Bruk!
Jeha terpental menabrak lantai, bukunya berhamburan dan pinggulnya terasa ngilu. Jeha meringis kesakitan, terjatuh setelah bahunya ditabrak sangat kencang."Ohhh mianhae Jeha.. aku terlalu asik mengobrol dengan Arin jadi tidak melihatmu. Jeongmal mianhae...."
Yerim dan Arin tertawa kecil. Tidak membantu Jeha berdiri ataupun membantu membereskan bukunya.
"Jeha, kamu tidak datang ya ke prom night semalam?" tanya Arin.
"Tentu saja Jeha lebih memilih bekerja daripada berkumpul dengan temannya. Pantas saja kamu tidak punya teman. Yang kamu pikirkan hanya uang."
Mereka tertawa lagi setelah itu mereka pergi begitu saja.
Jeha meremat jemari. Membayangkan seandainya dia punya uang Jeha ingin sekali menampar dan menjambak mereka berdua. Sayangnya tidak. Jeha tidak bisa membayar pengacara kalau dituntut karena penganiayaan.
Teman, ya?
Mereka bisa berbicara seperti itu karena mereka punya uang. Bersenang-senang hanya untuk mereka yang tidak mengkhawatirkan apa pun.Jeha memunguti bukunya yang berceceran. Satu buku lagi tapi seseorang menyenggolnya dari belakang. Handphone di saku baju Jeha terjatuh.
Jeha menghela napas panjang. Sudah biasa melewati hari-hari sulit sejak masuk universitas ini. Kampus bergengsi tempat anak orang kaya, sedang dia kuliah dengan beasiswa.
Ketika Jeha mau mengambil ponselnya sekumpulan anak datang dari belakang lalu seseorang menginjaknya sampai layarnya retak!
Rasanya jantung Jeha berhenti berdetak. Napasnya terputus sesaat. Ponsel itu baru lunas dia cicil satu bulan yang lalu! Jeha harus menunggu 3 tahun untuk menabung dan menyicilnya. Jeha harus memangkas uang makan dan jajan demi ponsel itu. Jeha hampir pingsan.
Dan lebih parahnya lagi cowok itu tetap berjalan santai seperti tidak bersalah! Tetap melenggang dengan dagu yang diangkat tinggi seolah dia itu pangeran diantara rakyat jelata.
"Jaehyun!"
Cowok paling tinggi dan paling depan berbalik diikuti teman-teman nya dibelakang. Matanya menatap lurus pada Jeha yang berdiri dengan kedua tangan mengepal dan wajah bersungut marah.
"Kalau ngga punya hati buat bertanggung jawab setidaknya lo punya cukup etika buat minta maaf!"
Jaehyun bergeming ditempat memasang wajah pura-pura bingung.
"Lo ngga liat?" Jeha menunjuk ponselnya yang tergelatak mengenaskan. "Lo baru aja ngerusakin hp gue!"
Jaehyun masih berwajah datar tanpa ekspresi membuat Jeha ingin sekali mencakar wajahnya.
"Tinggal beli lagi, anjir HP murahan doang."
Murah? Murah dia bilang? Padahal ponsel itu barang termahal dan paling berharga yang Jeha punya sekarang.
"Oh iya, gue lupa..." kata Jaehyun yang hampir pergi tapi tapi diurungkan seperti mengingat sesuatu. Kembali dia tatap Jeha dari sudut matanya. "Lo kan, miskin."
Jeha tersentak. Jeha tidak menyangka Jaehyun lebih menyebalkan dari yang dia kira selama ini. Dia tega berbicara sekasar itu pada Jeha di depan teman-teman nya.
Mata Jeha memanas. Jeha mununduk. Yakin butiran air mulai terkumpul di pelupuk mata. Jeha tahu dia miskin tapi kenapa mereka bersikap seolah itu adalah sebuah kesalahan. Memang dia yang meminta terlahir miskin?
Jeha sadar Jaehyun mendekatinya tapi dia tidak punya keberanian untuk melawan.
Tiba-tiba sebelah tangannya diangkat Jaehyun dan dia meletakkan black card ditangan Jeha."Ambil aja dan pakai sepuas lo. Pinnya 140297. Ngga usah gengsi karena lo ngga punya duit."
Kenapa Jeha tidak menemukan nada penyesalan? Jaehyun tidak merasa bersalah? Kenapa hanya nada merendahkan yang dia temukan di sana?
Setelah itu tanpa meminta maaf cowok itu pergi begitu saja seperti Yerim dan Arin. Mereka pikir karena mereka kaya bisa merendahkan orang lain seperti itu? Mereka pikir orang miskin tidak punya hati dan tidak pantas dihargai?
"Jaehyun!"
Jeha meraih ponselnya dan di lemparkan kearah Jaehyun. Ya, ponsel itu mengenainya. Jaehyun sempat tersentak lalu memegangi kepala nya. Jeha tersenyum dalam benak. Rasakan!
"Gue lebih milih jadi orang miskin daripada jadi orang kaya yang ngga punya etika dan hati nurani kaya lo!"
Jeha melempar blackcard Jeahyun. "Ambil juga ini, dan gue ngga terlalu miskin buat ngemis belas kasihan dari lo!"
Jeha berbalik. Ya, terlahir miskin bukan kesalahan. Terlahir miskin tidak menjadikanmu rendah dan jangan biarkan siapapun merendahkanmu.
Continued

KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Tunangan Lo!
Подростковая литератураKarena sebuah insiden Jehhanny harus bertunangan dengan dengan Jaehyun, cowok yang sangat membencinya dan selalu menatapnya seperti kotoran. Demi tujuan masing-masing mereka rela menjalin hubungan kontrak dan berpura-pura menjadi pasangan.