Chapter 1: Mobil

1.5K 63 0
                                    





"Bagaimana hari pertamamu di sekolah?" Tanya ayah, tak lupa dgn senyuman.

Aku menunduk sembari mengunyah makananku. "Hey, kau dengar ayah kan?" Sahutnya lagi.

"Ayah... Apa.. Aku bisa pindah sekolah lagi?" Ucapku ragu.

Tak

Ayah menghempaskan garpu sendoknya. "Kenapa?" Ucapnya serius dgn alis yg diturunkan. Lagi-lagi aura ini, aura yg membuatku merinding, ini selalu terjadi saat ayah marah.

"Yah karna... Aku terlalu diperlakukan Istimewa disana, itu membuatku risih, aku hanya ingin menjadi siswa biasa seperti yg lainnya..." Jawabku tak kalah seriusnya.

"Apa kau tau seberapa keras ayah memasukkan mu ke sekolah Elite itu?"

"Aku tau tapi... Aku tidak tau kalau jadinya seperti ini. Aku.. Aku merasa tidak nyaman jika terus diperlakukan begitu hanya karna status dan ketampanan ayah!" Aku mulai meninggikan suaraku dan berdiri, menghentakkan tanganku diatas meja saking kesalnya.

"Kecilkan suaramu! Tidak baik berteriak dimeja makan." Bentak ayah.

Aku mendegus dan duduk dgn tangan yg disilangkan.

"Dengar Reiji, ini hanya awalnya saja... Lama-lama juga mereka akan bosan dan melupakan statusmu yg istimewa, nantinya juga mereka akan memperlakukanmu biasa saja. Jangan khawatir..." Kali ini ayah bicara dengan nada yg lembut.

Aku menatapnya. Ia tersenyum tipis dengan anggukan kecil. "Tapi ayah...."

"Sssttt.. Ini hanya sementara, kau adalah satu-satunya putra ayah, dan ayah akan memberikan semua yg terbaik untukmu, jadi tolong.. Jangan mempersulit ayah, selang beberapa bulan mereka pasti akan bersikap normal padamu.." Jelasnya.

Aku menghela nafas dan kembali menatap manik matanya. Ayah ada benarnya juga, aku selalu saja menyusahkannya. Ayah juga punya banyak urusan dikantor dan lain-lain. Pindah sekolah lagi tidak semudah itu. Baiklah, aku akan bertahan.

"Aku minta maaf ayah..." Ucapku menunduk.

Ia tersenyum dan mengelus kepalaku. "Ayah mengerti. Jika ada masalah di sekolah beri tau ayah yah? Kalo begitu habiskan makan malammu dan langsung tidur.."

"Ada satu hal lagi..." Ucapku cepat.

"Apa?"

"Aku sudah SMA kelas 2, dan dalam waktu dekat aku akan naik kelas 3, aku hanya ingin minta sesuatu, tapi... Janji ayah tidak marah?" Ucapku terbatah.

Ayah menghela nafas dan mengangguk. "Katakan." Ucapnya.

"Dulu, jarak antara rumah dan sekolah lamaku dekat, sehingga aku dan Yui hanya perlu berjalan kaki ke sana.. Tapi sekarang, jaraknya lumayan jauh..."

"Terus?"

"Aku hanya berpikir... Apa ayah... bisa membelikanku... Ehhh..."

"Mobil?"

Aku tersentak mendengar ayah langsung menyebutkan intinya. Aku cengengesan dan mengangguk. "Iya, hehe... Tapi, jika ayah belum punya uang sekarang tidak apa, nanti saja... Aku tau kita baru pindah dan banyak pengeluaran yg harus..."

"Maksudmu apa belum punya uang?!" Ayah menaikkan suaranya, aku tak mengerti, aku tetap cengengesan dan menggosok tengkukku.

"Ayah ini CEO perusahaan game terkenal dan terkaya di Tokyo! Game buatan perusahan ayah sudah Booming dimana-mana dan merupakan game yg wajib ada di ponsel remaja! Mulai dari anak kecil sampai orangtua semuanya memainkan game ayah! Kau menghina ayah hah?"

Girlfriends In Two Worlds! [NC18+] (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang