam. Laki-laki berkepala kecil itu lalu mendudukan diri di atas kasur Hyunjin, dia mengacak surai hitamnya dengan kasar. Kepalanya pening karena terus-terusan memikirkan situs itu juga nasib teman-temannya ke depan nanti.

Mau bagaimanapun Baejin harus bergerak.

Kalau memang benar semua ini ada dalangnya, Baejin harus menemukan dalang itu secepat mungkin.

Dia tidak mau ada temannya yang pergi untuk menyusul Guanlin.

Kepalanya lalu mendongak, menatap jam dinding yang menunjukkan pukul setengah 4 sore.

Sepertinya Baejin harus menemui Jeno dan memberi tahu isi pikirannya soal situs terlarang itu.

Zztt!

Baejin menoleh cepat ke arah jendela yang terbuka. Ada sekelebat bayangan hitam yang lewat disana barusan. Jantungnya langsung berdetak cepat. Terlebih ketika dirinya mendengar suara knop pintu yang diputar. Ketika Baejin menoleh, dia langsung membeku.

Disana, tepat di pintu kamarnya. Ada sosok menyeramkan, bertopi, dan juga berkuku panjang yang sedang berdiri dengan senyuman lebar.









Restricted site? ;; Ft. 00Line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang