30

481 19 17
                                    

***
Happy Reading ♡

⚠️ 2117 kata

Selesai bakar-bakar, Shila masuk ke dalam kamarnya duduk menyendiri di dekat jendela sembari melihat suasana yang berada di balik jendela.

Melamun, itu yang dilakukan Shila malam ini. Entah apa yang sedang di pikirkan nya sekarang.

Shila dan segala pemikiran nya.

Vika dan Fira masuk ke dalam kamar. Kedatangan mereka membuat Shila terkejut dan dengan spontan menoleh ke arah Vika dan Fira.

Vika dan Fira menghampiri Shila yang tengah duduk sendiri "lo kenapa? Ga biasanya lo kaya gini. Mau cerita?." Ucap Vika.

Shila berusaha tersenyum "emang nya gue kenapa? Gue gapapa kok."

"Kita sahabatan bukan satu atau dua hari Shil, tapi udah tiga tahun. Gue tau pasti ada yang lo pikirin. Kita ini sahabat lo, lo boleh membagi cerita lo ke gue sama Vika, jangan suka pendem sendiri, gabaik." Ucap Fira.

Shila menghela nafas nya sebentar. Sebenarnya Shila ingin cerita kepada mereka, tapi Shila terlalu takut.

"Kenapa? Muka lo kok sedih gitu?."

Shila menatap mereka berdua, air mata nya mengalir begitu saja tanpa permisi "gue bingung."

Vika dan Fira mendekat ke arah Shila berusaha menenangkan Shila agar tangisan nya sedikit mereda.

Mereka membiarkan Shila untuk bercerita, tidak mau memotongnya sedikitpun.

"Gue bingung sama hubungan gue dan Vano. Gue setiap hari selalu overthinking tentang hubungan gue. Gue tau gue salah, gue juga tau apa konsekuensinya kalau gue pacaran sama Vano. Gue pengen putus sama Vano, Vik, Fir." Shila menunduk lesu.

Vika mengelus pundak Shila. Mereka tahu apa yang di rasakan Shila sekarang.

"Putus? Apa keputusan lo kali ini udah bener-bener yakin? Gue rasa lo masih sayang banget sama Vano, Shil bahkan cinta." Ucap Vika.

Shila mengangguk "iya, semakin lama gue menjalin hubungan sama Vano, semakin lama juga buat gue susah ngelepasin Vano. Kenapa Tuhan mempertemukan gue dan Vano dengan sebuah perbedaan agama?." Ucap Shila lesu.

"Tuhan lagi nguji lo dalam sebuah hubungan cinta beda agama Shil, apa lo bakal memilih penciptanya atau ciptaannya. Dan mungkin ini jawaban dari teka-teki lo selama ini, gue tahu lo gabakal ninggalin Tuhan lo, begitupun dengan Vano." Ujar Fira.

Vika mengangguk setuju "apa yang diucapin sama Fira bener, cinta juga ga harus memiliki kan?. Lo udah bener ngambil keputusan ini, kita juga gabisa melawan takdir."

Shila menatap lekat-lekat sahabatnya itu, Shila beruntung memiliki sahabat seperti Vika dan Fira yang selalu ada untuknya dikala Shila sedih ataupun Shila lagi bahagia.

Shila mendekat ke arah mereka, mendekap tubuh erat mereka menyalurkan rasa sedihnya terhadap mereka dan rasa senangnya karena memiliki sahabat seperti Vika dan Fira.

Vika mengundurkan pelukan nya "apapun keputusan lo selagi itu baik buat diri lo sendiri, gue sama Fira selalu dukung lo Shil."

"Makasih ya, kalian selalu ada buat gue, semoga keputusan gue buat putus dari Vano ini udah jalan yang terbaik."

Kita Berbeda (New Version) // (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang