Chp. 2

793 72 87
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak ya, kalo gak, gue gak lanjut nih!

Capek tau mikir!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sebelum mulai baca, aku dan aeri-23 eonni mau mengucapkan, Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf jika selama kami menulis kurang memuaskan. Manusia tak ada yang sempurna 😁🙏
Jangan kapok jadi reader kami ya 😂






























Ah gara-gara orang itu Seungri harus terburu-buru. Sialnya dia merasa pantatnya yang ngilu. Sudah tidak ada waktu, Seungri harus segera ke lantai lima. Dengan tergopoh-gopoh akhirnya dia tiba di tempat wawancara.

Sementara di dalam ruangan wawancara, sudah ada tiga orang yang sedang melakukan seleksi. Keduanya terlihat tenang dan santai, berbeda dengan pria di antara keduanya yang terlihat lebih dingin.

"Semuanya payah! Tidak ada yang bisa kuandalkan," ucap si pria yang di tengah. "Waktu sebentar lagi habis, tapi tak ada satupun yang sesuai. Buang-buang waktu saja!" umpatnya lagi.

"Masih ada satu lagi, sajangnim. Sebaiknya kita ijinkan dia masuk dulu," pinta Taeyang selaku wakil Jiyong.

"Suruh cepat atau batalkan semuanya!" perintah si atasan sambil merapikan dasinya.

"Ne, Nona Kim tolong suruh masuk peserta terakhir," perintah pujangnim.

"Ne, Pujangnim."

Nona Kim pun memanggil peserta terakhir dari wawancara hari itu. Dengan begitu si peserta masuk dengan gugup sembari sedikit merapikan pakaiannya yang terlihat kusut.

"Perkenalkan namamu!" perintah Taeyang.

Peserta ini lantas membungkukan tubuhnya sejenak, lalu mengangkat kepalanya dan ...

"What? Kenapa orang itu ada di sini?" batinnya. Dia terkejut melihat orang yang sudah menabraknya tadi.

Si pelaku pun tak kalah terkejutnya melihat korbannya ada di ruangan itu.

"Kenapa diam saja? Perkenalkan namamu!" Taeyang membuyarkan keterkejutan Jiyong dan si peserta.

"Ah ne, mianhae. Lee Seungri-imnida. Usiaku 29 tahun. Aku memiliki pengalaman bekerja sebagai sekretaris di perusahaan internasional selama empat tahun," jelas Seungri.

"Jadi namamu  Lee Seungri. Kau bilang kau pernah bekerja di perusahaan internasional? Itu artinya kau menguasai bahasa asing?" tanya Taeyang dengan melihat biodata dari CV yang diberikan Seungri sebelumnya.

"Ne, aku bisa tiga bahasa."

"Hm ... bisa kau praktekan?"

"Ne ..."

Seungri pun mempraktekan dirinya berbicara dengan bahasa Inggris, Jepang dan Mandarin-nya secara pasif. Sebenarnya hal itu membuat ketiganya tertegun, terutama Jiyong. Tapi dengan sikap dinginnya dia tetap tenang.

"Kau gagal," ucap Jiyong seenaknya.

"Ye?" Seungri malah tercengang.

"Jiyongie, apa kau tak salah? Dia bahkan belum selesai. Kurasa dia bagus," bisik Taeyang yang tak kalah bingung.

"Kau gagal karena kau terlambat."

"Mwo? Anda bilang aku gagal hanya karena terlambat? Apa anda tidak tahu siapa yang sudah membuatku datang terlambat? Harusnya aku sudah di sini 10 menit yang lalu," ocehnya dengan wajah kesal. Jelas saja kesal karena pelaku utamanya dengan seenaknya mengatakan dia gagal.

Love Or Glory (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang