Tidak ada angin ataupun hujan. Tiba tiba saja preman sekolah sekaligus anak mafia mengajakku berpacaran dan kehidupan ku mulai berubah
~slow update
~typo dimana mana
~pict dari Pinterest, kalo ada yang sama di lapak lain ya maklum
~beberapa ada kat...
"Apa yang kau lakukan on? Kita harus segera ke lapangan "ajak ningsih
"Kau duluan saja, aku ingin ke ruang guru sebentar untuk memberikan buku ini di meja pak yadi " jelas ku
"Nggak papa nih, kalo aku tinggal? "Tanya ningsih memastikan
"Ya, nanti aku akan menyusul. Sekarang pergilah " kataku sambil jalan menuju ruang guru
°°°
"Baik pak kalau begitu saya kelapangan dulu. Permisi " kata ku sembari menutup pintu
Aku harus segera kelapangan sebelum aku terkena hukuman dari pak roni guru olahragaku. Saat aku melewati uks, aku mendengar suara orang sedang menahan rasa sakit. Dengan rasa ingin tau, aku membuka pelan pintu uks. Aku sempat terdiam saat aku tau kalau yang ada didalam uks adalah Reza
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia tidak menyadari keberadaanku. Apa yang harus aku lakukan? Meninggalkan nya atau membantunya?
"Kau butuh bantuan? "Tanya ku was was. Ya, aku membantunya. Aku tidak tega melihat orang kesakitan.
"Hhhmmm " bisa ku artikan sebagai 'ya'. Aku langsung mengambil kotak P3K dan mulai mengobati luka yang ada di tubuh Reza, ada luka lebam dan goresan ntah apa.
Kita tidak bicara sepatah katapun. Hanya ada kecanggungan di dalam ruangan.
"Sudah selesai, aku sarankan untuk kau beristirahat, agar lukamu cepp.."
"Pergilah"tegasnya memotong perkataanku.
Aku langsung keluar dengan heran. Aku baru tau ada orang setelah ditolong malah mengusirnya tanpa mengucapkan terimakasih. Aneh. Tapi ya sudah lah, toh aku tidak akan berurusan lagi dengannya.
Saat aku menuju lapangan, aku melihat dari kejauhan pak roni sudah menyadari kedatanganku.
"Dari mana saja kamu? "Tanya pak roni
"Maaf pak saya sedikit terlambat "kataku sambil menggaruk kepala yang tidak gatal
"Kamu sudah telat satu setengah jam vio. Itu bukan sedikit, sudah kamu saya hukum lari mengelilingi lapangan sepuluh putaran "perintah pak roni
"Tapi pak saya... "
"Sudah sana"potong pak roni.
Saat aku mengelilingi lapangan sekitar empat putaran, tiba tiba aku mendengar suara yang menyuruhku untuk berhenti
