"Gamsahabnida seonsaengnim." Ucap kami.
"Daeum ju bwa yeoreobun (sampai jumpa minggu depan semuanya)." Kata seonsaengnim.
Kelas hari ini berjalan dengan lancar seperti biasa. Kamipun keluar dari kelas kami. Kulihat jam tanganku. 18.00. Aku masih bisa mampir ke supermarket sebentar untuk membeli camilan. Yup malam ini aku harus bergadang lagi untuk laporan praktikum.
Sebenarnya aku cukup lelah dengan perkuliahan ini. Tiada hari tanpa laporan dan.....revisian. Tapi ini semua ini kedua orang tuaku. Mereka sudah sangat bekerja keras demiku, mengecap nikmatnya pendidikan.
"Heol, daebak (wow, keren)." Kata Angel, salah satu teman kursusku.
"Ada apa?" Tanyaku.
"Coba lihat ini, tahun ini kuotanya ditambah sampai 7000. Bukankah itu keren?" Katanya sambil menyodorkan hpnya padaku.
"Wah benar." Kataku yang terpaku melihat berita itu.
"Astaga, ini keren banget. Kita bisa ikut tahun ini Tan. Liat pendaftarannya 1 bulan lagi. Kau akan ikut kan?"
Yup program WA atau Working Abroad diadakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan setiap tahunnya dengan beberapa negara sebagai tujuannya seperti China, Jepang, Malaysia, Arab, termasuk Korea. Sektor yang dibukapun bermacam-macam. Kalau di Korea ada sektor Pertanian, Perikanan, Manufaktur, Pelayanan dan Jasa, serta Konstruksi. Namun beberapa tahun terakhir ini sektor yang dibuka adalah Perikanan dan Manufaktur.
Aku dan Angel sudah memutuskan untuk memilih sektor manufaktur karena untuk sektor perikanan membutuhkan berkas-berkas tambahan yang cukup rumit. Dimana manufaktur kami tidak perlu membutuhkan berkas-berkas tambahan seperti skill-skill dalam hal perikanan.
Bekerja di salah satu Pabrik di Korea nampaknya cukup tidak masuk akal mengingat aku sama sekali tidak ada pengalaman sama sekali dengan dunia kepabrikan. Tapi rasanya tidak akan sesulit itu kan? Pengalaman adalah guru terbaik.
Ini jelas-jelas kesempatan bagiku. Pergi ke korea sudah menjadi impianku sejak dulu, bekerja di salah satu negara dengan teknologi yang berkembang pesat, budaya yang mengagumkan, terlebih lagi negara dimana Exo tinggal.
Tapi....
Bagaimana dengan Papa?
"Tan, kok malah ngelamun? Kamu ikut kan?" Tanya Angel kembali.
"Huh? Oh iya. Aku...akan ikut."
"Bagus, kita bisa mendaftar sama-sama."
Aku hanya membalas dengan senyuman. Jujur saja perasaanku tidak tenang. Apa yang akan papa katakan?
"Oh, itu jemputanku. Aku duluan ya Tan. Sampai jumpa minggu depan." Kata Angel lalu pergi.
Akupun memutuskan berjalan menuju supermarket. Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan kesempatan itu. Oh Tuhan ini benar-benar membuatku galau.
"Kau bisa-bisa menabrak tiang, kau tahu?"
"Nic? Kapan kau sampai? Bukankah ini masih jam kerjamu?"
"Tidak terlalu banyak orang yang datang di perpustakaan hari ini jadi aku minta ijin pulang lebih cepat."
"Kenapa? Kau mau melakukan sesuatu?"
"Yup, nampaknya begitu." Katanya sambil tersenyum memandangku.
"Aku bisa mengerjakannya sendiri sekarang. Aku tidak ingin terus-menerus merepotkanmu. Bagaimana kalau kau dipecat dari pekerjaanmu karena terlalu sering pulang cepat?
"Tentu saja tidak. Alasan perpustakaan itu ramai karena banyak anak SMA dan kuliah yang sering berkunjung untuk berdiskusi denganku tentang buku referensi mana yang bagus. Dan ya, kau sepertinya butuh teman cerita." Katanya sambil menyodorkan helmku padaku.
"Huft." Aku menghela nafas.
"Ayo naik! Kita beli camilan dulu."
Aku pun naik ke vespa kesayangannya.
"Kau ingin beli camilan apa?" Tanya Nic
"Ramyeon." Jawabku.
"Ramyeon? Wow sepertinya ini akan menjadi malam yang panjang."
"Haruskah kita beli soju juga?" Tanyaku.
Nic menoleh ke belakang, "as you wish."
Kami pun pergi.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramyeon + Soju (Ramyeon Meogeullae)
De TodoSemua berawal dari "do you like ramyeon?" "of course. Ramyeon comes first." "We should eat ramyeon together. With Soju too" "Yeah." "Then you should say 'ramyeon meogeullae?"