Minggu siang dengan langit biru cerah seakan-akan seperti membakar seisi kota Yogyakarta, padahal pagi tadi baru saja hujan deras.
Iya, Kina dan keluarganya asal ibu kota ini baru 2 bulan pindah ke kota yang dijuluki Kota Budaya. Lihat saja dari logat berbicaranya belum sama sekali berubah, mungkin dia tidak merasa nyaman dengan kata aku-kamu."Kinn... tolong beliin ibu tepung ya ?!"
Ucap Merla sang ibu sambil berjalan dari arah dapur."Hah, eh iya iya bu. Tapi nanti kina nyasar bu, kenapa gak keno aja sih dia kan lebih tau jalan".
Jawab kina dengan mata masih tertuju pada televisi yang ditonton sejak pagi tadi."Yauda ibu panggil Keno supaya ngantar kamu ke mini market ya" ucap ibu yang hendak menaiki tangga memanggil Keno dikamar.
"Gak usah bu, biar kina aja yang panggil, KENOOOOOO YUHUUU".
Teriak gadis itu lantang didalam rumah.
"Kamuu astaga kinn.." ibunya gusar melihat kelakuan anak perumpuannya dan berlalu menuju dapur kembali.Keno turun dari tangga, kini sudah dihadapan kembarannya dengan wajah kusut yang terkejut karena tidur siangnya terganggu.
"Apasih kin ? Hobby banget teriak kaya tarzan, ini rumah bukan hutan" sungut keno yang kesal melihat Kina malah cengengesan.
"Hehe....Di suruh ibu beli tepung, anter gue ya ke mini market" pinta Kina yang langsung diangguki Keno lalu mengambil kunci motor di nakas kamar miliknya.
"Ayoo kin, gue lepas mata lo ya baru gue tempel di tv" geram Keno melihat Kina yang tidak sama sekali beranjak dari sofa yang didudukinya, lalu keno menarik tangan Kina menuju luar rumah.
"iish, iya iya gitu aja marah" jawab kina dengan bibir yang manyun, dia juga sedikit kesal dengan kembarannya ini yang tidak punya kesabaran panjang.
****
Sesampainya di mini market tujuan sikembar, Kina langsung saja turun dari atas motor.
Kina berjalan memasuki mini market tersebut untuk membeli titipan dari sang ibu dan di ikuti Keno dari belakang.Ketika Kina sedang mengambil tepung terigu yang ada dirak bagian atas, dengan tiba-tiba 2 tepung dengan masing-masing berat 1 kg jatuh tepat diatas kepala Kina.
"Kenapa sih, baru juga gue keluar rumah udah dapet cobaan aja"
Kina mengeluh sambil merapikan tepung yang jatuh tadi ke tempatnya semula.Berjalan menemui keno yang sedang mengambil ciki-ciki, tangan kanan menenteng keranjang berisi tepung sedangkan tangan kirinya tetap mengelus bagian kepalanya yang tidak sengaja tertimpuk tepung tadi, ternyata sedikit benjol.
"Keno?, ini salah lo, pala gue jadi benjol" panggil Kina dengan tangan masih dikepala.
"Lah kok gue?, lo yang ceroboh kin, semua orang juga tau kali kerjaan lo gak pernah beres". Balas Keno, menyudutkan saudaranya itu, Keno senang sekali melihat Kina begini.
"Ahh gak gak, ini tetap salah lo pokoknya. Jadi, lo harus bawak nih keranjang belanjaan". Hanya alibi gadis pemalas ini supaya tidak menenteng keranjang belanjaan, capek sekali baginya.
"Emang gue kali yang bawak-bawak apapun kalau pergi sama lo, dasar banyak alesan. Mana sini gue lihat pala benjol lo". Keno mendekati kina mengambil alih keranjang, tangan satunya terus mengelus kepala benjol Kina, walaupun ia sering jail tetap saja tidak mengurangi rasa sayangnya sedikit pun kepada gadis malas nanceroboh ini.
"Yauda ayo kita bayar dulu terus pulang tuan putri". Ajak Keno sambil menggengfam tangan saudara nya itu, banyak pengunjung mini market yang melihat itu, tapi Keno tidak peduli yang dia peduli ya hanya saudara pemalas nya ini.
****
Didalam perjalanan pulang Kina tetap menyenderkan dirinya dipunggung Keno.
Keno mengemudikan motornya dengan kecepatan sedang, karena jalanan cukup ramai."Eh kin... itu kok rumahnya rame banget". Keno mengajak bicara Kina yang sedari tadi hanya diam, ia hanya takut kalau kina ketiduran terus tiba-tiba terjatuh dari motor, memang ada ada saja yang di pikirkan si Keno ini.
"Iya ken, rumah itu mungkin kebakaran ken" jawab kina dengan malas.
"Pala lo kebakaran, emang bicara sama lo kaya bicara sama tukang sayur deket rumah". Akhirnya Tukang sayur juga yang disalahkan, padahal mang Jajak tidak ada salah apapun. Gimana mau salah, jumpa sama sepasang kembar ini saja bisa terhitung jari.
Sesampainya dirumah Kina langsung saja masuk, membiarkan belanjaan supaya si Keno yang membawa tidak mungkin juga Kina yang membawanya, mustahil.
Keno rebahan di sofa sambil mengecek pesan masuk dihandphonenya. Tiba-tiba saja wajahnya berubah menjadi datar, ia menutup handphonenya lalu di letakkan begitu saja diatas meja.
"Kenapa ken ?" Tanya Kina mendekat.
"Gak papa, bantu ibu gih dibelakang, gue mau ke atas dulu" Keno beranjak dari acara rebahannya dengan wajah yang tidak biasanya."Mungkin Keno sakit perut kali ya, makanya mukanya kusut kaya kain lap" ucap Kina pelan sekali hanya ia dan Tuhan yang dengar.
Tapi tetap saja Kina memikirkan perubahan wajah Keno, ia khawatir akan hal 'itu' yang ada di dalam pikirannya sekarang. apa dia harus menanyakan lagi kepada Keno untuk memastikan, Tapi Keno kan bukan orang yang penyabar bisa-bisanya nanti dia marah.
Dan Kina banyak bicara seperti ini hanya dengan anggota keluarganya saja, selebihnya jangan berharap banyak kepada gadis itu.
****
Salam kenal untuk yang baru membaca Cerita randomku ini.
Peluk penuh kasih dan sayang buat kalian yang ikuti ceritaku.
Mohon dukungannya untuk 'After a Few' dengan
memberi vote dan spam comment sebanyak-banyaknya😉.Comment Next disini ya jika kalian ingin tau ceritanya.
BAGUSNYA NEXT KAPAN GUYS ?
Terimakasih🖤
Penulis amatiran yang baru bangkit.
KolangKaleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER A FEW
Novela Juvenil"Geser!" Ketus cowok bermata biru yang baru saja datang. Kina menatap lama mata biru itu, dia merasa sakit di hatinya yang tidak bisa dijelaskan. "Gak boleh duduk disini !" "Kenapa ? Emang milik lo pribadi ?Udah ah, geser !" "Gak" "Geser gak ?!" **...