Nyaman sekali yang di rasakan Zara sekarang, berada di pelukan Angga yang bertelanjang dada.
Ara yang juga masih tidur di samping mamampnya hanya dengan menggunakan Pampers. Posisi tidur Zara saat ini berada di tengah-tengah. Ara yang di sisi kiri di ganjal mengunakan bantal agar tidak terjatuh.
Kicauan burung dan sinar nya sang fajar semakin jelas membuat Zara terbangun. Wajah Angga yang ia lihat pertama kali membuat seutas senyuman tipis di bibirnya.
"Semoga wajah ini yang selalu aku lihat kala akan menutup maupun membuka mata".
Tangan nya terulur meraba setiap jengkal wajah Angga, tapi yang sangat menarik perhatiannya adalah bibir suaminya. Sangat merah dan menggoda.
"Ra!".
Mendengar suara Angga, Zara dengan cepat mengalihkan pandangannya dan mendudukkan tubuhnya sambil menguncir rambutnya.
"Sayang". Panggil Angga dengan suara khas bangun tidurnya.
"Emm".
"Ngadep sini dulu".
"Apa?". Menghadap Angga tanpa menatapnya.
"Pandangan nya kesini jangan kemana-mana suaminya mau ngomong ini". Ucap Angga sedikit menekannya.
Dengan malas Zara menatap Angga. Zara masih kesal soal yang kemarin, bukan masalah waktu kakaknya manggil itu tapi masak Angga suruh Zara bawa Ara ke kamar orang tuanya atau mertuanya. Yang jelas Zara gak mau lah, anaknya tidur sama kakek neneknya mereka malah asik bercumbu.
"Aku minta maaf soal kemarin ya, aku bener-bener gak ada maksud buat Ara gak ikut tidur disini, tapi aku cuma pengen waktu berdua sama kamu sayang. Aku kangen, kamu tahu kan aku akhir-akhir ini lembur. Gak ada waktu sama kamu, giliran aku gak kerja kamu sibuk ngurusin anak-anak aku juga butuh kamu Ra". Ucap Angga sambil menggenggam tangan Zara.
Mendengar keluhan suaminya Zara mengangkat kepalanya dan menatap Angga dengan rasa bersalah.
"Angga".
"Aku gak nuntut kamu ini itu sayang, aku cuma mau waktu sama kamu itu saja gak lebih".
"Pap..." Panggil Zara tapi Angga malah melenggang pergi tanpa menghiraukan omongan nya.
Tangisan Ara memecah lamunan Zara, dengan telaten Zara menenangkan anaknya dan memberikan asi.
Sambil menggendong Ara, Zara menyiapkan baju untuk Angga dan dirinya di atas kasur sebelum itu Zara membersihkan kasur terlebih dahulu.
Handuk yang melilit di pinggang nya Angga keluar sambil menggosok rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil di tangannya.
"Sayang..".
".....".
Zara menghela napas dengan berat dan berjalan mendekati ranjang menaruh Ara.
"Pap jagain Ara ya, aku mau mandi".
Tanpa mendengar balasan Angga, Zara langsung saja berlalu dan memasuki kamar mandi. Setengah jam lamanya Zara didalam dia keluar untuk mengambil Ara untuk dia mandikan, tetapi hanya ada anaknya di sana Angga sudah tak terlihat lagi.
Hampir 1jam Zara berada di kamar nya sambil memandikan Ara juga, sedangkan Angga sudah terlebih dahulu meninggalkan kamar.
"Lama banget sayang?". Tanya Mamam yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.
"Iya mam, ini sekalian mandiin Ara. Rey dimana mam?". Jawab Zara sekaigus menanyakan keberadaan Rey.
"Itu di kolam renang main sama adik dan kakak kamu".
"Hah? Masih pagi mam, kenapa di kasih berenang sih?".
"Gak berenang kok, kan mamam bilang cuma main aja. Di jagain bibi rum kok".
"Ehh aku kira mereka berenang".
"Terus Angga mana mam?".
"Di teras depan ngobrol sama papap dan mertua kamu".
"Mamam udah selesai. Ayok kamu ikut gak?".
"Ikut kemana?".
"Ke Jonggol".
"Ish mamam. Yang bener dong. Mamam bilang nya mau ikut doang, aku kan bingung mau kemana ke kolam atau teras depan".
"Ya teras depan lah, kan mau ngasih tau buat sarapan. Kamu gimana sih, gak fokus gitu".
"Ohh aku panggil mereka di kolam renang aja deh mam". Mamam mengangguk dan pergi ke teras depan.
Zara segera menghampiri Rey yang sedang bermain dengan aunty dan 2paman bocilnya.
"Reynand".
"Mamm". Rey berlari ke arah Zara.
"Hati-hati sayang". Zara berjongkok dan menangkap Rey membawa ke pelukannya.
"Rey jangan lari-lari gitu ya, nanti kalau papap tau di marahin loh".
"Cowi mam".
"Haha lucu banget sih, yaudah ayo sekarang sarapan dulu ya. Bi, kyl, Kenji, Kinan ayo masuk sarapan".
"Sini nak Ara sama bibi aja".
"Iya udah, tolong ya bi".
Kini semuanya sedang menikmati sarapan paginya.
"Heh kenapa Lo berdua kok diem?". Tanya Kyla.
Semua mata tertuju ke arah Angga dan Zara.
Zara yang di pandang hanya menunduk tak enak.
"Kalian ada masalah?" Tanya papap Mario.
"Gak pap, kami gak ada apa-apa".
"Kalau ada masalah yang sama sekali kalian gak bisa selesai sendiri ceritakan dengan kita ya nak". Ucap papa Roby.
"Iya pa".
"Ayo lanjut makan".
"Mamm le mau lenang ya?".
"Iya tapi ditemenin sama papap atau aunty ya".
"Pap".
"Iya nanti sama papap ya nak, ayo makan lagi".
Sehabis makan Zara dan Angga kekamar untuk menggantikan Rey baju renang.
Di kamar Zara ingin rasanya memulai pembicaraan dengan Angga tapi dari mana. Dia terlalu takut untuk di cuekin lagi sama Angga, tapi..
"Pap". "mam". Ucap Mereka bersamaan.
"Mam, papap minta maaf ya?"
"Papap".
"Hikss..hikks maamam juga minta maaf sama papap hiks". Menghamburkan pelukan ke Angga.
"Jangan nangis dong. Mam kemarin kan gak jadi tuh making love nya, nanti malam ya mam".
"PAPAPPP".
"Ayo lah sayang". Rayu Angga.
"Lihat nanti ya".
"Yasshh".
"MAMM, PAPP". teriak Rey yang kesusahan memakai baju renangnya sendiri.
"Yaampun sayang, ahaha". Tawa Zara pecah pasalnya baju renang Rey menutupi seluruh wajahnya.
"Hahhah".
Penasaran gak?
Yang penasaran, komen ya😁eh,, Kayaknya cerita PERFECT LOVE mau end nih, mungkin bakal ada beberapa part lagi. Buntu banget sumpah mau gue apain lagi nih cerita😌
Kalau buat cerita baru gimana?
Setuju gak?
Kalau banyak yang minta, aku buat 😋
Kalau gak, ya sudah. Gak papa😁
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT LOVE[SELESAI]
JugendliteraturDia lelakiku, belahan jiwaku, lelaki yang sangat aku cintai. Aku tak tahu bagaimana diriku tanpanya ~ Adhisty Zara Sundari Kusumawardhani. Dia wanitaku, separuh napasku, wanita yang sangat aku cintai. wanita yang selalu menjadi bahagiaku ~ Angga Ald...