Maret, 2022
bultaoreune fireee oeoo
Aku bergegas mematikan alarm menyebalkan itu. Come on, lagi menikmati berjalan jalan bersama bangtan di dalam mimpi dan semuanya hangus karena alarm dan jadwal 'sialan' kuliah hari ini.
Oiya, kenalkan aku Im YeEun. Berumur 22 tahun dan menjadi mahasiswi di salah satu universitas ternama korea. Ayolah walaupun aku terlihat malas-malasan tetapi aku cukup pintar tahu.
Berhenti perkenalannya dan aku harus benar-benar bergegas berangkat kuliah, kalau aku telat masuk kelas dosen killer ku ini aku akan mati rasanya.
Dengan tergesa-gesa aku memasang sepatu dan langsung membuka pintu apartemen ku.
Berlari menuju halte dan akhirnya aku dapat menuju universitas ku.
Aku mengecek jam tanganku dan sepertinya masi ada 5 menit lagi sebelum kelas dimulai. Saat hampir tiba didepan kelas, aku terkejut karena pintu kelas telah tertutup. Segera aku membuka pintu dan semua silau.
Saat aku membuka pintu semua terlihat silau dan rasanya seperti aku tertarik oleh badai. Oh ayolah, aku tidak akan segera mati kan
Please, jangan ambil nyawaku dulu. Aku masih ada hutang sama ibu kantin.
•••
Januari, 2018
Mungkin tahun ini menjadi tahun terberat bagi grup kami.
Grup idol yg bernama bangtan atau BTS yang telah membesarkan namaku sekarang berada di ambang batas. Kami berfikir akan menyatakan bubar tahun ini. Aku berfikir sebenarnya kami tidak ingin ada kata bubar dalam grup ini.
"Taehyung-a apa kau setuju kalau keputusan terakhir yaitu bangtan bubar? Aku tahu ini berat tapi kau juga harus andil dalam mengambil keputusan. " kata namjoon, leader dari grup bangtan.
Aku hanya dapat diam dan merenung. Perlahan kusatukan tanganku untuk menopang daguku. Kami benar-benar menimbang hasil keputusan ini.
Rasa tertekan semakin mendominasi saat memikirkan masalah ini. Kami tak hanya memikirkan karier dan masa depan tetapi juga fans kami yang kami sebut army yang telah berjasa dalam membesarkan nama bangtan.
Perlahan aku berdiri meninggalkan mereka ber enam yang berkumpul di ruang televisi. Mungkin aku butuh waktu sendiri saat ini.
Perlahan aku memutar gagang pintu kamarku tetapi ada yang aneh dari ini. Kenapa terasa berat sekali. Berkali-kali aku putar gagang pintu tersebut hingga membuat suara yang ricuh.
Yoongi hyung yang mendengar itu langsung menghampiri ku yang kesulitan membuka pintu.
"Mengganggu saja. Ada apa dengan pintu mu? " tanya Yoongi hyung heran melihatku kesulitan dalam membuka pintu
"Santai lah hyung, apa kau bisa membantuku untuk membuka pintu ini. Aishh.. Sangat menyebalkan memang. "
Saat aku dan Yoongi hyung berusaha membuka pintu, tiba-tiba ada seorang gadis muncul membuka pintu dengan kasar dari dalam kamarku.
Heol apakah dia penyusup. Kenapa bisa disini sih ini orang.
"Hei kau sasaeng kan. Kenapa kau bisa masuk di kamar taehyung hah!" tanya yoongi hyung tetapi menurutku lebih ke membentak.
Oh dia aslinya sangat baik kok. Tetapi di situasi seperti ini aku juga heran kenapa gadis ini bisa ada disini?
Lihatlah wajahnya dia terlihat kebingungan dan tidak terlihat seperti ssaseng atau penguntit kami.
"Permisi, kenapa kau bisa ada di kamarku? Apa benar kau mengikuti kami? "
Aku mulai bertanya kepada gadis itu. Dia hanya menatap kami dengan kebingungan dan melihat sekitar ruangan. Dia terlihat seperti anak hilang ketimbang penguntit.
Aku mengibaskan tanganku di depan wajahnya, " Hei! Kau itu siapa? Kenapa kau bisa berada disini?"
Oke, kesadarannya mulai kembali dan jawabannya membuat kami berdua terhenyak. Gadis itu mengatakan,
"HAH? lah kalian nanyain aku? Lah kok malah kalian yg bisa ada disini?"
Gadis itu benar-benar gila.
•••
Haiii semuanya 👋👋
Ini story pertamaku wkwkkwkwk
Gatau aja tiba-tiba ide ini kayak kebayang bayang mulu di otakku jadinya aku tulis disini.
Semoga kalian sukaa yaa ama ceritaku...
Oiya karena aku masih penulis amatir jadi jangan sungkan buat kasih koreksi, kritik, sama sarannya yakkNi aku kasih bonus fotonya babang ganteng
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT NYA 👌👌
KAMU SEDANG MEMBACA
Incollato
FanfictionIm Ye Eun, seorang mahasiswi berniat untuk berangkat kuliah tetapi tiba-tiba dia terjebak di waktu yang berbeda. . "apabila saat itu telah tiba, apakah kita akan ditakdirkan bertemu kembali? "