Part 6 - Naik Kelas

44 2 0
                                    

♡♡♡

"Tidak penting sebesar apapun nilainya. Yang terpenting adalah sebesar apa ilmu yang didapat"


♡♡♡

Dita pov

Hari ini adalah hari pembagian raport semester 2 kelas sebelas. Yang berarti aku akan naik ke kelas 12.

Ah iya, sekarang aku ingin membiasakan diri untuk berbicara memakai kata 'aku kamu'. Ya itu pun karna disuruh abi, jadi aku menurutinya.

Seperti biasanya, sebelum memulai aktivitas kami sarapan terlebih dahulu agar imun kami tetap terjaga.

"Pagi ummi, bunda, abang"

"Pagi" jawab Abi dan Umi

"Pagi juga kakak" jawab bang Agam seraya menggodaku, pasalnya aku akan menjadi kakak kelas tertua di sekolahnya.

"Kok kakak?" Tanya Adelia bingung

"Iya mi, kan Eca udah kelas dua belas"

"Iya umi tau kok, tapi kenapa dipanggil kakak?"

"Gapapa mi, Agam suka aja ngegodain Eca" bang Agam tertawa.

Aku hanya mengerucutkan bibir karna sebal di goda terus.

"Bang Agam kenapa ngeselin sih? Umi waktu hamil bang Agam ngidam apa sih"

"Ngeselin ngeselin gini tapi ngangenin kan?" Ucap bang Agam seraya terkekeh

"Bodo pokoknya abang ngeselin titik," aku memberi jeda pada ucapanku "Tapi sayang" lalu setelah mengatakan itu aku tertawa

"Tapi abang ga sayang tuh sama kamu dek"

"Masa?"

"Iya"

Baru aku ingin mengadu ke umi, tapi sudah didahulukan oleh bang Agam.

"Tapi boong hahahah"

"Abangggg..... fiks abang ngeselin. Kalo ada bang Affan, pasti Eca di belain"

"Udah udah, sarapan dulu nanti kalian telat" ucap Abiku.

***

Aku dan bang Agam terpisah ketika sampai di koridor kelas 12. Tetapi sebelum terpisah kami sempat berbicara.

"Dadah abang jelek, wlee" ucapku lalu menjulurkan lidah.

"Dadah anak manja, wlee"

"Bodo wlee, emang Eca pikirin"

"Awas ya dek, ga abang kasih hadiah"

"Kapan sih abang ga pernah kasih aku hadiah?"

"Ga pernah sih, selalu kasih terus"

"Nah itu tau. Udah ah Eca mau ke kelas dulu"

"Wokee"

AnanditaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang