🌏17.🌏

17 3 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Hari telah berganti, sang malam pun tergantikan oleh sang pagi, cahaya sang surya pun menyeruak masuk kedalam ruangan yg tak lain adalah kamar milik anin.

Tok...tok...tok... Terdengar suara pintu diketuk, namun tak membuat gadis itu terbangun dari mimpi indahnya.

"Tuan putri, apakah tuan putri sudah bangun? Hamba meminta izin untuk masuk..." tak ada jawaban kedua pelayan pribadi anin pun masuk kedalam kamar dan menemukan tuan putri mereka tengah tertidur dengan anggun nya, parasnya yg cantik dan menenangkan walaupun tanpa riasan sedikitpun.

"Ahhh ria tuan putri masih tertidur, kau bisakah menyiapkan air berendam untuk tuan putri, jangan lupa tambahkan aroma mawar. Aku akan menyiapkan pakaian tuan putri dan membangunkannya, kita berbagi tugas oke..." tutur fany kepada ria .

"Baiklah kalau begitu," kemudian ria menuju kamar mandi dan menyiapkan segala keperluan untuk anin

Sementara fany kini telah menyiapkan pakaian yg akan anin kenakan, dan berjalan untuk membuka gorden kamar.
Setelah semua siap, fany membangunkan anin dengan pelan tak mengurangi rasa hormatnya pada seorang tuan putri, yg akan menjadi calon ratu di kerajaan ini.

"Tuan putri ... Tuan putri ... Bangunlah hari sudah pagi."
"Ehhhhhheeemmmm ... Iya bunda sebentar lagi anin bangun, lima menit lagi" ujar anin yg masih menutup kedua kelopak matanya.
"Tuan putri ini hamba, fany pelayan tuan putri."
"Ohhhh fany ... APA FANY ?"anin pun langsung membuka matanya dan segera duduk.

"Jadi tadi malam itu benar adanya, jadi aku tidak bermimpi, aku kira semalam hanyalah mimpi."
"Tidak tuan putri, semua ini adalah nyata, tuan putri tidak bermimpi, baiklah tuan putri sekarang waktunya untuk bersiap-siap"
"Bersiap-siap untuk apa ?"
"Bukankah tuan putri ingin berkeliling istana ?"
"Ohhh iya aku lupa hehehe" ucap anin sambil mengyengir kuda.

"Tuan putri irnya sudah siap,"ujar ria yg baru saja keluar dari kamar mandi.
"Terimakasih"
"Mari tuan putri biar kami bantu"
"Ahhh tidak perlu, aku bisa sendiri."
"Tapi tuan putri sudah menjadi tugas kami."
"Baiklah kalau kalian memaksa"

Setelah ritual mandi selesai kini anin harus mengenakan pakaian yg lumayan rumit seperti malam tadi. Harus mengenakan korset yg membuat tubuhnya serasa tertekan,dan yg mengharuskan tubuhnya tegak dengan sempurna.

Anin mengenakan pakaian berwarna biru tua dan biru muda yg berpadu sangat indah. Dan kedua pelayan itu merias wajah anin dengan sangat natural yg semakin menambah kecantikannya.

Setelah siap anin dibawa turun oleh kedua pelayan pribadinya untuk sarapan di ruang makan.

Disana sudah duduk seorang pria yg tak lain adalah Inan dan disampingnya berdiri Keeno.

Anin berjalan menuruni tangga, suara sepatu kaca yg digunakannya terdengar nyaring hingga membuat Inan menoleh kearahnya.

Inan yg sedari tadi menunggu kedatangan anin pun berdiri dari duduknya dan menatap anin yg terlihat sangat cantik.

"Selamat pagi tuan putriku" sapa inan.
"Pagi juga Inan" jawab anin sedikit malu dengan kata-kata inan.
"Bagaimana tidurmu semalam nyenyak kan"
"Iya nyenyak, bahkan aku sempat mengira bahwa yg tadi malam itu adalah mimpi, hehehe" cengir anin
"Benarkah, kau harus terbiasa dengan situasi dan kondisimu saat ini oke, belajarlah dengan cepat , sudahlah ayo duduk kita makan."
"Hanya kita berdua ?"
"Ya siapa lagi ?"
"Ayah dan ibumu ? Aku tak melihatnya" ucap anin sambil celingukan mencari seseorang.

"Hanya kita berdua anin, Ayah dan ibuku sudah lama meninggal, jadi tinggal aku sendiri."
"Ahhh maaf aku tak tau inan" sesal anin sambil menunduk.
"Tak apa anin kau tak salah. Jangan bersedih."
"Lalu siapa yg memimpin kerajaan ini ?"
"Aku yg akan memimpinnya, namun aku belum ingin dinobatkan sebelum kau ada disini. Mungkin esok akan ada acara penobatanku."
"Benarkah ? Aku ingin menyaksikan penobatanmu inan."
"Dan kau yg akan menjadi ratuku"goda inan
"Sudahlah, kau hanya membuatku semakin malu, kau lihat, ada kak Keeno disampingmu, dan ada fany dan ria, aku malu" ucap anin pelan namun masih bisa didenger oleh mereka, karena ruangan itu tidaklah ramai, jadi seoelan apapun suara yg ada disana pasti terdengar .

"Baiklah-baiklah ayo kita makan"
"Kau tak mengajak kak Keeno untuk makan bersama ?"
"Ahhh tidak perlu tuan putri nanti hamba akan makan sendiri"
"Inan boleh kan jika kak Keeno ikut makan bersama kita ?"
"Jika kau tak keberatan aku pun tak akan keberatan, aku juga sudah menganggap Keeno sebagai kakak ku sendiri"
"Kak Keeno, kau sudah dengarkan jawaban inan, kau boleh ikut makan bersama kami, silahkan duduk kak, mari makan."

Kedua pelayan pribadi anin dengan sigap mengambilakan mereka semua makanan, kemudian merek menyantap makanan masing masing.

Tak ada yg berbicara saat makan, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yg saling bersatuan.



🌎🌏🌍🌎🌏🌍🌎🌏🌍🌎🌏🌍

Hai guys kita jumpa lagi ... Kita udah up ni ...

Gimana ni ceritanya makin seru atau makin ngebosenin ...?

Kasih komen dong kritik gitu apa saran, boleh kok kan free juga, dan jangan lupa vote ya ... Tinggalkan jejak 🌟🌟

#Anin💜
#Inan💙

My World ... See you di part selanjutnya ya ...

My World Queen Of The SouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang