part 2

5 1 0
                                    

"Santri itu harus selalu berbakti kepada gurunya demi mendapatkan ridlo sang guru dan ridlonya"

Reyna menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba hingga membuat Diva yang berada dibelakang Reyna menubruk badannya yang penuh dengan lemak dan terpental.

"Aduh, kalo mau berhenti pake aba-aba dong."umpat Diva kesal.

"Sorry deh sorry."

"Emang ada apa sih?"

"Tuh liat tuh,si  Dania lagi ngapain tuh?"

"Mana??"

"Itu liat tuhh."Reyna menunjukkan tangannya kearah Dania berada.

Diva membelalakan matanya ke arah yang ditunjukan oleh Reyna.
"Eh eh,inimah gawat Rey."

"Gawat apanya??"Reyna antusias.

"Coba kamu liat baik-baik deh si Dania,dia masih normal gak sih?"

"Ya normal lakh,pake nanya lagi."

"Masa sih,kamu liat tuh si Dania,dari tadi dia senyam-senyum sendiri."ucap Diva.

Reyna membelalakan matanya agar bisa melihat Dania lebih jelas.Dan ternyata memang benar,Dania memang sedang senyam-senyum sendiri,bahkan sesekali ia tertawa.

"Wah parah inimah, jangan-jangan tu anak jadi beneran gila gara-gara kita suka sebut dia gila."ucap Reyna.

"Ah udahlah, mendingan kita kerjain aja tu anak."ajak Diva bersemangat.

"Setuju..setuju.."Reyna lebih bersemangat.

Diva dan Reyna berjalan memutar agar bisa ke arah belakang Dania tanpa sepengetahuannya.mereka mengendap-endap layaknya seorang penyusup.

1

2

"DANIAAAAAAAAAA......."
Dania terkejut bukan main.Ia segera menutup telinganya untuk melindungi gendang telinganya agar tidak pecah gara-gara suara menggelegar Reyna dan Diva.

"AAAAAAAAAAAA....." Dania berteriak karena merasa tidak kuat dengan kerasnya suara mereka.

"HUAAAAAAA.."Dania berteriak kembali mengeluarkan kekesalannya.

"Ihhh Dania,kok malah teriak sih,berisik tau."ucap Diva.

"Berisik.. berisik.. kamu tuh yang berisik,untung ni jantung gak copot,huhh."

"Lagian kamu diperhatiin dari tadi udah kayak orang gila ajah,pake senyam-senyum segala lagi."sahut Reyna.

"Biarin ajah,emang masalah."

"Ya masalah lakh,nanti apa kata orang, Reyna dan Diva berteman dengan orang gila."Reyna meniru gaya bicara seperti protokol saat upacara.

"Ya udah sana pergi jauh-jauh,gak usah temenan sama aku."

"Idih marah,cuma bercanda kok,gak usah di ambil hati."ucap Diva menenangkan.

Dania menenangkan hatinya yang hampir naik darah.Andai saja mereka orang lain,mungkin Dania sudah tak bisa mengendalikan emosinya.

Reyna dan Diva memang orang yang baik,walaupun mereka sangat menyebalkan.Tapi bukankah persahabatan itu memang untuk saling melengkapi?

"Iya deh iya,aku ngerti kok,santai aja kali."ucap Dania.

"Eh Dania,ada Gus Fadli tuh."Reyna menunjukkan tangannya.

Ternyata benar,Gus Fadli berjalan menemani pak kiyai, ayahnya menuju ke kantor pusat pesantren.Mereka terlihat seperti sedang berbincang, sesekali mereka tertawa.

Hubungan keluarga yang harmonis.
Batin Dania dalam hati.

Dania tidak bisa melepaskan pandangannya dari mereka.Gus Fadli terlihat begitu tampan,dan dia juga sangat pintar,bahkan dia telah menghafal Al-Qur'an dan nadzam al-fiyah Ibnu Malik, bahkan dia mengerti akan setiap bait dari nadzam itu.

Ah apa-apaan aku ini.Dia tidak mungkin menjadi imamku apalagi dia merupakan putra pak kiyai.Lagian aku ini siapa,aku hanya santri biasa,aku tidak mungkin memilikinya.Dia pasti akan dijodohkan oleh pak kiyai, tentu saja dengan perempuan pilihan pak kiyai.

"Dania,malah bengong." Reyna membuyarkan lamunan Dania.

"Astaghfirullahal adzim, apa-apaan aku ini."ucap Dania.

"Kamu kenapa sih.ohhh,aku tahu..aku tahu,kamu pasti lagi mikirin Gus fadlikan."rayu Diva.

"Apaan sih,ya enggak lah."elak Dania.

"Udah deh ngaku aja."Reyna ikut mendorong Dania agar mengaku.

"Enggak,aku gak mikirin Gus Fadli kok."Dania tetap mengelak.

"Udah deh Dania gak usah bohong,kita juga tahu kok.Lagian ya,siapa tahu aja kamu bakal nikah sama Gus fadli.lagian juga kamukan Deket sama ustadzah Aisyah, kakaknya,dan juga adiknya,Siapa tahu ajah kamu dijodohin sama ustadzah Aisyah dengan Gus Fadli,Bener gak??."ucap Reyna menggoda.

Bener juga sih.ah,gak mungkin..gak mungkin.
Dania segera menepis pikiran itu.

"Apaan sih,ya gak mungkin lakh,masa ustadzah Aisyah ngejodohin Gus Fadli sama aku,dia pasti bakal dijodohin sama anak kiyai lagi kayak kak Zahra, sedangkan akukan cuma anak orang biasa." Ucap Dania sambil beranjak pergi.

"Eh tunggu dulu."Diva menarik tangan Dania.

"Didunia ini itu gak ada yang gak mungkin tau, jodoh itukan ditangan tuhan,lagian juga,kamukan deket sama ustadzah Aisyah."ucap Diva.

"Betul tuh,aku setuju sama diva."sahut Reyna.

"Ya enggak mungkin lakh,aku juga tahu sih,jodoh itu memang udah diatur oleh Allah SWT,lagian aku deket sama ustadzah Aisyah juga gak ada maksud apa-apa kok,apa lagi untuk ngedapetin Gus Fadli,aku hanya ingin berbakti dan mendapatkan ridlo dari guru,itu ajah. "Jelas Dania.

"Bener juga sih,kita itu memang harus ikhlas berbakti kepada guru,agar kita mendapat ridlo guru dan ridlonya, serta mendapat keberkahan ilmu yang telah kita pelajari."Reyna membenarkan ucapan Dania.

"Tuh si tahu,ya udahlah,aku mau mandi dulu,udah sore."Ucap Dania.

"Uuhhh,Pantesan aja dari tadi aku mencium bau apek."sindir Diva.

"Enak ajah,nih ya,akumah gak mandi satu tahun juga gak bakalan bau apek, emangnya kamu, gak mandi satu hari aja baunya udah kayak gak mandi satu bulan."ucap Dania sambil beranjak pergi meninggalkan Reyna dan Diva.

"Sembangan aja kalo ngomong."ucap Diva kesal.

"Udahlah,mendingan kita ke asrama aja,yuk."ajak Reyna.

"Ya udah deh."

                 
                          🤚🤚🤚

#Bersabung


Jangan lupa vote dan komentarnya 🙂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bidadari yang TeguhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang