"Eyes looking at each other and there is one pair of remaining eyes."
Sepasang mata itu tersenyum, tersipu malu, dan tampak berbinar. Kau menatapnya penuh cinta dan kau pun sadar sepasang mata lain yang juga menatapmu demikian. Kau tampak asik bersenda gurau tanpa sadar adanya sepasang mata lain yang ikut menyaksikan.
Aku ada disini.
Aku menatapmu.. dalam diam, dan sendiri.
Sepasang mataku memandangmu dari kejauhan tanpa bisa mendekat."You really look happy.
When I see you, so beautiful that it’s sad.
I don’t hate him.
Because he makes you smile like an angel."Dari sini dapat dengan jelas ku tatap raut bahagiamu bersamanya. Sangat bahagia.
Kau tampak begitu cantik, begitu memikat, tetapi mengapa aku sedih?Tidak. Aku tidak membencinya.
Salah jika kalian mengira aku membenci sepasang mata lain yang menatapmu penuh cinta.
Ya, aku tidak membencinya. Sepasang mata itu membuatmu tersenyum sangat cantik, terlihat begitu elok, seperti malaikat.
Kau tampak berkilau dan kau tampak.. sempurna."Words that became a secret before I said them. That’s why I wasn’t for you."
Aku tahu bahwa semua ini telah terlambat. Seharusnya telah kukatakan kepadamu apa yang aku pendam selama ini.
Aku hanya dapat berkata "aku tahu bahwa aku bukanlah untukmu."
Tetapi aku sadar jika rahasiaku seharusnya telah kuutarakan kepadamu, tentang bagaimana rasaku selama ini padamu. Bukan hanya terdiam membisu dan malah pergi menjauh. Bukannya hanya menyerah dan tidak memperjuangkan dirimu.
"I made a mistake, I made a big mistake. The dream that grew inside of me. Was that time would bring you to me like the wind?"
Telah kusadari bahwa ini kesalahanku. Kesalahan terbesarku untuk melepaskan dan tidak memperjuangkanmu. Kesalahan yang terus menghantui di setiap malamku.
Mungkin terdengar brengsek, tapi bisakah kita kembali? atau bisakah angin membawamu kembali padaku? Seperti saat pertama kita menghabiskan hari dibawah terpaan angin malam dan sinar rembulan dengan kau di dalam pelukku?Akankah dapat kembali seperti dulu?
Sebelum pikiran gilaku ini berlanjut, sebuah kenyataan menghantamku kembali.Kau telah bersamanya.
"White words that filled up a white canvas, I guess I saved it up too much."
Betapa bodohnya diriku, pergi meninggalkanmu tanpa suatu kejelasan hanya karena aku yang takut akan suatu ikatan dan berujung pada perpisahan yang kulakukan lewat kebohongan. Kebohongan yang pada akhirnya menorehkan luka.
Begitu banyak yang ingin kusampaikan. Tentang rasaku, inginku, dan maafku padamu. Terlalu banyak, namun tak sampai untuk terucap. Layaknya sebuah kanvas putih yang tampak kosong namun sebenarnya penuh dengan tulisan dengan warna senada. Kanvas putih yang menggambarkan banyaknya keinginan yang hendak kusampaikan.
Namun aku tahu semua sudah terlambat."Now I need to keep you inside my drawer forever, but can I take you out sometimes?
and even if my heart that longs for you becomes a small star, at least from far away, at least in my heart, I will warmly shine on you."Kini semua tinggalah kenangan dan yang tersisa hanyalah perasaanku yang takkan kau tahu. Semua hal tentangmu, hanya dapat kusimpan dalam kepedihan yang selalu menggerogoti hatiku.
Tetapi, bolehkan satu dua hari kubuka kembali lembaran itu? Bolehkan kukenang kembali dalam benakku hal-hal yang berkaitan denganmu itu? Tentang betapa bahagianya kita, tentang kebersamaan kita dan paras cantikmu yang dengan riangnya menyebutkan namaku.. dulu.
Apakah permintaanku ini konyol? Hahaha...
Walaupun kau telah pergi membawa segenggam perasaanku denganmu dan membuatku serasa mati, ketahuilah bahwa hati yang kau genggam kini akan menjadi bintang yang paling bersinar untuk menemani hari-harimu.
Hatiku yang kau genggam akan senantiasa bersamamu, menyinarimu dengan hangat walaupun dari kejauhan."The two eyes looking at each other.
The one remaining pair of eyes, the lost eyes.
The eyes that are too late, the eyes that lost you.
I’m becoming more and more sorry, looking at you with these kinds of feelings.
Eyes looking at each other.
One pair of remaining eyes, eyes that have lost its way."Dua pasang mata yang saling menatap
Dan sepasang mata yang menyaksikan, sepasang mata yang kehilangan harapan
Sepasang mata yang menatap tanpa gairah dan telah redup
Sepasang mata yang telah terlambat dan kehilanganAku menjadi merasa sangat bersalah dengan menatapmu penuh harap dan penuh cinta seakan berandai bahwa kau masih menjadi bagian dari cerita masa depanku, masih menjadi orang yang mengisi keseharianku.
Aku minta maaf, untuk perasaanku.
Maaf karena tidak menjadi lebih baik ketika kau masih disisiku
Maaf karena terlalu meremehkan keberadaanmu
Maaf karena mengabaikan perasaanmu dan kesungguhanmu kepadaku
Maaf karena sepasang mataku yang menatapmu dan mengharapkanmuAku merindukanmu.
Dua pasang mata yang saling menatap
Dan sepasang mata yang menyaksikan, sepasang mata yang kehilangan harapan
Sepasang mata itu adalah aku.."What if it was me?
The eyes that are looking at you inside your eyes"Bagaimana jika itu aku yang berada disisimu?
Bagaimana jika itu aku yang menatap dalam matamu?
Bagaimana jika salah satu dari dua pasang mata yang saling menatap itu adalah aku?
Bagaimana jika itu aku yang menjadi pendamping seumur hidupmu?
Bagaimana jika..
Hah..
Sudahlah..
Aku rasa itu semua hanyalah khayalan dan imajinasiku saja, karena aku tahu kau telah bahagia.. bersamanya.Selamat tinggal..
Maaf dan.. Aku mencintaimu.Fin-
AAAAAA :'))
Oke, short story ini terinspirasi dari lagu EXO favorite aku yang berjudul what if.
Lagu ini bisa dibilang underrated banget dibanding lagu-lagu non-title EXO yang lain.
Nah, lagu ini, entah kenapa, 'kena' banget sama aku dan bener-bener ngegambarin seseorang yang harus rela melepas kepergian orang yang disayanginya.
Buat yang gatau, kalimat dalam bahasa inggris itu lirik dari lagunya EXO sendiri ya.. dan monggo dicoba baca sambil dengerin lagunya biar lebih mendalami hehe..Semoga yang baca bisa dapet feelnya dan ga mengecewakan reader semua hehe.
See you~
KAMU SEDANG MEMBACA
what if
RomanceThe two eyes looking at each other. The one remaining pair of eyes, the lost eyes. What if it was me? The eyes that are looking at you inside your eyes.