Doyoung menyusul Jennie yang berada di taman belakang rumahnya. Ia tersenyum melihat Jennie yang duduk di depan taman bunga.
"Pertama kalinya kita melihat bulan seperti ini, bukan?" tanya Doyoung yang sudah duduk di samping Jennie.
Jennie hanya diam. Tidak ada niatan untuk menjawab pertakaan Doyoung.
"Bunga ini, apa kau yang merawatnya seorang diri?" tanya Doyoung lagi untuk menarik perhatian Jennie.
Sejak makan malam, Doyoung hanya memperhatikan Jennie yang diam dan sesekali matenya hanya berbicara ketika ditanya saja. Doyoung tidak mengerti dengan perubahan sikap Jennie. Apa karena perkataannya sebelumnya?
Doyoung menepuk keningnya saat mengingat perkataan yang keluar dari bibirnya. "Aku minta maaf."
"Untuk?" tanya Jennie yang mulai mengeluarkan suaranya.
"Perkarkataanku mengenai membuatmu menyerahkan darahmu untuk menerima perjodhan ini."
Jennie tertawa hambar. "Bukankah itu yang memang vampir darah murni inginkan? Mengincar mate seorang dhampyr hanya untuk darahnya saja?"
Ayah sama anak ternyata sama. Perkataan mereka benar-benar menyindir, seakan pisau perak menusuk diriku ditambah sebuah salib.
"Maksud perkataanku tidak seperti itu. Tapi kalau perkataanku membuatmu terkesan rendah, seakan dirimu adalah makanan dari vampir beradar murni sepertiku. Aku benar-benar minta maaf kepadamu."
Doyoung mengalihkan perhatiannya ke arah bulan purnama yang bersinar tanpa dihalangi oleh awan. "Perkataan Ayahmu juga menyadarkanku akan sesuatu. Dan aku tahu kenapa kau mencintai manusia itu. Dia mencintaimu dengan tulus tanpa mengharapkan apapun darimu, bukan?" tanya Doyoung, namun Jennie tetap diam.
"Kau tidak menjawabnya berarti itu benar. Aku sadar seharusnya sebagai seorang mate aku tidak menganggapmu seperti perkataanku. Seharusnya aku berkata, 'aku akan menjagamu seperti vampir pada umumnya' bukan berkata akan membuatmu menyerahkan darahmu."
Doyoung tertawa hambar. "Maaf. Aku hanya menertawakan kebodohanku."
"Jadi, kalau aku berjanji akan menjagamu dan menyayangimu selayaknya vampir berdarah murni, tidak membedakanmu dengan vampir lainnya. Apakah kau akan menerimaku sebagai matemu?"
Jennie mengangkat kedua bahunya. "Aku tidak tahu. Itu tergantung bagaimana kau nantinya."
"Bukankah kau mendengarku berkata, kalau aku belajar menerima perjodohan mate ini?"
Doyoung mengangguk.
"Aku menerimamu. Tapi, sampai kau berubah pikiran dengan perkataanmu sendiri. Aku yang akan menghajarmu."
Doyoung tersenyum. "Tentu. Kau bisa menghajarku sepuasmu, calon istriku."
"Boleh aku memelukmu?" tanya Doyoung dan dijawab anggukan oleh Jennie.
"Jadi, apapun yang aku lakukan dan yang kau lakukan adalah urusan bersama? Bukan lagi, not your business?"
Jennie tertawa mendengar perkataan Doyoung. "Tentu. Urusanmu adalah urusanku juga, dan begitupun sebaliknya."
***
May 13th, 2020
(FINAL)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Your Business (KDY . KJN) ✅
Fanfiction[WORK KHUSUS NGABUBUREAD CHALLENGE FROM FANFICINDONESIA] Catatan: Vampire Soft Story - Romance Vampire Doyoung. Vampir muda yang baru saja merasakan namanya jatuh cinta diusianya yang baru menginjak 17 tahun. Tidak ada yang tahu cinta akan datang da...