AUTHOR PO'VNAMAnya Aries Venatta, gadis yang baru menginjak dunia perkuliahan. Universitas terelit dikotanya, cara bagaimana dia bisa masuk karena mendapat beasiswa dari SMA nya dulu. Selain dikarunia wajah yang cantik nan datar, sorot mata yang sulit diartikan dan sendu, dia juga dikarunia otak yang terbilang jenius.
Hal itu tidak membuatnya dikenal banyak orang bahkan sebaliknya malahan tidak ada yang mengenalnya lebih dalam atau lebih tepat hanya kenal nama itu pun hanya beberapa orang saja.Dia anak kedua dari 2 bersaudara dari Lian dan ibunya Belle, kedua orang tuanya meninggal saat Aries berumur 7 tahun. Luka yang sampai sekarang masih membekas dihatinya saat kecelakaan mengenaskan yang merengut nyawa Lian dan Belle tepat didepan matanya. Setelah kejadian itu beribu kesedihan menghampirinya, entah apa yang membuatnya masih bertahan sampai sekarang.
Kota ini berwarna kelabu, hanya abu-abu yang akan berlangsung kekal. Hanya hidup begitu saja, lalu orang yang mengerti diriku bagai dinosaurus sudah PUNAH!
Itu lah yang selalu dia ucapkan dalam hati kecilnya. Tidak ada gairah sedikitpun untuk mengenal dunia luar, dia hanya hidup tidak tahu bagaimana kedepannya. Tidak ada lembaran baru yang menarik sedikitpun perhatiannya, hanya kertas kosong yang mulai berisikan coretan-coretan tidak beraturan dan begitu setiap harinya, menyedihkan tapi sudah itu yang Tuhan berikan kepadanya.
Sial, dia melamun dipagi hari sampai lupa bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi padahal hari ini dia ada kelas pukul 08.00, berarti ada kesempatan untuknya buru-buru kekampus yang lumayan jauh dari rumah peninggalan orangtua nya. Setiap harinya Aries menggunakan sepeda yang dia beli pakai uangnya sendiri, persetan dengan pendapat orang kepadanya. Toh dia kekampus untuk belajar bukan bergaya atau pamer seperti mahasiswa/i disana.
Kalang kabut mengayuh sepedanya hingga membuat pejalan kaki mengumpatnya kesal, tidak peduli dia tetap mengayuh sepedanya kencang hingga sampai pada tempat yang sangat dia hindari tapi tidak bisa. Jalan yang sering dihadang anak-anak perempuan brandalan, Aries berdecih mencoba mengabaikan mereka tapi bukan namanya preman jika membiarkan targetnya pergi begitu saja.
Tapi sayangnya salah satu dari gerombolan itu menyadari kehadiran Aries,
"Mau kabur lo? jangan coba-coba mengabaikan kami!!" Aries berdecih menatap jijik cewek yang kini sudah menarik kerah baju nya.
"Serahin uang lo!" perintah cewek brandal itu, tentu saja Aries menolaknya karena uang itu dia cari susah payah. Aries menepis kasar tangan cewek itu hingga mereka berlima menertawainya.
"Ck, hiburan semata toh juga lo bakalan ngasih tuh uang"
Mereka berlima mengepung Aries, mencekal tangannya kasar, menampar, menjambak, bahkan menghina Aries. Tidak ada yang menolong Aries bahkan saat dia berteriak pun karena orang-orang sekitar sudah tidak peduli lagi menghadapi kumpulan preman itu.
Aries yang sudah terduduk lemas ditanah tertawa sinis,
"Memangnya menyenangkan? bagaimana caranya bisa terus hidup tanpa rasa malu? dasar serangga-serangga busuk!!"
Cewek yang sudah jelas ketua dari kumpulan itu berbalik menatap kesal Aries, dia berjalan mendekat lalu menjambak kasar rambut Aries.
"Diam mulut busuk lo, sialan!"
Sepeninggalan gerombolan itu Aries berdecih sinis, menjijikkan rasanya melihat manusia seperti mereka berlima. Segera Aries merapikan rambutnya yang hanya sebatas bahu, dia geraikan begitu saja lalu mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya. Sekarang waktunya sudah habis 10 menit karena manusia-manusia sampah itu. Meskipun kepalanya berdenyut, bibirnya perih dan tangannya sakit dia tetap melanjutkan perjalanannya menuju kampus. Sudah biasa untuknya malah sudah seperti makanan pagi yang terpaksa disantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aries Story
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Saat itu sangat indah, seorang gadis berharap itu takkan hilang. Namun, hal itu berbanding terbalik, dia menangis tersedu-sedu membuatnya tersadar sejenak bahwa hidupnya kini tak berarti lagi, dia menyerah tanpa memikirkan m...