Bila pintu aman tiada akan ada kekhawatiran
Dan yang telah pergi meminta sebuah ladang
Ladang itu takkan pernah senantiasa tersenyum
Belum saatnya pamit, namun hati ini mulai resah
Saat pohon pantai hilang tiada terlihat, Itulah cara dunia iniAh..
Bahkan sang Surya menghilang saat senja bukan ?
Tangan kosong anak-anak melambai nian diatas sana
Sepertinya mereka telah tahu bahwa hari itu akan tibaSebuah rumah tua menanti diatas bukit itu
Deraian angin ladang menghampiri jiwa yang putus asa
Bercakap-cakap dengan emosi yang tiada berujung
Bergelut dengan ungkitan-ungkitan pemberian duniawiAku tahu masa depan itu ada.
Entah apa yang terpikirkan sebelumnya
Namun, jauh disini aku ingin berkata "Cukup"
Semesta selalu menuntun kearah cahaya namun malam tetap datangTerbangun diantara ilalang gandum keemasan
Melepas segala kesedihan duniawi yang tertutupi
Katanya Ladang Disana sangatlah banyak
Jiwa beberapa kali tersenyum menuai segala kelepasanRasa terimakasih tak berujung terus terucap
Ingin ku tersenyum melihat semuanya
Alunan nada yang terus menyambut didepan pintu seakan menuntun ketenangan
Itu semua terucap oleh mereka
Dan diri ini hanya menanggung sendiri
Namun kini tiada lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Ladang
PoetryLadang bersenandung ria mendengarkan anak sungai yang bernyanyi. Girang tak terlupakan didalam benak setiap gandum yang merunduk dan berkata bahwa semesta telah menyiapkan sebuah ladang disana.