Menempuh Hidup Baru

153 13 0
                                    

"Duh gawat ni!" Seorang perempuan setengah berlari menuju arah pintu lift kantor Faeza Grup.

Brak, sampai tak sengaja ia menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah.

"Duh, apaan sih Ri, ceroboh!" Salma menggerutu karena map yang ia pegang jatuh berserakan di lantai depan lift.

"Duh, minggir deh Sal, mobil Pak Ray udah parkir disana tu, aku belom nyampe ruangan kan bahaya "

"Hah, Pak Ray udah masuk kerja?"

"Nah tu liat tu!" sambil menunjuk ke arah loby. Nampak seorang satpam penjaga pintu masuk menyapa, menunduk, kemudian mempersilakan Rayhan berjalan.

"Astaga!" Ucap Salma sambil melongo.

"Kenapa?" Rianti memperhatikan mimik wajah Salma.

"Kenapa laki-laki itu kalau sudah menikah, ketampanannya seribu kali lipat dari biasanya." Ucapnya sambil terus memandang Rayhan yang semakin mendekat ke arah mereka berdua.

"Jangan ngelantur!" Rianti menepuk kepala Salma menggunakan map, kemudian menyeret lengan salma agar segera masuk ke dalam lift.

Sebelum pintu lift tertutup, Rayhan tanpa disangka masuk dalam lift yang sama dengan mereka berdua. Keadaan ini membuat Salma dan Rianti kikuk, tak banyak bicara selain sapaan di waktu awal bertatap muka. Rayhan menoleh ke arah Rianti sebentar kemudian menelik arloji di tangannya.

"Baru dateng Ri?" suara Rayhan memecah keheningan, sekaligus membuat Rianti menunduk dalam-dalam merasa malu ditambah Salma yang tak henti menyikut lengannya.

"Maaf, Pak!" hanya dua kata itu yang keluar dari mulut Rianti.

"Tapi scedule Bapak aman kok!" Tambahnya lagi kemudian. Rayhan tak berkata lagi sampai akhirnya pintu lift terbuka di lantai 4, Rayhan dan Rianti keluar bersamaan, meninggalkan Salma yang mesti keluar di lantai 5.

"Nanti antar semua berkas ke ruangan saya ya. Dan besok kamu harus tiba di kantor lebih pagi dari saya." Ucap Rayhan sebelum masuk ke ruangannya.

"Baik, Pak!" Rianti menjawab sambil menunduk, kemudian menempati  meja kerjanya sebagai sekretaris Rayhan.

"Fyuhh!" Dia membuang napas lega. Menyalakan komputer, lalu menyiapkan berkas-berkas untuk Rayhan.
***

Memasuki ruang kerja, Rayhan dibuat kaget dengan lukisan dirinya dan Nisa yang berdiri tegak tepat di dekat meja kerja bertuliskan 

'Barokallahu laka, wa baroka ‘alayka wa jama’a baynakuma fii khoyr Rayhan & Annisah'
From: All staff FG

Rayhan tersenyum, mengusap lukisan tepat di wajah Nisa sambil bergumam, "baru beberapa jam, udah kangen aja, hmm."

Tak lama, ia langsung menempati bangku kerja, Rayhan segera menyalakan komputer. Beberapa map tertata di atas meja menarik perhatiannya.

"Hah, produk baru?" Dia berucap seorang diri ketika mendapati sebuah map bertuliskan Saffron Kashmir. Setelah membaca-baca sekilas, perhatiannya kembali tertuju pada layar komputer, ia mengecek email-email yang masuk selama ia tinggalkan, dan email terbaru baru saja ia buka.

Dear Rayhan,
Hari ini jam 3 meeting terkait produk baru Saffron Kashmir. Jika di tempat tolong beri info, jika belum di tempat mohon diwakilkan.

Rama

"Hmm oke oke!" Sambil menekan beberapa angka di telepon.

"Selamat pagi Pak, ada yang bisa dibantu?" suara diseberang sudah menyaut.

"Infokan ke Pak Rama, meeting internal disetujui, ba'da ashar ya!"

"Baik Pak!"

Setelah itu, Rayhan kembali fokus dengan beberapa map dan layar komputer. Ia menggulung sebagian lengan kemejanya dan terlihat beberapa kali memijat kening sambil sesekali mengetuk-ngetukkan jari ke meja. Fokusnya buyar ketika terdengar suara adzan. Ia melihat arloji di tangan sudah menujukan pukul 12.00. Tak pikir panjang ia langsung bergegas berdiri, keluar ruangan hendak melaksanakan sholat dzuhur di musholla kantor.

Masjid Agung Kiai Ma'sumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang