🌍13.🌍

18 3 0
                                    

.
.
.
.
.
.

Kini anin tengah memandang ke ada langit, dia masih terpukau dengan keindahannya.

"Anin kau sudah siap ?"
"Ehhh... Iya, aku sudah siap"
"Kau lihat danau itu, lihatlah pantulan bulan yg ada didalamnya. Jika kau merasa terhisap ikuti saja aku akan selalu ada disampingmu"

Kemudian inan menggenggam tangan anin, kini mereka perlahan masuk kedalam danau,

"Jika kau tak tahan dengan cahaya yg membuatmu silau kau boleh menutup matamu,"
Anin menoleh kearah inan tatapan mereka bertemu, kemudian cahaya putih menyilaukan menutupi tubuh mereka, anin pun menutup matanya.

Tak lama mereka sampai disebuah hamparan padang rumput yg dihiasi berbagai jenis tanaman bunga yg indah, suasana menenangkan dan menyejukkan sejauh mata memandang.

Anin masih menutup matanya tak berani membuka matanya hingga suara Inan menginstruksikan.

"Anin, kita sudah sampai, bukalah matamu"
"Be..benar kah ? Boleh kubuka mataku, aku takut" ujar anin mengeratkan genggamannya pada inan.

Inan yg merasakan genggamannya yg makin mengerat, mengangkat tangan itu dan menyentuhnya untuk menenangkan.

"Kau aman, aku ada disampingmu jika terjadi sesuatu padamu, tak kan kubiarkan hal buruk menimpa dirimu." Inan melepaskan genggaman itu.

Anin tak ingin melepaskannya, namun dia melepasnya. Kemudian Inan memegang kedua bahu mungil anin dan berkata "Bukalah matamu Anin, aku ada disini."

Dengan perlahan anin memberanikan diri untuk membuka matanya. Kini Anin dan inan saling berhadapan.

Saat kedua kelopak mata itu terbuka dengan sempurna, manik mata anin yg berwarna jingga itu, terpukau dengan keindahan yg dia lihat.

"Kaulihat ... Indah bukan ... Dan aku ada disini, aku tak akan meninggalkanmu. Sendiri "
"Ya sangat indah, bahkan lebih indah dari segala-galanya, belum pernah aku melihat tempat seindah ini."
"Benarkah, kalau begitu aku akan mengajakmu berjalan-jalan disini dulu."

Kini mereka tengah duduk dibawah pohon yg rindang, tak lepas anin menyentuh bunga-bunga yg tengah mekar disampingnya itu. Tangannya ingin sekali memetik bunga itu. Namun ditahan nya. Karena dia tak ingin merusak keindahan itu.

Inan yg mengerti apa keinginan anin pun, memetik kan bunga dan diberikan kepada Anin.
"Ini untukmu,"
"Terimakasih, kau tau apa yg aku inginkan ?"
"Ya aku tau, karena aku membaca pikiranmu,"
"Kau... Kau bisa membaca pikikiranku ? Bagaimana caranya?"
"Apakah kau juga ingin membaca pikiran seseorang?"
"Heem bisa kau ajarkan padaku ?"
"Baiklah akan kuajarkan."

Inan memetik bunga berwarna jingga dan memasang kan nya ketelinga Anin.
"Kau bisa dengan mudah membaca pikiran seseorang yg kau mau, hanya dengan satu cara, pusatkan pikiranmu kepada pikiran seseorang abaikan pikiran yg lain fokuskan pada satu pikiran saja. Sekarang kau coba baca lah pikiranku."

Dengan penuh konsentrasi anin memfokuskan pikirannya untuk membaca pikiran inan.

Tak lama setelah itu anin bisa membaca pikiran inan.
'Kau cantik Anin'
Anin yg mengetahui pikiran inan pun menundukan wajahnya karena malu, kini wajahnya sedikit memerah karena hal yg dipikirkan inan.

"Kau bisa membacanya?"
"Y..yya ... Aku bisa" gugup anin yg semakin membuat wajahnya semakin memerah.
"Wahhh kau hebat, kau bisa belajar dengan cepat, kalau begitu bacalah kembali pikiranku ini" ucap inan sambil mengacak-acak rambut anin.

Masih dalam keadaan menunduk dan malu, namun anin penasaran dengan apa yg dipikirkan Inan saat ini, anin mencoba untuk berkonsentrasi dan memfokuskan kembali pada pikiran inan
'Bahkan sekarang kini kau semakin Cantik saat malu, aku suka itu '
Anin yg mengetahui isi pikiran inan hanya tambah semakin malu, wajahnya kini benar-benar memerah tak dapat dia menyembunyikan.

Dengan refleks anin menutupi wajahnya dengan kedua buah tangannya.
"Kau membuatku malu inan"
"Hehehe tapi itu memang kenyataan, kamu memang cantik anin, apalagi saat tersipu malu."
"Sudahlah inan kau hanya membuatku semakin malu."
"Hahahaha... Kau lucu Anin"

Anin yg mendengar inan tertawa pun akhirnya memberanikan diri untuk menengok dan membuka kedua telapak tangannya.

Entah mengapa, anin pun merasa bahagia saat melihat inan tertawa. Kemudian anin ikut tertawa ...

Inan yg medengar anin ikut tertawa bun menoleh, mereka diam beberapa saat kemudian tawa mereka pecah ...
"Bwaaahahaha"
"Hahahaha"
"Sudah sudah ... Perutku sakit, jika aku terus tertawa, nanti akan semakin sakit"
"Baiklah, sekarang kau sudah bisa membaca pikiran orang lain, selain membaca pikiran, kita juga bisa berbicara didalam pikiran, sama halnya seperti kita bertelepon jika berada didunia manusia. Kalau disini kita menggunakan mind-link, tanpa memerlukan jaringan, caranya pun sama kau hanya harus berkonsentrasi dengan siapa kau akan berkomunikasi, mari kita coba"

'Anin, apakah kau mendengar ku, ini aku Inan'

"Ya aku mendengarnya"
'Kau tak perlu menjawabnya secara langsung, cukup katakan di pikiranmu saja.'
'Seperti ini'
'Ya seperti itu, coba kau katakan sesuatu'
'Terimakasih inan telah mengajariku.'
'Heem sama-sama sudah menjadi tugasku'





.
.
.
.
.
.
.
.

🌎🌏🌍🌎🌏🌍🌎🌏🌍🌎🌏🌍

Kita Up ... Sampai disini dulu ya ... Besok kita sambung ... Maaf kalau banyak typo

Jangan lupa vote dan komen ya, kritik dan saran sangat membantu.

#Anin💜
#Inan💙

My World ... See you 😘

My World Queen Of The SouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang