Ilmu itu gratis

23 2 0
                                    

Ada salah satu kebiasanku di pondok pesantren setelah menjadi pengurus untuk adik-adik kelasku, yaitu berkeliling pondok malam-malam sembari bertafakkur. Lebih tepatnya begadang. Tidak setiap hari. Hanya saja butuh waktu yang sangat aman untuk berkeliling jam 12 malam keatas, karena begadang itu suatu peraturan yang tidak boleh dilanggar di pondokku.

Suatu malam, saat berkeliling. Aku sempat menemukan pertanyaan untuk diriku sendiri. Awalnya pertanyaan itu aku asumsikan untuk diriku sendiri dan mencari jawabannya sendiri. Namun sepertinya itu pertanyaan yang terlalu sulit untuk orang sepertiku yang masih sangat minim pengetahuan. Aku takut salah dan tersesat jika aku menjawabnya sendirian bersandar kepada pikiranku yang masih cetek itu. Akhirnya aku melempar pertanyaan itu kebeberapa orang yang kurasa mereka tau jawabannya.

"yang mahal itu ilmu atau jasa?"

Jawabannya variatif. ada yang bilang kalau yang mahal itu ilmu karena jika tidak ada ilmu tidak akan ada yang berjasa, ada juga yang menjawab jasa karena mereka makhluk hidup yang sudah susah payah mengeluarkan keringatnya demi membantu orang lain. otak ini semankin bingung. jawaban mereka berbeda-beda dan pikiranku pun berbeda pula.

Setelah terfikirkan. jawabannya tergantung dari sudut pandang mengarahnya kemana. mahal bisa didefinisikan sebagai materi atau uang, bisa juga secara nilai. jadi aku menyimpulkan. secara prespektif uang, yang mahal adalah jasa karena sebenarnya uang yang kita keluarkan untuk bersekolah, bimbel, pelatihan, kelas, workshop, dan program pembelajaran yang lainnya itu untuk jasa. kita tidak pernah membayar untuk ilmu. namun jasa tidak akan ada, tidak akan berjasa, tidak akan berharga jika tidak memiliki ilmu, karena mereka berjasa karena ilmu yang mereka miliki. karena bukankah semua aktivitas manusia lahir dari ilmu. contoh jasa tukang cukur, sebelum ia berprofesi sebagai tukang cukur dan berjasa, ia harus belajar terlebih dahulu bagaimana cara mencukur dengan baik, apa saja alat-alatnya, apa saja metode mencukur itu, berapa harganya, bagaimana membangun tempat cukur yang baik dan lain sebagainya. atau guru. sebelum menjadi guru, mereka juga harus menguasai ilmu pengetahuan tertentu dahulu. jika mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan yang lebih maka tidak akan bisa menjadi guru dan tidak akan bisa berjasa. maka secara nilai berharganya, Ilmu lah yang lebih mahal.

Jika uang yang kita bayar itu untuk jasa, lalu bagaimana dengan ilmu. bukankan ilmu yang membuat jasa itu berjasa. hey, ilmu tidak butuh uang, manusia butuh ilmu dan uang. ilmu hanya butuh mengamalan, dan mengajarkan.karena secara materi dunia ilmu itu gratis, bisa didapatkan dimana saja. apalagi dizaman sekarang yang segalanya bisa diakses melalui internet. mengapa ilmu itu gratis? karena ilmu itu sangat mahal. sang maha pengasih dan penyayang itu tidak akan tega jika manusia membayar akan ilmu. karena tidak akan bisa terbayar, saking mahalnya. umpamanya seperti air, angin, oksigen. itu semua gratis bukan? namun mereka adalah unsur-unsur penting kehidupan. gratis bukan berarti unsur itu yang tak bernilai. namun manusialah yang terlalu miskin untuk membayar itu. jadi sang maha pencipta menggratiskannya untuk kita sebagai manusia.

Kita tidak membeli air yang ada didalam botol, kita hanya membayar jasa pengemasannya, membeli plastik dan rancangannya, membayar tenaga listrik untuk mesinnya, membayar ongkos pemgirimannya. Kita tidak membeli angin yang diisikan ke ban motor atau mobil kita, kita hanya membeli jasa tukang mengisi angin dan tenaganya, membayar alatnya, membayar tempat bengkelnya. kita tidak membeli ilmu yang ada dalam buku, kita membeli kertas, membayar produksi, membayar lem, membayar alat potong kertas, membayar jasa editor, membayar penerbit. mungkin sudah jelas bahwa uang yang kita keluarkan itu sebenarnya untuk jasa. namun harus diperhatikan. kita tidak membayar bukan untuk kemasan botolnya, namun untuk mendapatkan airnya. kita membayar bukan untuk alat dan tukangnya, namun kita membutuhkan anginnya. kita membeli buku bukan untuk kertasnya, melainkan untuk membaca ilmu yang didalamnya. tetap saja yang lebih penting dan berharga adalah ilmunya itu sendiri.

Ilmu memang gratis, namun sangat mahal. Jasa tidak berharga, tanpa ilmu yang gratis.

Memoar Tak TernilaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang