Aku meyakini bahwa 'mereka' ada karena bagian dari kuasa Tuhan sebagai mahkluk yang tercipta sama hal nya dengan manusia. Aku hanya tak mempercayai bahwa aku akan menemui bahkan terlibat dengan hal-hal semacam itu. Tapi dugaanku meleset jauh, ketika aku justru harus masuk kedalam lingkaran 'mereka' yang begitu mengerikan. Namun diatas itu, aku jadi mengerti bahwa setiap kisah tak hanya berakhir bahagia ataupun sedih. Kisah yang tak jelas akhirnya membuat mereka mengambil bagian dalam roda kehidupan sebagai sosok yang tak terlihat hingga waktu untuk menyelesaikan 'kisah' mereka tiba.
Aku bahkan tak pernah bermimpi harus menjadi seseorang yang membantu satu dari 'mereka' menyelesaikan kisah sialan itu, yang membuatku bagai orang yang kehilangan akal sehat selama menjadi mahasiswi di kampus yang menjadi saksi bisu bagaimana 'ia' mengakhiri hidupnya.
***
Hari ini adalah hari pertamaku mengikuti masa orientasi sebagai mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi swasta di daerah Bandung. Sudah bukan hal aneh saat menginjak fase tersebut kau merasa apapun yang dilakukan itu selalu salah, dan senior adalah maha raja yang bergerak sesuka hati yang tak jarang bahkan keluar dari logika. Untungnya tak sampai ada perlakuan fisik yang harus dilalui oleh mahasiswa baru sepertiku untuk menjadi bagian resmi dari kampus. Tapi percayalah sebenar-benarnya penyiksaan adalah secara verbal.
Auhh kata-kata yang keluar dari mulut sialan wanita yang mengenakan slayer merah bertuliskan tartib dengan wasta Dinda itu benar-benar menusuk. Apalagi tatapan matanya yang seolah-olah ingin memangsa setiap maba membuatku ingin melemparnya dari lantai 6 mall disamping kampus. Senior bedebah. Ingatkan aku bahwa membunuh itu dilarang oleh negara dan agama.
Hari-hari berlalu tak ada yang begitu spesial, hanya materi dan kegiatan tak jelas yang dilakukan para senior di kampus. Terlebih sikap mereka yang gila hormat dan galak yang dibuat-buat membuatku kian jengah.
Kapan hal-hal semacam ini akan berakhir Tuhan.
Batinku menjerit, Aku menatap nanar atribut konyol yang melekat di tubuhku. Tskk seperti gelandangan.
Hari ini hari sabtu, dan merupakan hari terakhir aku mengikuti ospek di kampus. Kegiatan ini ditutup dengan perkenalan tiap organisasi yang mendemonstrasikan UKM masing-masing mulai dari yang begitu heboh sampai yang biasa-biasa saja. Aku tertarik dengan salah satu organisasi yang ada. Jurnalis. Tidak buruk, aku pernah mengikuti organisasi internal semacam itu saat di bangku SMA. Mungkin passion ku masih di bidang tersebut.
Setelah resmi menjadi mahasiswi di kampus ini aku menjalani kegiatan yang tidak terlalu significant. Mengikuti akademik yang kebanyakan dilakukan dengan cara presentase dan berakhir dengan tugas membuat jurnal atau makalah. Di semester awal adalah hal yang wajar ketika merasa sangat lelah dengan tugas yang terasa kejar-kejaran antara satu matakuliah dengan matakuliah lain, namun semua akan berlalu seiring berjalannya waktu. Sesuai keinginanku tempo ospek kemarin, aku mengikuti UKM jurnalis dikampusku. Jadi selepas jam kuliah aku akan mengenyam ilmu tambahan mengenai bidang tersebut yang mengharuskanku pulang lebih larut dari yang semestinya.
Gedung fakultasku dengan gedung tempat UKM berbeda, jadi aku harus berjalan kaki untuk mencapainya. tak terlalu jauh, namun lumayan menguras tenaga jika jam kuliah berakhir pada sore hari. Tenaga kian terkuras, dan jangan lupakan tempat UKM ku ada di lantai 3 gedung kokoh ini.
Oh ayolah, andai aku bisa terbang. Aku merasa lututku akan bergeser karena terlalu lemas. Tapi karena aku bukan superhero atau siluman naga terbang bahkan dragonball yang memiliki awan kinton untuk terbang, akhirnya aku tetap menaiki tangga-tangga terkutuk ini. Namun sesaat aku akan menginjak anak tangga pertama, aku merasa ada sepasang mata yang sedang mengawasiku dari bawah basement gedung ini, tempatnya gelap dan lembab. Tak ingin memperdulikannya lebih jauh akhirnya aku mulai menyusuri tangga ini dan berakhir di ruangan berlafalkan UKM jurnalis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia di lantai 3 [On Going]
HorrorAku meyakini bahwa 'mereka' ada karena bagian dari kuasa Tuhan sebagai mahkluk yang tercipta sama hal nya dengan manusia. Aku hanya tak mempercayai bahwa aku akan menemui bahkan terlibat dengan hal-hal semacam itu. Tapi dugaanku meleset jauh, ketika...