🌏12.🌏

25 3 0
                                    

.
.
.
.
.
.

Kini pagi telah tiba namun sang surya belum menampakkan warna jingganya. Jam menunjukan pukul 03.15 dan kini anin tengah duduk diatas ranjangnya sambil berbicara dengan dirinya sendiri

'Keyra kau ada disitu ?'
'Ya aku ada disini, ada apa ?'
'Issshhh bukan ka kau sendiri yg berbicara tadi malam jika akan menjelaskan semuanya pagi ini' oceh anin dengan kesal.
'Ya.. Ya.. Ya akan ku jelaskan, Kau ingin mulai darimana ?'
'Mulai dari buku ini, liontin dan cincin ini' ucap anin sambil mengusap buku itu.
'Baiklah, sebenarnya buku itu adalah buku tentang dirimu, kisahmu ditulis dalam buku itu, kau dan aku alias kita adalah tokoh utama dibuku itu dan liontin itu adalah liontin pemberian Ayah dan ibunda kita yg sebenarnya. '
'Ap..apa maksudmu yg sebenarnya, bukankah ayah dan bunda kita...'
'Bukan' potong keyra
'Lalu mereka siapa ?'
'Mereka hanyalah orang tua angkat kita, kedua orang tua kita menitipkan kita pada mereka karena waktu itu kondisi disana tidaklah baik, jadi kita dikirim kemari.'
'Ja..jadi sosok yg kulihat dalam ingatanku waktu aku tak sadarkan diri adalah ... Ibu kita yg sesungguhnya?'
'Ya kau benar, kau ingat laki-laki yg sering kita temui di danau ?, dia selama ini menunggu kita, menunggu waktu kita tiba, dia yg akan membawa kita ketempat itu.'
'Tapi bagaimana kalau kita pergi jika bunda dan ayah kita tinggal pergi.?'

'Mereka juga bagian dari dunia itu, mereka adalah tangan kanan ayah dan bunda kita. Jadi jika kita pergi kesana mereka pasti tak akan keberatan, karena tempat kita yg sesungguhnya ada disana bukan ada disini. Itulah alasan mereka tak mengizinkan mu untuk pergi keluar rumah jauh-jauh, karena diluar sana banyak makhluk dari dunia itu yg menjadi manusia, mereka ingin membunuh kita, karena kita adalah sang keabadian.'

'Baiklah aku mengerti, jadi kapan kita harus pergi ?'
'Sekarang, sebelum ayah bunda bangun kita akan pergi'
'Apa saja yg perlu kubawa ?'
'Cukup kau bawa buku, lionlin dan cincin itu, kenakanlah liontin itu dileher kita, pria didanau itu akan mengetahui jika kau sudah mengetahui segalanya.'
'Jangan kau panggil dia dengan sebutan pria itu, dia memiliki nama, namanya inan...'
'Baiklah-baiklah, aku mengerti, sepertinya ada sesuatu. '
'Sudahlah aku akan bersiap'

Setelah itu anin bersiap-siap menyiapkan segala yg akan dibawanya. Kemudian dia beranjak kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah selesai dengan ritualnya.
Kini anin tengah duduk didepan cermin dia mengenakan dres selutut, berwarna putih bersih dengan hiasan beberapa mutiara dibagian pinggangnya.

Anin mengepang rambutnya dan dibiarkan sedikit tergerai dibagian depannya, anin memakai jepit rambut berbentuk bunga mawar putih yg sangat serasi dengan pakaiannya.

'Cantik' batin anin
'Kau baru tau bahwa kita itu cantik ..? Hahahaha '
'Ishhhh kau ... Sudahlah, kita akan berangkat.'
'Jangan lupa kenakan liontin itu,'
'Baiklah aku akan mengenakannya sekarang.'

Anin membuka kotak yg digunakan untuk menyimpan liontin itu, dan didalamnya terdapat surat dari inan waktu itu. Anin pun memasukan surat itu kedalam tas dan buku itu.

Kemudian anin menggendong tas punggung itu dan pergi dari rumah itu. Anin perlali menuju kearah danau dikejahuan, dia melihat Inan tengah duduk dibawah pohon tempat biasa mereka bertemu.

Ketika sampai didanau, anin terengah-engah karena berlalu dari rumah sampai ke danau.

"Huhhhhh .... Hah...ha...ka..kau ada disini ...."
"Seperti yg kau lihat." inan kemudian tersenyum melihat penampilan anin yg begitu memukau.

"Kau terlihat sangat cantik."
"Terimakasih"
Inan pun terkejut ketika melihat anin mengenakan liontin itu. Kemudian inan tersenyum puas karena saat itu telah tiba, penantiannya akan berakhir.
"Jadi apa yg ingin kau ketahui"
"Aku sedikit mengerti sudah, tapi mengapa kau mengetahui segalanya?"
"Karena kau mengenakannya, mengenakan liontin itu, itu artinya kau sudah siap. Bukankah begitu ?"
"Ya, aku ingin pergi kesana, aku ingin tau tempat tinggalku yg sesungguhnya. Jadi bisakah kau membawaku kesana ?"
"Ya dengan senang hati tuan putri" ucap inan sambil membungkuk hormat.
"Apa yg kau lakukan ? Bangunlah,.."
"Karena kau tuan putri jadi selayaknya kau mendapat perlakuan istimewa, jadi tuan putri apakah kau siap untuk pergi ke tempat asalmu" tutur inan dengan penuh kehormatan

"I...inan ... Jangan seperti itu,"
'Hey asalkau tau dia sebenarnya juga seorang pangeran'
"A...aaa..Apa ? Kau seorang pangeran ?"
"Ya anin aku adalah seorang pangeran."
"Lalu mengapa kau bersikap seperti itu ... Kenapa kau tidak bilang dari awal" kesal anin
"Kau tak bertanya, hahahah " tawa inan
"Baiklah kita akan berangkat,"
"Kemana ?"
"Isss bukankah kau ingin pergi ketempat asalmu berada ?"
"Heheheh iya lupa"
"Kemari" inan menggandeng tangan anin dan mengajaknya mendekati danau,

"Kau lihat bulan itu" tunjuk inan sambil memandang langit yg masih gelap itu.
"Ya bulannya indah, bintang bintang juga terlihat sangat cantik, seakan mereka semua tengah tersenyum dan berbahagia."
"Tepat seperti yg kau katakan, mereka tengah berbahagia"

.
.
.
.
.

🌎🌏🌍🌎🌏🌍🌎🌏🌍🌎🌏🌍

Yeyey ... Sudah up ... Gimana ?

Jangan lupa vote sama komen

Kritik dan saran sangat membantu.

#Anin💜
#Inan💙
My world

See you 😘

My World Queen Of The SouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang