Bag 39 (Data)

345 30 2
                                    

Seketika Rio langsung menelepon rekannya untuk menyampaikan sesuatu baru saja ia temukan. Namun panggilan telepon itu tak kunjung diangkat. Sudah dua kali mengulang panggilan hanya ada suara dengungan yang terdengar.

Pria berpostur tinggi itu langsung bergegas ke luar rumah dan pergi mengendarai mobil sedan tua miliknya. Menuju rumah seorang kawan dengan misi yang dinilai akan menguntungkan baginya. Sampai di depan tempat tujuan, ia mengetuk pintu kontrakan berkali-kali berharap di malam ini si penghuni sedang ada di dalamnya. Hingga akhirnya pintu dibukakan oleh Angga yang tampak baru terbangun mendadak dari tidurnya.

"Duh, ada apa kamu malam-malam ke sini?''

"Ini Bang, aku nemu sesuatu. Mungkin kau yang lebih tahu orang ini."

"Ya udah, sini masuk dulu!"

Angga mempersilakannya masuk lalu duduk bersama di atas karpet untuk berbicara lebih jauh.

Di dekatnya, Rio memperlihatkan beberapa foto yang sudah ia unduh dan simpan di memori ponselnya. Tampak foto menampilkan empat orang anggota band indie yang sedang berkumpul bersama. "Ini, kau tahu yang cewek ini mirip siapa?"

"Cewek ini, mirip sih sama Dara. Namanya siapa?"

"Aku lihat di data band-nya sih namanya Nadi. Tapi bisa aja kan nama itu cuma nama panggung dia."

Terlihat Angga masih merasa ragu melihat foto yang ditunjukan. "Ada data yang lain gak? Data nama lengkap atau data apanya. Masalahnya, orang biasa yang mirip artis aja banyak, apalagi yang cuma merasa dimirip-miripkan aja."

"Aku gak nemu data-data yang lainnya. Cuma nemu data nama-nama anggotanya saja. Akun sosial media pribadi punya si Nadi juga gak nemu. Kebetulan band ini masih merintis karir, makannya gak banyak data yang aku dapatkan. Tapi aku lihat di akun Instagram resminya, band ini baru aja bubar. Mungkin karena bassis-nya ketangkep polisi gara-gara pakai narkoba," jelas Rio dengan antusias.

"Kalau misalnya kita udah jauh-jauh nyari si Nadi ini, terus ternyata salah orang. Gimana?"

"Ya kalau ternyata dia bukan Dara ya gak masalah. Kau gak ngerti sih yang namanya usaha."

"Gimana caranya biar kita bisa ketemu si Nadi? Band-nya pun sudah bubar."

"Ya kita besuk aja bassis band mereka yang udah dipenjara itu. Kita tanya-tanya sama dia. Pasti tahu lah."

"Aku tahu Dara itu kayak gimana. Masa dia jadi agak urakan gini sih?" Angga menyeringai aneh ketika kembali mengamati foto seorang gadis di ponsel milik Rio.

"Selera penampilan orang itu bisa berubah. Siapa tahu Dara di sana bergaul dengan siapa, makannya bisa jadi seperti ini. Udahlah Bang, nanti kita temuin bassis band-nya. Kalau gak salah, namanya Aris. Dia sekarang lagi ditahan di Lapas Jelekong Bandung. Mau kapan kita ke sana? Aku gak akan nawarin tumpangan gratis dua kali buat nyari mantan anak tiri kau itu."

Angga terdiam seolah memikirkan berkali-kali sebuah keputusan dari ajakan rekannya. Setelah berpikir cukup matang, kepalanya mengangguk.

"Oke, besok kamu antarkan aku ke lapasnya. Tapi kalau ternyata Nadi ini bukan Dara. Aku gak mau ganti ongkos bensinnya ya?"

"Santai saja, gak masalah. Kalau besok jadi, kau saja ya yang masuk ke lapas ya? Track record-ku masih belum sepenuhnya pulih. Sampai sekarang aku masih sering bergaul sama bandar."

Wajah Angga kembali mengangguk tenang. "Iya, kita lihat jadwal besuknya dulu, nanti biar aku yang temuin si Aris. Semoga Nadi itu beneran Dara."

Sebuah persetujuan dibuat mereka berdua.

Hari berganti sesuai yang telah direncanakan. Di siang bolong, sebuah mobil sedan merah tiba di salah satu lapas tempat pembinaan para tersangka kasus narkoba di Kota Bandung. Namun hanya Angga yang keluar dari dalam mobil sedan yang sudah terparkir. Petugas lapas langsung melakukan pemeriksaan bagi pengunjung yang akan melakukan besuk. Agar diizinkan masuk, Angga mengaku sebagai paman dari salah satu narapidana bernama Aris

About D ( Her Secret ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang