"What? Ellen? Sejak kapan?" tanya Lisa terkejut mendengar jawaban Prince. Prince terdiam dan memikirkan jawaban terbaik apa yang akan dia gunakan untuk menjawab pertanyaan Lisa kali ini.
Tiba-tiba Gina berdiri dari duduknya, lalu ia mengangkat tasnya, "Sorry, gua pulang duluan ya" kata Gina. Dia berlari dengan langkahnya yang cepat untuk menuruni setiap anak tangga agar ia dapat segera meninggalkan rumah Marcell. Dia masuk ke dalam mobilnya dan menyalakannya.
Kathryn mengetuk-ngetuk kaca mobil Gina, "Gin, buka dulu" kata Kathryn.
"Lo gak apa-apa?" tanya Kathryn.
"Gua mau pulang dulu, lo mau gua anterin?" tanya Gina.
Kathryn memeluk Gina dengan erat, "Gin, gue bakal bantuin kok supaya lo bisa jadian sama Prince, lo jangan khawatir, ya!" kata Kathryn menenangkan Gina.
Gina mulai meneteskan air matanya dan menangis pelan dalam pelukan Kathryn, "Gue kurang apa sih? Sampai Prince gak pernah mandang gue sedikit pun," keluh Gina.
"Nggak kok Gin, Prince belum sadar aja kalau dia naksir sama lo," kata Kathryn.
"Bisa-bisanya sih si Prince suka sama di pelacur genit itu" kata Gina sambil menangis tersedu-sedu.
"Nanti gue bakal pikirin caranya untuk bantuin lo. Lo tenang aja ya," balas Kathryn sambil mengelus-elus rambut Gina.
Gina menyeka air matanya dan menghadap ke arah depan dengan optimis, "Gue gak akan kalah dari si Ellen genit itu. Gue bakal pastikan itu" kata Gina sambil tersenyum optimis.
>>Prince<<
"Maafin Lisa ya, lo tau sendiri kan kalau gue gak bisa nolak Lisa" kata Marcell. Aku hanya terdiam sambil menyesap segelas coca cola yang ada di atas meja.
"Lo beneran pacaran sama Ellen?" tanya Marcell penasaran.
"Hmm, belum sih" jawabku singkat.
"Jadi, ngapa lo bilang Ellen pacar lo?" tanya Marcell lagi.
"Gue males ah, orang terus ngira gue pacaran sama Gina. Padahal lo tahu sendiri kan kalau gue gak pernah naksir sama Gina" jawabku
"Gilak lo, ngapa sih lo gak mau sama Gina? Udah cantik, famous, bodynya oke, apa lagi sih yang kurang?" tanya Marcell.
"Are u fuckin' kidding me? Cantik dan famous gak bisa jadi parameter supaya gue naksir sama Gina" jawabku kesal.
Keadaan sehabis pesta yang hanya tinggal mereka saja di dalam itu seketika hening karena pembicaraan tentang Gina.
"Ya udah deh, kalau emang lo naksirnya sama Ellen" kata Marcell. Aku mengangguk mendengar perkataan Marcell karena aku memang tidak ingin untuk menjalin hubungan dengan Gina. Gina hanyalah seorang teman bagiku dan tidak lebih dari itu. Aku tidak ingin juga memaksakan diri untuk menyukai Gina karena dia sahabatku karena bagaimanapun kita tidak bisa memaksakan suatu hubungan.
"Gue mau ingatin lo, kalau cewek-cewek kaya Ellen itu ibarat suka sama pelangi tau gak?" kata Marcell.
"Maksud lo?" tanyaku kepada Marcell.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Letter To Prince [Complete]
Romance(COMPLETED STORY) Warning : 16+ Cowok ganteng bisa sakit hati? Dear Prince I don't know how many times i write letters about you. I really miss every single thing about you now. Your perfect sharp nose, your perfect jawline that i forever adore. Kar...