Prolog

131 15 10
                                    

Senja pov
Banyak hal yang tak terduga dalam hidup ini,seperti hari ini langit yang awalnya berwarna biru cerah seketika berubah menjadi mendung klabu. Terlihat gumpalan awan hitam yang terbawa oleh hembusan angin yang saat ini betah menutupi sinar matahari ditempat aku duduk.

Tik, tik, tik. Satu dua rintikkan air yang kini mulai membasahi kepalaku, wajahku, bahu dan seterusnya hingga satu titik rintikkan itu menjadi semakin banyak. Sssst, hawa dingin berhembus menemani jutaan air yang jatuh dari langit.

Tanpa ada niatan untuk beranjak dari bangku taman yang ku duduki ini . Senyumku terbit, aku sangat menyukai hujan dengan sejuta rasa yang ada. Banyak yang mengatakan, hujan merupakan hal yang selalu berkaitan dengan kenangan dan sendu, tapi percayalah tidak semua hujan itu sedih. Hujan yang menyimpan sejuta rasa dan kenangan.
Kenanganku dengan hujan sangat baik, seperti saat aku bermain dibawah rintiknya hujan bersama papa dan kakak tersayangku atau yang lebih sederhana adalah ketika hujan turun dengan derasnya di pagi hari disaat aku malas pergi dari cintaku ini, kasur dan selimut. Karna hujan menyelamatkan ku untuk pergi kesekolah.

Bukan hanya rasa kenangan yang sangat ku sukai ketika hujan, aku juga sangat menyukai aroma dan irama dari hujan, aroma antara air hujan yang bertemu dengan tanah seolah sedang merindu. Dan irama yang membentuk melodi indah disaat jutaan air rela jatuh kebumi untuk menghidupi makhluk lainnya.

Huwahhhh, otakku sepertinya sedang bermasalah karna berpikir panjang dan lebar mengenai hujan.

Saat ini aku sedang menunggu kakak sepupuku yang sudah berjanji akan menjemputku ditaman ini, kenapa malah kakak sepupu yang menjemputku? Ya tentunya, karna kak Adam sedang kuliah di luar negeri, dan papa ada meeting mendadak, sehingga meminta tolong pada kak Bara untuk menjemputku. Ya kakak sepupuku itu namanya Bara, sebenarnya aku dan kak Bara seumuran hanya berbeda bulan, lebih duluan dia yang brojol dari aku. Karna perintah mama, agar aku memanggilnya dengan kata kak, jadi sampai detik ini aku panggil dia kakak.
Sembari menunggu kak Bara, dibawah hujan ini pikiranku melayang jauh mengingat seseorang dikejadian 2 tahun yang lalu,

"aku dan kak Bara sedang dalam perjalanan menuju bandara, untuk menjemput papa dan mama yang dalam pejalanan pulang setelah menyelesaikan bisnisnya, serta kakakku tersayang yang ikut serta. Saat tiba dibandara aku bergegas menunggu mereka ditempat tunggu, akan tetapi karna perutku lapar aku mengajak kak Bara untuk pergi ke minimarket bandara, yang niat awalnya membeli makanan, sirna dalam sekejap ketika melihat ice cream, ya aku ini addict terhadap ice cream. Setelah membeli ice cream dan beberapa snack yang di beli kak Bara kami kembali ke ruang tunggu, saat dalam perjalanan ke ruang tunggu, aku melihat seorang anak laki-laki yang sedang sesegukan dipelukan seseorang, yang saat itu menggunakan seragam sepertinya orang itu pilot disalah satu maskapai dan tak jauh dari situ ada seorang wanita yang mungkin menginjak kepala 3. Dan sepertinya anak itu seumuran denganku dan kak Bara. Karna mukanya yang putih membuatmya jadi terlihat sangat merah ketika ia menangis begitu. Walaupun sedang menangis begitu tapi tetap sangat menarik untuk dilihat. Ketika seseorang berseragam itu akan beranjak, anak laki-laki itu hanya diam. Kemudian berlari meninggalkan seorang wanita yang masih berdiri disisinya.

Dengan gerakan cepat aku mengejarnya, dan berakhir ditaman bandara. Aku bingung harus apa, aku juga bingung kenapa malah menyusupnya. Saat ini ice creamku tinggal 2 dan aku langsung saja duduk disampingnya tanpa memperdulikan reaksinya, kemudian ku berikan satu ice cream miliku padanya tak lupa dengan cengiran yang sangat manis bagi setiap orang yang melihat. Anak laki-laki yang tak kutahui namanya ini hanya diam dan tentunya dengan paksaanku menyerahkan ice cream langsung ke genggamannya.
'aku senja. Kamu ga boleh nangis, kamu kan laki-laki, harus kuat' kataku dengan wajah tanpa dosa ini. Anak laki-laki itu hanya memperhatikan aku dalam diam. Tak selang dari itu ada yang memanggilku. Ya, disana tak jauh dari aku duduk ada kak Bara, mama, papa dan kak Adam. Mataku langsung berbinar ketika melihat mereka, saat aku ingin beranjak dari dudukku, ada tangan yang sedikit menarik ujung bajuku, saat aku berbalik ternyata anak laki-laki itu, aku hanya mengangkat satu alis, tanda kenapa?
'Gue Fajar' katanya.
Aku hanya tersenyum manis, tak lupa ku usap kepalanya, kemudian berlari menghampiri keluargaku dan meninggalkan dia, Fajar.

***



























Huwaahhh aku update lagi..
Selamattt menikmati teman²..
Semoga ga ngebosenin yaa..
Bakalan aku usahain up trus, jgn lupa vote dan comment ya guys 😘
Salam maniskuu Zee :*

722 kata, alhamdulillah.
15 mei 2020
Next......

Senja untuk FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang