My Live (Sarada Uchiha)

585 34 4
                                    

Suatu malam di sebuah desa Konohagakure,tampak seorang gadis berambut raven berjalan gontai menyusuri komplek perumahan elite.
Suanasana jalan yang begitu sepi dan tenang membuat langkah kakinya terdengar begitu jelas.

Angin yang perlahan bertiup membuat gadis raven itu betah berlama-lama di jalan,hingga tak terasa dia sudah sampai di depan gerbang megah yang mengelilingi rumah mewah milik keluarga Uchiha.

Ya,dia adalah Sarada Uchiha,anak tunggal dari Sasuke Uchiha,seorang Mayor Jenderal tentara Jepang,dan Sakura Haruno,seorang dokter bedah terkenal di Konohagakure.

Namun sungguh malang nasibnya,Sarada tak bisa merasakan kasih sayang kedua orang tuanya.Ibunya,Sakura Haruno meninggal saat melahirkan Sarada kedunia,dan ayahnya Sasuke Uchiha meninggal dalam perang 3 hari setelah kepergian Sakura.

Sarada dibesarkan oleh kerabat jauh Sasuke,yaitu Suigetsu dan Karin.Apa boleh buat,Sasuke maupun Sakura tak memiliki siapapun lagi yang bisa menjaga Sarada,orang tua mereka sudah meninggal beberapa tahun yang lalu,dan kakak satu-satunya Sasuke juga tewas dalam perang sehari sebelum kematiannya.

                          ⚛⚛⚛⚛
Flashback on

20 tahun lalu disebuah rumah sakit Konohagakure..

"Sa..sarada..mmaafkan papa dan mamamu sayang,k..kami tidak bisa menjagamu...."lirih seorang pria berambut raven dan mata onix sambil mencium bayi berumur 3 hari di pangkuannya
"Ingatlah..meskipun kami tak disampingmu tapi kami akan selalu memperhatikan mu,kami ada di dalam dirimu sayang..hiks.."suara tangisan pria tangguh itu perlahan mulai memecah keheningan di ruangan berbau obat tersebut..

"Maafkan papa dan mamamu sayang...maaf.."
Perlahan iris onix kelam yang mulai kehilangan cahayanya itu melirik kepala putih dan merah di sampingnya dan kemudian menyerahkan bayi yang enggan dilepaskannya sejak tadi
"Suigetsu,Karin,kumohon jaga sara...
Ahh.."
Suara kesakitan itu memotong pembicaraan nya dengan kedua kerabatnya tsb..sesaat kemudian Sasuke sudah tidak sadarkan diri.

Beberapa jam kemudian Suigetsu dan Karin diberi tahu bahwa nyawa Sasuke tidak bisa diselamatkan.

Flashback off

                          ⚛⚛⚛⚛

"Rumah yang indah"gumam Sarada sambil memperhatikan rumah peninggalan orang tuanya tersebut
"Tapi sayang,isinya bahkan lebih buruk dari neraka"
Lirihnya disertai lelehan cairan bening yang mulai terjun me.basahi pipinya.

                      .    ⚛⚛⚛⚛

Sarada pov's

"Tadaima"
"Oh,okaeri Sarada sayang...kau sudah pulang??/okaeri Sarada sayang"
Sambut Karin dan Suigetsu hampir bersamaan.

'Tumben sekali mereka bersikap baik padaku,biasanya mereka akan langsung memarahiku atau bahkan memukulku..kuharap mereka benar benar berubah sekarang' batinku.

"Kau sudah makan sayang??mau ku siapkan makanan untukmu??"ucap mama Karin sambil menggandengku duduk di sofa sebelahnya

"Ah..tidak perlu,aku sudah makan"
'Ada apa ini..aku jadi merasa sedikit takut melihat sikap mereka yang tiba tiba lembut padaku'

"Ada apa ini??"
"Ah,begini Sara sayang,ada yang harus mama dan papamu bicarakan"jawab papa suigetsu

'Huhh..ternyata benar,mereka ada maunya'

Jadi mau apa mereka sebenarnya?

Sarada pov's end

Suasana hening beberapa saat,hanya terlihat Suigetsu dan Karin yang saling melirik sebelum akhirnya Suigetsu buka suara

"Jadi begini sayang,kami berniat untuk menjual rumah ini untuk melunasi hutang hutang pada tuan Orochimaru,karena dulu kau menolak menikah dengannya jadi dia mendesakku dan hanya memberiku waktu satu minggu ini"

"Apa?"teriakan Sarada cukup membuat Karin dan Suigetsu kaget dan menghentikan pembicaraannya.

"Cihh...gadis sialan itu,selalu saja begitu"gumam Karin kesal.

"Itu semua kan juga karena salahmu,mengapa kau kabur saat pernikahanmu dan tuan Orochimaru akan dilangsungkan?"bentak Karin

Sarada pov's

"Jadi begini sayang,kami berniat menjual rumah ini....."

'Dijual????apa-apaan ini??'

Kepalaku rasanya sakit sekali..tubuhku lemas..mulutku terbungkam...dadaku..dadaku sesak sekali..

"Apa?"hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku,itupun rasanya sulit hingga aku harus berteriak keras.

"Itu semua kan juga karena salahmu,mengapa kau kabur saat pernikahan mu dan tuan Orochimaru akan dilangsungkan?"

Sarada pov's end

"Apa maksudmu dengan mengatakan kalau itu salahku?harusnya yang kau salahkan adalah papa Suigetsu,karena kebiasaan judinya perusahaan mendiang papaku bangkrut,dan dia meminjam banyak uang pada orang aneh itu hanya untuk bersenang senang saja"

"Jangan membentakku anak sialan!!"
Teriak Karin

Plakkk

Tamparan keras yang berasal dari lengan besar Suigetsu berhasil mendarat di pipi putih Sarada hingga membuatnya tersungkur di lantai

"Dasar anak tidak tahu diri,kami yang mengurusmu dan membesarkanmu,dimana orang tua yang selalu kau bangga banggakan itu hah?mereka sudah mati!!"
Teriak Suigetsu sambil menyiram Sarada yang masih terduduk menangis di lantai dengan sisa kopinya.

"Aku mohon jangan jual rumah ini.aku janji akanebih bekerja keras,kumohon"rengek Sarada

"Baiklah,kami beri kau waktu satu minggu untuk melunasi semua hutang hutang ku"jawab Suigetsu sambil berlalu meninggalkan Sarada dan kemudian disusul oleh Karin.

Tak jauh dari tempat Sarada sekarang terdengar sayup sayup pembicaraan Suigetsu dan Karin

"Kau yakin mau memberinya waktu?padahal kita akan dapat uang banyak jika menjual rumah ini"

"Biarkan saja,lagi pula dia tidak akan mampu melunasi hutang ku dalam seminggu,biarkan uangnya mengalir untuk kita dan pada akhirnya rumah ini juga akan sepenuhnya milik kita"

                            ⚛⚛⚛⚛
Kamar Sarada
23.20

"Kejam sekali mereka,ohh...Kami sama bagaimana aku bisa melunasi hutang papa Suigetsu dalam waktu satu minggu??
Hikss..mama..papa..."

Beberapa menit kemudian ruangan itu sudah senyap ditinggal tidur pemiliknya.

Sepertinya Sarada sangat lelah

////////////////............///////////.........//////////////

Maaf kalau alur dan ceritanya gaje😅😅😅
Maklum ini baru cerita pertama yang saya tulis..masih dalam tahap belajar

Mohon saran dan kritiknya..
🙏🙏🙏🙏

Terima kasih dan haraf maklum😊😊🙏🙏

A Tribut LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang