01 Aku dan Kamu

20 3 0
                                    

19.13

Audrey mendesah pelan menatap jam dilayar ponselnya. Sudah satu jam berlalu, namun gadis manis ini belum ada niat untuk mengerjakan makalahnya. Kemudian kedua mata indahnya beralih kelayar laptop, ia meringis melihat satu-satunya yang niat dikerjakannya adalah cover makalah.

Gadis berusia dua puluh tahun ini adalah pengejar deadline sejati. Ia tidak bisa mengerjakan tugas disaat waktu luang. Ia lebih merasa tertantang mengerjakan tugas saat tengah malam seraya menikmati cappucino instant buatannya.

Berpacu dengan waktu juga membuat otaknya bekerja lebih baik, sehingga tugasnya akan terselesaikan dengan cepat dan ia punya beberapa jam lagi untuk tidur. Namun Audrey sadar, hal ini merupakan kebiasaan buruk. Audrey harus merubahnya. Sekarang dirinya sedang mencoba berubah dan yah... kita bisa lihat sendiri hasilnya. Gagal Total.

Audrey membaringkan tubuhnya ditempat tidur dan mulai menjelajahi layar ponselnya. Audrey mendengus pelan melihat pesan yang ia kirimkan kepada Kevin belum dibaca sejak sore. Sudah diterima, namun belum ada centang biru.

Fika Manajemen
[HOT NEWS]

Sekarang lagi ada tawuran antara Fakultas Teknik dan FISIP. Akar permasalahannya belum jelas. Polisi juga udah turun tangan buat ngehentiin mereka. Kita doakan aja semoga nggak ada korban. Dan buat teman-teman semua dihimbau agar tetap tenang dan nggak panik. Di kos aja, nggak usah keliaran apalagi ke sekitar kampus. Ini demi keselamatan kita bersama.

Sebar ke yang lain biar tau.

Audrey terkejut membaca pesan yang dikirimkan oleh teman sekalasnya ke grup kelas. Ia ingat terakhir kali terjadi tawuran ketika dirinya sedang duduk di bangku semester satu. Saat itu pun akar permasalahannya tidak jelas juga. Banyak sekali isu yang beredar, tapi tidak ada yang tahu kebenarannya, semua saling membenarkan fakultasnya masing-masing.

Dengan terburu-buru gadis ini mencoba menghubungi Kevin. Ia takut terjadi apa-apa dengan laki-laki tersebut. Saat ini ia hanya bisa berharap bahwa Kevin tidak ikut dalam tawuran tersebut.

Sudah empat kali Audrey menghubungi si pemilik nomor, namun tak juga diangkat. Melihat pesan yang dikirimnya belum dibaca sampai sekarang, membuat Audrey yakin bahwa Kevin sedang ikut tawuran.

Audrey memutuskan untuk pergi ke gerbang kampus. Ia yakin di sana pasti banyak orang yang sedang mencoba mengintip keadaan kampus. Semoga saja ia mendapatkan informasi di sana.

Drrrttt! Drrrttt!

Kevin is Calling...

Audrey buru-buru mengangkat telepon tersebut dan meletakkan jaket yang baru saja ia ambil dari lemari.

"Hal--"

"Kamu kemana aja, sih? Kamu nggak ikut tawurankan? Kamu dimana?"

Belum sempat Kevin menyelasaikan ucapannya. Audrey sudah menyerbu dirinya dengan berbagai pertanyaan.

Bukannya menjawab pertanyaan tersebut, laki-laki ini malah terkekeh kecil.

"Kamu kok ketawa sih? Nggak ada yang lucu tau." Audrey mendengus sebel. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Kevin. Ia sedang khawatir dan laki-laki itu malah mentertawai dirinya. Sepertinya ia salah besar terlalu mengkhawatirkan Kevin.

"Aku lagi seneng aja."

"Kenapa?"

"Aku senang liat kamu khawatir, biasanya kan kamu cuek terus. Besok-besok aku ngilang aja deh, biar dicariin."

Audrey berusaha menahan senyumnya, "ih Kevin, apaansih." Memang benar biasanya Audrey bersikap tidak terlalu peduli dengan Kevin, lebih tepatnya berpura-pura tidak peduli.

HOLD ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang