"Bagaimana?" Seokjin memajukan diri, harap-harap cemas mendengar jawaban dari sosok di depan meja.
"Keju ... dan bacon?" tanyanya, Seokjin mengangguk. "Enak. Aku suka." Lalu mencomot satu lagi, mengunyah dengan ceria.
Seokjin mengusap kepala adiknya, tersenyum sumringah. Baru sepuluh menit lalu mereka sampai rumah. Yoonji datang lagi saat sore, tapi tidak lama. Tamu istimewa juga pulang baik-baik, tapi dengan pernyataan lagi. Jadinya, Seokjin ditemani Soobin menutup kedai.
"Kak."
"Hm?"
"Kupikir dia orang baik. Jika tidak, mana sudi jauh-jauh dari Inggris kemari untuk hal remeh? Katamu kalian kurang kenal? Kurasa itu tidak berlaku padanya. Dia ... tahu dirimu, tapi kalimatnya bisa juga berarti sebaliknya." Soobin meraih jus buahnya, menegak pelan. Seokjin mengusap gelas di tangan, sejenak menerawang isi piring cemilan yang tersisa tiga buah.
"Maksudnya?"
Soobin mendesah puas. "Kak Namjoon berdalih ingin lebih dekat denganmu pakai alasan seperti itu. Terima saja. Toh, cuma teman. Kekasih pun aku mendukungmu, kak."
"Bin-ah. Dia pria."
"Lalu?"
"Apa normal kakakmu memiliki kekasih pria juga? Lagipula, kau bertemu dengannya hanya sekali. Kenapa semudah itu menanggapi? Tidak mau heran atau mengataiku gila, atau mengira salah dengar semua perkataanku tadi dan menganggapnya lelucon? Ini ...."
Soobin mendatarkan wajah. "Maaf kalau di luar ekspektasi, tapi aku ini saksi hidup. Dari semua yang mendekatimu, tidak ada yang kulihat amat kentara sepertinya dan, kau salah. Dulu aku pernah bertemu. Dia yang menolongku saat tertabrak sepeda. Lupa?"
Seokjin terasa disengat listrik. "Iya, iya, tapi tidak seharusnya kau segamblang ini, Bin-ah."
"Bagiku menyukai seseorang itu bebas. Apalagi untukmu. Aku ingin yang terbaik. Dan, kak Namjoon, bukan orang yang suka bercanda soal perasaan."
"Tahu dari mana? Kau dewa?"
Soobin membusungkan dada. "Aku adik kepercayaan nomor satu! Tahulah!"
Seokjin menyentil gemas kotak pandoranya itu. Merasa sangat beruntung. Jika tak ada adiknya, bisa jadi Seokjin benar gila.
Sejak ia bertemu lagi dengan Kim Namjoon. Menyebalkan.
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twitterpated | NJ ✔
Fiksi Penggemar[BTS - Namjin] Cerita yang manis-manis gula. Tidak boleh banyak, tapi nagih jua. Sama sekali tidak berhubungan dengan burung biru sosial di sana. Ini ketika cinta melanda dirinya. Dunia hanya berporos padanya. Akankah sama-sama merasa? Atau malah, b...