Goodbye for a while Bali

0 0 0
                                    

Tibalah hari keberangkatanku, hari ini aku diatar oleh kedua orang tuaku, kakakku, tak ketinggalan fita dan riri ikut mengantar kebandara. "jangan lupa untuk rajin berkabar ya nak. Jaga pola makanmu. Jangan makan junkfood terus. Rajin rajin bersihkan rumah" pesan ibu. "walaupun jauh jangan lupa sembahyang, buat tempat khusus sembahyang." Sambung Ayah. "Tentu pastinya" Jawabku. "jangan lupa mengirimkan ku oleh oleh yang rajin" Canda Arya. Dia adalah kakak kandungku satu-satunya, dan tentunya seperti adik kakak pada umumnya kami sangat senang bertengkar dan bercanda. "Aku titip ibu dan ayah ya. Kamu jangan sering keluyuran. Jadi anak baik, bantu ibu selagi aku ga ada" kataku sambil memukul lembut lengannya. Kemudian aku menghapiri fita dan riri. "Take care sist. Tolong jangan lupa-lupa sama kita kalau udah banyak dapat temen baru disana" kata fita. "Tolong juga kalau punya temen cowok korea ganteng, single dikenalin ke kita" sambung riri kemudian kita bertiga tertawa membayangkannya. Begitulah mereka selalu menghiburku, dan juga mendengarkan segala keluh kesahku. Kita sudah kenal semenjak jaman sekolah. Apa-apa selalu bareng sudah seperti keluarga. Ibarat kata mungkin gimana hubungan idol group dengan para membernya. Seperti itulah hubungan ku dengan fita dan riri. Tidak hanya seperti teman, sahabat, tapi juga eperti kakak, adik, saudara, orang tua. Kami bertigapun berpelukan kemudian mereka memberiku bingkisan masing-masing. "Ini hadiah dari kami. Semoga kamu suka." Kata riri. "ini" sambung kakakku menyerahkan bingkisan kecil kepadaku. "semoga berguna" lanjutnya. Aku merasa terharu dengan kasih saying yang mereka semua berikan. Mataku mulai berkaca-kaca. "udah sana masuk nanti ketinggalan pesawat" sambung fita. "Ibu, ayah. Aku minta doanya ya" kataku menghadap ke orang tuaku kemudian akupun segera masuk sambil melambaikan tangan pada mereka semua. "Selamat tinggal untuk sementara Bali" Batinku.

* * *

Pukul 20.00 kst aku telah tiba di Bandara incheon seoul korea selatan. Pertama kali menghirup udara seoul jantungku berdegup kencang. Masih seperti mimpi bisa menginjakan kaki disini. Bisa menghirup udara disini. Perasaanku tidak bisa digambarkan dan dijelaskan, rasanya campur aduk. Hal pertama yang ku lakukan adalah menelpon ibuku dan mengabari bahwa aku telah sampai dengan selamat. Perbedaan waktu d bali dan korea hanya satu jam. Jika disini pukul 8 malam itu artinya di Bali saat ini baru pukul 7 malam. Aku menuju tempat tinggal yang ku sewa di myeongdong menggunakan taksi. Kurang lebih 1,5 jam sampailah aku digedung tempatku menyewa. Pemilik gedung telah menungguku diruang lantai bawah. Barang-barang yang sebelumnya sudah aku kirim telah ditempatkan dikamarku yang berada dilantai 4. Aku memberi salam pada pemilik gedung, ia mengantarkan ku berkeliling gedung mengenalkan fasilitas yang ada disana. Pemilik gedung sangat ramah. Setelah selesai berkeliling aku menyerahkan pie susu kepada pemilik gedung sebagai hadiah perkenalan. Pie susu adalah makanan yang cukup terkenal dibali dan berharap ia bisa menyukainya. "wah terimakasi sekali , kau tak perlu repot repot sebenarnya" kata pemilik gedung dengan bahas korea yang fasih tentu saja karena dia adalah orang korea. "uang sewa akan saya tagih setiap tanggal 10 tiap bulannya dan uang jaminan sudah saya terima sesuai perjanjian. Kalau perlu bantuan atau ada sesuatu hal yang perlu ditanyakan bisa hubungi saya" lanjutnya kemudian pergi ke lantai bawah meninggalkanku dengan kamarku yang sudah meronta-ronta untuk di dekor. Dikorea memang hampi kebanyakan pemilik gedung menggunakan system uang jaminan diluar dari uang bulanan yang harus dibayar, namun uang tersebut akan dikembalikan saat kontrak kita / sewa kita berakhir. Syukurnya disini sudah langsung mendapat tempat tidur karena aku sangat lelah maka aku berniat untuk mulai mendekorasi dan merapikan barang barang dikamarku besok. Kreook...... perutku tiba-tiba berbunyi, aku ingat teakhir makan adalah didalam pesawat. Akupun mengambil dompetku kemudian bergegas turun, aku ingat beberapa rumah dari tempatku terdapat mini market, aku memutuskan membeli beberapa makanan sebelum tidur. Dan ya rasanya seperti berbelanja pada malam hari di drama-drama korea. Tentu saja mini market yang ada dikorea dan diindonesia berbeda. Tapi menurutku masing-masing memiliki plus dan minusnya. Fasilitas untuk sebuah mini mart cukup lengkap menurutku jadi kita dibuat betah dan nyaman untuk makan disana. Entah kenapa aku sekarang bisa mengerti kenapa Indonesia terkenal dengan masyarakatnya yang ramah dan murah senyum. Karena memang seperti itulah jika dibandingkan dengan lainnya. Setelah mengisi perut , rasanya mataku semakin berat. Sesampainya dikamar aku bergegas membersihkan diri kemudia tidur dengan keadaan kamar yang seperti kapal pecah. Saat akan tertidur sayup-sayup hatiku berbisik. "Terimakasi Tuhan , saat ini aku berada disini. Tempat yang dari dulu hanya bisa ada dalam angan dan mimpiku. Terimakasi Tuhan ini nyata." Dan akupun terlelap tidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My idol is my boyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang