Kisah seorang gadis cantik bernama Dhea Amelia Saputri yang dipertemukan kembali dengan sang MANTAN setelah 2 tahun hilang tanpa kabar.
Cowok BadBoy yang ingin sekali Dhea lupakan.
Bagaimanakah kisah kelanjutan antara Dhea dan sang MANTAN? Apakah m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Berharap melupakan. Tapi sepertinya semesta menolak. Terbukti kita satu sekolah lagi,"—Dhea Amelia Saputri.
*****
"Ngapain disini?"
Suara bariton dari arah belakang membuat Dhea menoleh cepat. Gadis cantik dengan rambut dikucir satu serta poni tipis itu kaget saat melihat siapa pemilik suara tersebut.
Cowok tinggi berkulit putih dengan badan tegap berotot dari balik seragam berantakannya, serta wajah tampan dengan raut dingin dan garis rahang tegas. Membuatnya terlihat angkuh dan berkuasa.
Dhea mengenalnya. Bahkan sampai saat ini memori mereka bersama dulu tidak pernah hilang dari otak Dhea. Padahal Dhea berusahan move on. Namun, hasilnya nihil. Semakin berusaha melupakan, semakin terus mengingatnya.
Alka melangkah mendekati Dhea yang sedang berdiri di samping tembok pembatas rofftop. Gadis itu masih menggunakan seragam SMP walaupun terlihat kekecilan dibadannya dan jangan lupakan, nametag bertuliskan 'Dhea Amelia Saputri. Kelas X IPA C' tergantung dilehernya.
"Kegiatan belum selesai. Lo enggak ikut?" tanya Alka masih dengan wajah datar.
Dhea menggeleng. Kembali menatap lurus ke depan. Kangen juga mendengar suara cowok ini. Seketika Dhea rindu dan kembali mengingat mereka dimasa dulu.
"Jangan mikir yang aneh-aneh."
Dhea menoleh pada Alka. Mengernyit bingung.
"Gue nggak ada maksud nemuin lo. Ini tempat gue bolos, ya wajar gue kesini," jelas Alka.
"Setiap orang bisa berubah. Enggak ada yang perlu dianehi," ujar Alka berjalan menjauhi Dhea. Duduk di dekat pintu masuk rooftop. Mengeluarkan sebungkus rokok serta pemantik.
Semua tak luput dari pandangan Dhea. Dari cowok itu mengeluarkan bungkus rokok, mengambil satu batang, menyalakan api lalu, menghisap dan mengeluarkan kepulan asap dari mulut serta hidung.
Alka memandang Dhea membuat gadis itu memalingkan wajah.
"Gue berubah bukan berarti makan orang," dengus Alka melihat tingkah Dhea yang terkadang curi-curi pandang. Ada kilat ketakutan dari tatapan matanya. Tadi Alka sempat melihatnya.
"Maaf," kata Dhea tanpa melihat Alka.
"Untuk?"
Dhea menggeleng. Buru-buru pergi meninggalkan Alka sendirian di rooftop. Alka memandang kepergian Dhea dalam diam. Mengangkat bahu tidak peduli.
