Mereka semua dibuat menganga karena Kevin dan juga Devan yang mereka pikir akan melakukan adu jotos malah eng.. Adu jempol?
Ya mereka berdua dengan sekuat tenaga menggerakkan jempol masing - masing hingga salah satu dari mereka berhasil menahan jempol lawan.
Selama semenit belum juga ada tanda - tanda siapa yang akan memenangkan adu jempol tersebut, hingga Satria turun tangan dengan menjitak keduanya membuat pertandingan mereka terhenti seketika.
"Cuman pen ngingetin 10 menit lagi masuk, kalian lanjutin atau makan terserah yang pasti 10 menit kedepan gua balik ke kelas" ucapnya lalu duduk meminum jus jeruk miliknya.
"Oy Sat kalo pala gua benjol ini gimana, aduh lu ngejitak pake hati dong" kesal Kevin yang sudah duduk manis ditempatnya.
"Ntar lu baper, ogah gua" jawab Satria
"Laen kali pake Bismillah yak Sat biar barokah sapa tau aja otak gua kegeser dapet hidayah bisa jadi jenius" sahut Devan yang mulai membayangkan dirinya yang menjadi jenius.
"Sekalian yasinan kan Van?" tanya Satria yang membuat Devan mendelik tajam kearahnya.
"Whoii khalihan chephetan mwakhan" sahut Bimo dengan makanan yang masih ia kunyah.
"Kepang dua lu udah makan? Cepet amat" heran Devan melihat piring Sandra yang udah kosong
"Hmm i...iya" jawabnya grogi karena jujur ia juga kelaparan.
"Tinggal 7 menit lagi" ucap Satria santai membuat Kevin dan juga Devan dengan cepat memakan nasi goreng mereka.
"Udah gua bayar, kalian bertiga ngutang sama gua kecuali si Sandra" Ucap Satria yang sudah berdiri dan melangkah meninggalkan kantin
"Sandra lu kalo gamau ikut yaudah" lanjutnya membuat Sandra yang tengah meremas tangannya berdiri dengan kikuk dan ingin pergi ke kelas segera mungkin namun baru saja ia melangkahkan kakinya tangannya ditarik oleh seseorang.
"Whoi khepanhg hua shialan lhu, thungguin gwua" kesal Devan yang sibuk memasukkan makanan ke mulutnya dengan cepat dan langsung meneguk habis jus jeruk miliknya.
Devan akhirnya selesai dan langsung bergegas lari mengikuti Satria dengan menarik - narik Sandra agar ia ikutan berlari, sedangkan Bimo dan juga Kevin yang ditinggalkan malah saling melirik sisa nasi yang berada di piring lalu melemparkan tatapan membunuh satu sama lain dan tanpa aba - aba mereka berdua dengan cepat berlomba menghabiskan makanan.
Kevin yang melihat Bimo telah selesai dan ingin minum segera mengambil jus milik Bimo dan menghabiskan makanannya dengan Bimo yang berusaha mengambil jusnya yang tinggal setengah karena Kevin yang memindahkannya kesana kemari membuat jus nya tumpah, begitu Kevin ingin meminum jus miliknya Bimo dengan cekatan langsung merampasnya dan meminum habis lalu berlari meninggalkan Kevin.
"BIMO NOT HAVE AKHLAQ!!" Teriak Kevin yang ikut menyusul mereka.
Kevin berlari sambil memutar tangan kanannya dengan sekuat tenaga yang ia percaya dapat menambah kecepatan larinya,
"MINGGIR! MINGGIR WOY GA LIAT INI ROSSI LAGI BALAPAN"
"EH BOTAK AWAS NTAR PALA LU MELAYANG!"
"REMNYA BLONG! MINGGIR LU SEMUA!!" Heboh Kevin pada siswa - siswi yang menghalangi jalannya, melihat target buruannya tengah berlari ngos ngosan didepannya ia langsung menancap gas dan berlari kesetanan hingga seorang siswa yang tengah membawa tongkat pramuka keluar dari aula membuat Kevin langsung berlutut seperti gerakan pemain sepak bola yang berhasil mencetak gol dan melewati siswa tersebut dengan gerakan yang sempurna membuat siswa siswi yang melihat itu terkagum - kagum.
"Terima kasih terima kasih mmuachh mwuah" Kevin yang sudah berdiri membungkukkan sedikit badannya kearah siswa siswi tak lupa menebarkan kiss jauhnya membuat mereka semua menyesal sempat terpana kepadanya dan langsung bubar menjauh dari Kevin.
"Woy tungguin gua napa" seru Kevin saat berhasil mengejar mereka meskipun saat ini ia tengah ngos ngosan parah, menghirup rakus semua oksigen yang ada persis layaknya orang menjelang sakratul maut.
"Abis nyosor dimana lu sampe celana lu kotor kek gitu?" tanya Devan membuat yang lain ikut memperhatikan celana Kevin.
"Biasa tadi gua pamer keahlian dikit" jawab Kevin dengan gaya songongnya
"Jan percaya sama ujaran kesesatan, dia kang hoax" sahut Bimo membuat Kevin yang tengah membersihkan celananya langsung melototinya tajam, seakan akan matanya itu dapat mengeluarkan laser yang langsung membuat Bimo menjadi sekumpulan debu.
Kevin berjalan mendekati Bimo lebih tepatnya menghentak hentakan kakinya seperti seorang raksasa yang dapat membuat dunia gempa seketika ketika ia berjalan tak lupa dengan ekspresi yang sama dengan yang tadi, namun Satria langsung menggeplak kepalanya dan menarik telinganya dan menarik telinga Bimo juga layaknya seorang emak yang lagi marahin anaknya apalagi Bimo dan juga Kevin terus meronta ronta dan memuji muji Satria agar melepaskannya dan melanjutkan langkahnya setelah berpamitan dengan Devan dan juga Sandra karena mereka berdua telah sampai didepan kelas XI IPA 1.
"Widdih anak baru dah muncul nih guyss!" sahut cowok yang langsung merangkul pundak Devan sedangkan Sandra langsung menuju kearah tempat duduknya.
"Kenapa ges klean minta tanda tangan?" tanya Devan sambil memberi hah pada kepalan tangannya.
"Woii sans brader, kita kita cuman pengen ngasih ujian ke lu bentar doang" ucap cowok lain yang ikut merangkul Devan dan membawanya kepada kumpulan cowok gatau lagi ngapain di pojokan kelas.
"Heh ini ngapa gua di tengah - tengah gini?" tanya Devan yang diperintahkan untuk duduk di kursi yang baru ditaruh di tengah - tengah mereka dengan dikelilingi oleh teman cowok sekelasnya.
"Kenapa? lo ketakutan hmm" ujar Cowok dengan badan yang paling besar dibanding yang lain
"Gosah sok nakut - nakutin orang lu" ucap cowok disebelahnya setelah menjitak jidatnya.
"Jadi gini, gini gini jadinya ya ga gitu" sahut yang lain
"Ngomong apaan ni si goblok"
"Yaelah malah ribut"
"Cepetan mulai, pilm tadi masih ke gantung hampir klimaks nih"
"Gila yak lu pecinta ikeh ikeh kimochi"
"Eh anjir itu pilm larva yang warnanya merah sama kuning kek tayi pikiran lu tuh penuh busa"
"Dosa ogeb dosa bukan busa"
Devan semakin heran melihat mereka semua malah bertengkar satu sama lain, dan memutar bola matanya malas tapi tendangan di kursi membuat mereka semua langsung terdiam senyap kek kuburan.
"Nah diem gini kan enak" ucapnya lalu meletakkan berbagai macam jenis pulpen hasil jarahan selama pulang sekolah."Ini ntu yang kita - kita lakuin pas baru kenal di kelas ini, jadi setiap ada murid baru musti ngikut juga biar ikut ngerasain" lanjutnya dengan senyum licik
"Jadi gua harus ngapain dengan pulpen sebanyak ini?" tanya Devan
"Pilih salah satu yang menurut lo paling terbaik"
"Nih udah"
"Bagus juga pilihan lo, selanjutnya kita bakalan maen TOD 10 orang pertama yang kena ni ujung pulpen berhak ngasih lo Truth Or Dare dengan pilihan Truth 5 Dare 5. Berdoa aja lo biar dimudahkan dan dilancarkan hahaha" paparnya lagi dengan senyum yang menakutkan diikuti dengan yang lain membuat Devan merinding dikelilingi oleh mereka.
"Putaran pertama" dia dengan segera memutar pulpen pilihan Devan diatas satu - satunya meja yang ada dihadapan Devan, semua terus memperhatikan ujung pulpen tersebut hingga ia berhenti tepat kearah cowok yang kelewat antusias sedari tadi terus melototi pulpen dengan wajah yang berseri - seri.
Segini dulu guys ntar di part sepanjutnya bakalan heboh
Penasaran kan lu pada whahahahaOh iya Minal Aidzin wal faidzin Mohon maaf lahir dan batin.
Maaf jika ada salah kata, salah rindu, dan salah rasa:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Asalkan Kau Bahagia
Romance'Lalu bagaimana denganmu?' tanya gadis itu dengan mata yang berkaca - kaca 'Tak apa, asalkan kau bahagia aku juga ikut berbahagia untukmu. lagi pula suatu hubungan yang dipaksakan rasanya pasti hambar dan menyakitkan' pria didepannya berusaha tersen...