🌍14.🌍

15 2 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Kini senja telah tiba, Anin dan Inan yg masih setia ditempat itu menikmati matahari tenggelam.

Warna jingga itu menerpa wajah mereka, dan pada saat yg sama mereka saling beradu pandang, mereka saling terkagum dengan kecantikan dan ketampanan masing-masing.

Saat tersadar jika mereka saling berpandangan cukup lama, anin langsung memalingkan wajahnya, saat ini wajahnya sedikit bersemu merah.

Detak jantungnya tidak teratur, seakan ingin melompat dari tempatnya. Namun inan hanya senyum-senyum saat melihat tingkah anin.

'Keeno, siapkan acara pesta penyambutan untuk ku dan Anin nanti malam, pesta itu adalah pesta bertopeng, sebarkan undangan, katakan bahwa penyambutan ini untuk menyambut kedatanganku dan aku akan naik takhta.'
'Baik yg mulia, saya akan melaksanakan'
'Siapkan pula gaun untuk Anin, dan siapkan pelayan pribadi untuknya saat aku kembali ke istana.'
'Baik yang mulia'

Kini matahari telah sepenuhnya tenggelam, dan kegelapan tengah menyelimuti. Anin kini tengah duduk memeluk lututnya, dia menunduk menenggelamkan wajahnya, dia ketakutan, pasalnya dia tak pernah jika malam-malam berada diluar dan ditempat yg sangat luas, apalagi ini tempat baru baginya.

Inan yg baru saja memutuskan mindlink dengan Keeno pun, terkejut karena melihat punggung anin yg sedikit bergetar.

Ya kini anin menangis dalam diamnya, karena ketakutan telah memenuhi otaknya. Inan yg tak tega melihatnya pun, langsung memeluk tubuh mungil anin dan membawa kedalam dekapannya.

"Anin... Kau menga kau menangis, ada aku disini." ujar inan sambil menenangkan.
"Ak...aku, hanya takut, aku takut."
"Apa yg kau takutkan, ada aku disini, kau tak perlu takut, tenangkan dirimu."
"Aku takut, pasalnya aku tak pernah pergi sejauh ini, dan dimalam hari tempat ini pun adalah tempat baru bagi anin"
"Aku mengerti, jangan takut ya, lebih baik kita kembali kekerajaanku, kau akan tinggal disana bersamaku, aku akan menceritakan segalanya padamu, dan akan ku jelas kan semua disana."
"Baiklah ayo kita pergi"
"Baiklah, sekarang kau tutup matamu"
"Untuk apa ?"
"Untuk ... Untuk mencium mu"bisik inan ditelinga anin
"APA ... ! " teriak anin sambil melotot, dengan refleks menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Hahahahaha, kau lucu anin, tak lah ... Aku hanya bercanda, aku hanya akan membawamu untuk berteleportasi, jadi aku meminta untukmu menutup mata"
"Benarkah disini bisa melakukan teleportasi ?"
"Ya disini bisa bahkan kau bisa menggunakan beberapa elemen dasar, seperti Air, Angin, Tanah, Api, dan beberapa elemen khusus. Elemen itu bisa kita gunakan sesuai dari mana kita berasal, dan ada beberapa yg bisa memiliki lebih dari satu elemen."
"Wah... Lalu apa elemen mu ?"
"Elemen ku adalah Cahaya, Angin, dan Healing, kau lihat kan tadi mengapa ditempat ini tumbuhan sangat subur, karena banyak pula tanaman yg bisa dijadikan obat, dan di kerajaanku ini didominasi oleh healing dan angin"
"Wah ... Apakah aku juga memilikinya ?"
"Tentunya, sudahlah lebih baik kita segera pergi"
"Baiklah ayo"

Kemudian anin menutup matanya dan mereka menghilang begitu saja.

Kini mereka tengah berada disebuah kamar yg cukup luas. Dan disana telah ada Keeno dan dua orang pelayan yg akan melayani Anin secara pribadi.

Saat mereka tiba Keeno dan kedua pelayan itu menunduk hormat kepada Inan dan Anin.

"Anin kita sudah sampai, bukalah matamu"
"Ini dimana ? Indah sekali"
"Ini akan menjadi kamarmu,"
"Lalu siapa mereka ?" tunjuk anin kepada Keeno dan dua pelayan.
"Laki-laki itu adalah Keeno, orang kepercayaan ku dan sudah ku anggap sebagai kakak ku. Dan mereka berdua adalah pelayan yg akan melayanimu selama kau ada disini."
"Salam kenal kak Keeno aku Anin"
"Hormat hamba tuan putri" ucap keno sambil membungkuk
"Hormat kami tuan putri" kemudian kedua pelayan itu ikut membungkuk.
"Ahhhh, bangunlah "

Kemudian Keeno dan pelayan itu kembali berdiri tegak dan menundukkan kepalanya hormat.

"Baiklah Keeno ayo kita keluar, biarkan mereka menyelesaikan tugasnya."
"Baik yang mulia"
"Dan untukmu anin, dan dan lah yg cantik" bisik inan

Anin yg mendengar penuturan inanpun hanya tersenyum dan pipinya bersemu merah. Kemudian Inan keluar bersama Keeno, tinggal lah anin dan kedua pelayan itu didalam kamar.
"Emmm apa yg akan kita lakukan?" tanya anin yg kebingungan tak tau harus melakukan apa.
"Hormat hamba tuan putri, kita akan bersiap untuk mengikuti acara pesta nanti malam. Hamba sudah menyiapkan segala keperluan tuan putri."
"Emmm baiklah lalu siapa nama kalian, aku belum mengetahuinya"
"Panggil hamba Fany tuan putri, dan dia Ria."
"Baiklah Fany, Ria, panggil aku Anin saja, bukankah umur kita tak terlalu jauh ?"
"Tidak tuan putri, tidak sopan rasanya jika hamba memanggil tuan putri hanya dengan nama"
"Baiklah jika itu kehendakmu, aku tak akan memaksa, lalu apa yg akan kita lakukan ?"
"Sekarang Tuan putri harus mandi, hamba telah menyiapkannya dan diberi aroma mawar apakah tuan putri menyukai nya ? Jika tidak hamba akan menggantinya."
"Tidak...tidak aku suka aroma mawar. Baiklah kalau begitu aku akan mandi"

Setelah selesai mandi kini anin tengah dibantu kedua pelayan untuk mengenakan gaun yg sedikit rumit bagi anin.

"Mengapa gaun ini sangat rumin sekali, dadaku rasanya sesak,"
"Apakah hamba terlalu kuat mengikatnya tuan putri ? Jika terlalu kuat hamba akan melonggarkannya."
"Bukan, bukan karena itu, hanya saja aku tak terbiasa dengan pakaian yg sangat rumit ini."
"Nanti tuan putri akan terbiasa."

.
.
.
.
.

🌎🌏🌍🌎🌏🌍🌎🌏🌍🌎🌏🌍

Sampai disini dulu ya ...
Besok kita sambung ...

Jadi bagaimana menurut kalian ?
Jangan lupa vote dan komen ya

#Anin💜
#Inan💙
My world see you

My World Queen Of The SouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang