Tujuh tahun yang lalu...
Sebelum hari kelulusan tiba, Risa sudah bersiap-siap merapikan barangnya untuk sebagian dibawa kerumah yang baru. Sebenarnya, ia tidak mau melakukan yang seharusnya tidak ia lakukan. Tapi ini yang harus diambil ketika jalan keluar tidak bisa dipilih lagi.
Saat membongkar kotak kecil yang berisi surat-surat yang ditujukan untuk Geri masih tersimpan rapi didalam kaleng berukuran sedang. Ia duduk dipinggir ranjang sambil memperhatikan setiap tulisan yang ia tulis menjadi kalimat hingga mempunyai makna yang berarti untuk dirinya sendiri.
Tangan Risa menjadi gemetar, pasokan udaranya mulai menipis, matanya mengeluarkan cairan bening yang siap ditumpahkan hingga ia merasa sesak. Ia membaca surat terakhir yang belum lama ia tulis yang niatnya sebelum pergi surat itu harus segera sampai untuk Geri.
Untuk Geri Julian Rivaldi,
Malam ini aku kembali menulis kata-kata lagi yang akan kamu baca bila ada waktu,
Mungkin perubahan waktu yang mengubah sikapmu terhadapku mulai membaik. Menganggapku ada aja itu lebih dari cukup. Menghargai perasaanku, menerima aku sebagai teman aja udah buat aku merasa ada.Ini surat keberapa sih yang aku tulis?
Sudah berapa banyak surat yang aku kirim lewat kotak saran yang terdapat didepan rumahmu? Apa kamu sudah menerimanya? Apa pesanku ini sudah kau baca?Pertanyaan-pertanyaan itu yang selalu menghantuiku disaat tidur. Kamu pasti lagi sibuk menjalani kuliahmu, ya?
Kamu tahu?
Salah satu impian yang sudah tercapai apa contohnya? Ya, satu sekolah denganmu. Hampir lupa kalau aku sudah 5 tahun menyimpan perasaan untuk orang yang sama.Ini salah satu surat terakhir yang akan kamu baca, aku akan pindah rumah, melanjutkan pendidikanku di kota lain.
Kak, boleh aku jujur untuk perasaanku yang masih bertahan ini?
Untuk kali ini, aku menyerah. Menyerah mendapatkan kamu yang sebenarnya kamu memang bukan benar-benar untukku. Sekali pun, aku gak pernah menyesal mengenal kamu. Karena kamu, aku bisa merasakan yang namanya jatuh cinta.Kamu kuliah sudah semester berapa? Aku lupa. Oh iya, terakhir kita ketemu sebelum hari kelulusan kamu tiba. Duh, harusnya aku bisa datang dan mengucapkan kata selamat secara langsung. Tapi, gak papa ya kalau ucapan selamatnya aku tulis disini aja?
Semoga sukses. Semoga bahagia selalu. Semoga bisa mendapatkan cintamu yang memang benar-benar mencintaimu.
Dari Risa Syabila.
Selesai merapikan kembali kertas-kertas yang sudah lama ia simpan dan kini baru sekarang ia memberanikan untuk membacanya.
"Aku harus bisa tanpanya. Sudah gak ada lagi yang harus aku pilih selain pergi menjauh darimu. Kamu pasti bisa, Risa." Ucapnya sambil menyemangati dirinya sendiri.
Langkahnya menuju kamar mandi, menyalakan shower dan disana ia menangis, mengaku kalah dan merasa lelah disaat ini adalah jalan akhir cintanya.
***
Geri baru saja sampai rumah malam hari, banyak tugas yang harus ia kerjakan tapi untungnya tugas-tugasnya sudah selesai saat mengerjakan tugas dirumah temannya, Dhani.
Sebelum masuk kedalam rumah, Geri selalu melihat kotak saran didepan rumahnya. Selalu ada banyak surat yang ditujukan untuk dirinya. Ia selalu menantikan surat dari wanita yang begitu ia cintai. Buru-buru menutup kotak saran dengan jalan yang tergesa-gesa menuju kamar.
Rasa capek yang sedari tadi ia rasakan dalam sekejap sudah hilang setelah melihat nama pengirim. Dari perempuan yang sudah berhasil menempati hatinya selama beberapa bulan yang lalu.
Selesai membaca surat dari Risa, ia membuka jendela kamarnya. Membuka lebar-lebar agar ia bisa merasakan kalau semesta lagi bersedih. Apakah wanita yang ia cintai sedang merasakan yang hal yang sama?
Ia membiarkan jendela itu terbuka dan ia duduk didepan jendela sambil menatap hujan yang sedang turun begitu deras. Mengapa ia begitu pencudang hanya sekedar jujur mengenai perasaanya? Apakah menaruh perasaan terhadap Risa adalah kesalahan besar yang bisa membuatnya menderita setelah apa yang ia perbuat terhadap wanita tersebut?
"Risa... kenapa disaat aku mau jujur sama kamu selalu aja diwaktu yang tidak pernah tepat? Aku yang salah, aku yang terlalu pecundang untuk sekedar jujur mengenai hubungan kita."
Geri membuka ponselnya lalu mencari kontak seseorang. Saat ini ia hanya ingin mewujudkan apa yang dari dulu belum pernah ia lakukan. Tidak lagi, untuk saat ini ia tidak akan membiarkan cintanya pergi begitu saja.
Tekadnya sudah bulat, untuk saat ini giliran ia yang harus berjuang demi mendapatkan Risa kembali.
Geri sudah merencakan sesuatu agar ia bisa secepatnya bertemu dengan Risa. Tujuannya bertemu hanya satu, yaitu menyatakan perasaannya yang sesungguhnya. Ya, Geri janji.
***
Tolong hargai dengan memberikan vote dan comment ^_^
Happy reading♡
KAMU SEDANG MEMBACA
GERISA [END]
Teen FictionNote: Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Cerita ini belum di revisi. "akan ada saatnya aku pergi." mencintai dan mengagumimu selama 2 tahun.sungguh,tidak mudah.itu semua karna dirimu aku bertahan. hatinya sangat sulit ditaklukkan.ia...