Kamu tahu masa SMA yang begitu indah, ah iya aku rasa semua orang tahu itu. Banyak waktu, kenangan dan juga tempat yang indah bahkan menjadi favoritmu dan menjadi kebanggan mu saat itu. Seperti aku dan kamu yang dulu satu lalu menghilang bagai debu yang telah usang berterbangan segala kenangan dan menjadi misteri tersimpan sampai sekarang ini.
Cerita ini datang saat aku duduk di bangku SMA, dimana aku masih menjadi seorang cupu dan tak berani keluar kelas jika tak ada teman. Begitu hari-hariku berlalu, seperti tidak ada kesan sama sekali dalam waktu beberapa bulan setelah masuk SMA. Aku yang berharap seperti cerita-cerita di wattpad pada umunya atau dongeng kisah yang lucu bahkan romantis. Kini sama sekali tak kurasakan hal-hal seperti itu, mempunyai teman saja rasanya sudah cukup berarti bagiku saat itu.
Hari demi hari ku lewati, semakin hari aku merasa semakin banyak teman yang aku miliki. Indah sekali rasanya punya banyak teman disana dan disini. Aku si bocah cupu yang gemar berorganisasi menjadikan aku begitu cepat menemukan teman sekaligus sahabat. Aku mengikuti segala organisasi yang ada dan mampu aku ikuti. Dan disalah satu organisasi itu aku bertemu dan mengenalmu, tepatnya sudah lama aku mengenalmu namun kali ini aku lebih mengenalmu.
Ya, aku berteman denganmu sudah cukup lama bahkan 2 tahun lamanya saat kita masih duduk di bangku SMP. Tapi lagi-lagi aku harus merasa insecure, karena kamu kakak tingkatku. Sedangkan aku adalah adik kelasmu yang sangat begitu lugu.
Tunggu dulu, aku lupa belum memperkenalkan namaku. Ya, aku adalah Fisa Humairoh dan dia yang baru ku ceritakan adalah Andi Azzhari. Begitulah nama ku yang tak begitu indah dan bagus untuk diukagumi.Awal mula perkenalan ku dan kamu sudah 2 tahun silam saat aku duduk di bangku SMP. Aku mengenalmu baik bahkan kamu menjadi salah satu sahabat kecilku. Kini kita bertemu lagi dibangku SMA aku begitu senang saat kita dipertemukan kembali dalam satu organisasi. Kamu yang dulu ku kenal masih lugu, polos dan pemalu. Kini sudah menjadi seperti laki-laki yang berusia 20 tahunan, kamu lebih bijaksana dan bahkan mampu berbicara di depan umum untuk mengarahkan adik tingkatnya. Seketika melihat kamu yang sudah banyak berubah membuat aku tak sadar bahwa aku sedang mengagumimu saat ini juga. Sungguh tak menyangka bocah yang dulu ku kenal masih menggunakan baju usang, maen bola dengan tanah, berspeda bersama. Kini di hadapan ku seperti laki-laki dewasa yang sudah tidak manja dengan masa ke kanak-kanak kan nya dulu. Ahhhh jadi semakain mengaguminya, tapi aku wajar kan mengagumi sahabatku yang sudah berubah begitu? Tentu itu wajar bagiku tapi entah jika menurut yang lain.
Hari semakin hari aku semakin banyak melihat perubahan mu. Baik dari fisik mu bahkan sikapmu kepadaku. Namun satu yang tak pernah berubah rasa dan jiwa mu yang dingin alias cuek jika bertemu. Itu yang ku benci saat ini padaku, namun senyummu yang setiap pagi menegurku membuat aku lupa akan kebencianku padamu.Bertemu denganmu setiap pagi membuat candu bagiku, dan tidak bertemu dengan mu setiap minggu membuat benci bagiku. Ahhh kali ini aku sudah berani berkata aku mengagumi mu meski dari kejauhan. Bagaimana tidak aku mengagumi mu kamu kali ini sudah banyak berubah. Badanmu yang tinggi, rambutmu yang tertata rapih, seragam sekolah yang tak pernah kucel, sepasang sepatu yang menemani langhkahmu, kemudian dua lesung pipimu dikanan dan kiri, serta manisnya senyum mu membuat aku berasa ingin melayang jika bertemu dengan mu.
Tunggu dulu, aku sedang membayangkan wajahmu saat ini. Tapi satu yang kusayangkan kita adalah teman dan sangat pantang bagiku mencintai teman ku sendiri. Agaknya aku hanya bisa diam, membiarkan rasa ini tumbuh tanpa perlu dia mengetahui. Sakit bukan? Jatuh cinta sendirian alias mengagumi dia dengan sendirian tanpa ada rasa timbal balik. Hemmm mungkin ini lebih baik, dari pada dia tahu yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secuil Rasa yang Pernah Ada
RomanceSebuah cerita yang diungkap kembali dari waktu yang telah beralalu