1.

4K 246 1
                                    

Pangeran Ke-9

13/05/20
09:15 am
~~~

Yin wei adalah kepala pelayan di kerajaan Jin. Awalnya dia hanyalah pelayan rendahan. Tapi karena keahliannya dalam menuang teh dan mengatur pekerjaan, dia dipromosikan lebih cepat.

Yin Wei berasal dari desa. Saat kedua orangtuanya meninggal, ia berusaha keras menjalani hidup. Dia melakukan banyak pekerjaan untuk menghasilkan uang. Mulai dari mencuci pakaian hingga mencari kayu bakar di hutan. Hingga suatu hari, Liu Qu, sahabat Yin Wei, mengatakan bahwa ada lowongan pekerjaan di tempat Kaisar. Dia tidak berpikir dua kali untuk mengambil pekerjaan itu. Maka mulai musim semi, Yin Wei mulai bekerja di Istana.

Yin Wei memiliki kulit seputih bawang dan selembut sutra. Meskipun dia sering melakukan pekerjaan keras di masa lalu, dia tidak pernah lupa merawat tubuh. Baginya kecantikkan itu penting. Jadi ia selalu merawat tubuhnya sehingga terbentuk dengan sempurna. Rambut hitam mengkilap, bibir semerah ceri, dan hidung yang tak terlalu mancung.

Selain memiliki kecantikan dari luar, Yin Wei juga memiliki hati yang cantik seperti mutiara. Bibirnya selalu melengkung ke atas. Kata-kata yang diucapkan terdengar bagus. Dan dia juga ringan tangan. Oleh sebab itulah, dia banyak disukai orang. Termasuk anggota kerajaan. Khususnya para pengeran.

Kerajaan Jin mempunyai sepuluh pangeran. Hanya Pangeran pertama sampai pangeran ketiga, yang sudah berkeluarga. Sedang yang lain masih melajang. Meski begitu, ketiga pangeran masih tetap sering berkumpul dengan pangeran yang lain. Status mereka yang sudah berkeluarga, tidak membuat mereka menjauhi saudara.

Dari sepuluh pangeran, hanya sembilan pangeran yang Yin Wei kenal. Salah satu dari sepuluh pangeran, yaitu Pangeran ke-9, belum pernah menampakkan wajahnya selama Yin Wei bekerja. Dari rumor yang beredar di istana, Pangeran ke-9, adalah yang paling nakal diantara pangeran yang lain. Dia senang sekali berburu dan akan kembali setelah berbulan-bulan kemudian. Dia juga memiliki sifat seperti Pangeran ke-5. Sangat dingin dan tak memiliki banyak senyum untuk ditunjukkan. Dia kelihatan sangat menyeramkan.

"Apakah seseram itu?" Yin Wei bertanya setelah mendengar cerita Liu Qu tentang Pangeran ke-9.

Liu Qu mengangguk mantap. Wajahnya penuh keyakinan.

"Bahkan ketika kau menatapnya, kau akan merasa seperti tertusuk pedang. Dia memiliki tatapan yang buruk."

"Ssttt... Liu Qu, pelankan suaramu. Tembok memiliki telinga. Kau akan dihukum jika ketahuan menggosip." tegur Xin Mei.

Liu Qu menutup mulutnya. Dia berhenti membicarakan Pangeran ke-9 dan kembali bekerja.

Yin Wei memikirkan perkataan Liu Qu. Apakah Pangeran ke-9 seburuk itu?

....

"Berita buruk. Berita buruk." Xin Mei berlari menghampiri Liu Qu dan Yin Wei dengan napas tersengal.

"Xin Mei, ada apa?" Liu Qu bertanya.

"Pangeran kesembilan akan datang."

Prak...

Liu Qu menjatuhkan piring yang dia cuci. Wajahnya seketika tegang.

"Ini benar-benar buruk." Liu Qu panik. Pelayan ceroboh sepertinya akan memiliki banyak masalah jika pangeran kesembilan kembali. Pangeran ke-9 menyukai kesempurnaan, dia akan menghukum siapa saja yang menurutnya buruk dalam bekerja.

"Ada apa? Bukankah itu bagus? Pangeran ke-9 sudah lama tidak pulang. Akan ada perayaan besar." tanya Yin Wei melihat sikap mereka yang berlebihan.

"Bagi pelayan sepertimu, ini bukanlah apa-apa. Tapi bagi kami pelayan rendahan dan cenderung bersikap ceroboh, ini adalah berita buruk. Haiya.... Kenapa Pangeran ke-9 itu kembali?" Liu Qu mengeluh.

"Aku akan pura-pura sakit jika harus mengirim makanan pada pangeran itu," ucap Xin Mei.

"Aku juga. Xin Mei, kau masih menyimpan obat pencuci perut itu, kan?"

Xin Mei mengangguk.

"Untuk apa obat pencuci perut?" tanya Yin Wei.

"Aku akan meminumnya ketika Pangeran ke-9 datang."

Yin Wei terbelalak. Begitu menyeramkan kah Pangeran ke-9 hingga dua temannya memilih melakukan hal aneh seperti itu?

...

Pangeran ke-9 tiba di kerajaan. Para pelayan berbaris menyambutnya. Yin Wei melihat Pangeran ke-9 untuk pertama kalinya. Pangeran itu tidak terlihat seperti pangeran. Dia mengenakan pakaian hitam dengan busur dan anak panah di punggungnya. Rambutnya terlihat diikat dengan asal-asalan. Sangat tidak rapi. Kulitnya sedikit gelap, berbeda dari sembilan pangeran lainnya yang terlihat bersih. Dia terlihat seperti prajurit daripada seorang pangeran.

"Yin Wei, apa yang kau lakukan? Tundukkan kepalamu." Liu Qu mendorong kepala Yin Wei ke bawah. Ini buruk. Mereka ada di barisan depan. Jangan sampai Pangeran tau Yin Wei mengintip. Dia bisa dalam masalah besar.

Pangeran ke-9 merasa ada yang diam-diam meliriknya. Dia melihat ke arah Yin Wei.

"Mati kita." Jantung Liu Qu berpacu. Dia melihat Pangeran ke-9 menuju kearahnya. Dia pasti telah menangkap basah Yin Wei. Ia merasa kakinya menggetar. Bayangan hukuman cambuk berputar-putar di kepalanya. Embun seketika memenuhi dahinya.

"Kau...." Pangeran ke-9 berdiri di depan Yin Wei. Liu Qu semakin menggetar. Dia meremas roknya.

Yin Wei bersikap tenang. Bagaimanapun, ini pertemuan pertamanya dengan Pangeran ke-9. Dia harus memberikan kesan yang bagus.

"Salam Pangeran Kesembilan." Yin Wei membungkuk. Dia memberikan penghormatan. "Saya Liu Yin Wei, Kepala pelayan. Saya baru disini." Dia berkata dengan lembut.

Pangeran ke-9 diam. Dia merasa aneh dengan gadis di depannya. Bagaimana dia memiliki sikap setenang itu?

"Adik, akhirnya kamu pulang juga." Pangeran Pertama datang. Disusul dengan pengeran yang lain.

"Kakak.... Aku merindukanmu. Kupikir kau sudah lupa rumah." Pangeran ke-10 hendak memeluk pangeran ke-9. Dia buru-buru menghindar.

Pangeran ke-10 mengerucutkan bibirnya.

"Aku ingin istirahat." Pangeran ke-9 menyelonong pergi.

"Wei!" Pangeran ke-10 berteriak kesal. Pangeran pertama terkekeh menanggapinya.

"Sudahlah. Dia memang seperti itu. Sekarang lebih baik kita bersiap untuk jamuan makan malam." Pangeran Pertama melirik Yin Wei. "Yin Wei, persiapkan semua dengan baik."

"Baik Yang Mulia." Yin Wei menunduk patuh.

Para pangeran pergi mengejar Pangeran ke-9. Liu Qu menarik napas lega. Ia merasa baru saja terbebas dari sarang singa. Sungguh melegakan.

"Mari kita mempersiapkan untuk jamuan makan malam." Yin Wei menarik tangan Liu Qu.

Jamuan makan malam? Kenapa ia bisa lupa itu. Ia akan bertemu dengan Pangeran ke-9 lagi?

Oh dewa. Selamatkan aku!

....

13/05/20

Kenapa Yin Wei tidak takut pada Pangeran ke-9?

Bagaimanakah perjamuan makan malam nanti?

See you next part

Yin Wei & Pangeran Ke-9 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang