#00

472 32 0
                                    


Jangan lupa voment! 💚



Kamu sedang berada diruang tamu sekarang, menunggu Jeno yang akan ke rumahmu dan kalian akan pergi bersama. Tak lama dari luar rumah terlihat Jeno dengan wajah tampannya seperti biasa dan melambai padamu seraya tersenyum hangat.

Tiba - tiba ada suara adikmu Haechan dari kejauhan dan kamu masih bisa mendengarnya.

"Waw mau kemana ni, keluar pasti ya?" Haechan turun dari tangga dengan senyuman aneh yang kamu juga tidak mengerti (?)

"Jangan banyak tanya chan, diem ajh ih" Kamu memutar bola mata mu malas seraya menatap manik Haechan.

Bergegas keluar dari rumah meninggalkan Haechan dan segera menemui Jeno.

"Maaf, apa aku membuatmu lama menunggu sayang?" Jeno memandang sekilas dirimu dan menyentuh telapak tanganmu dengan penuh kelembutan.

"Tidak juga kamu tepat waktu jen, jangan khawatir kan itu" ucapmu seraya tersenyum pada Jeno

Rencana hari ini kalian berdua ingin pergi ke mall ya seperti pasangan remaja pada umumnya, menonton bioskop, belanja keperluan intinya meluangkan waktu seharian bersama Jeno hari ini sudah membuatmu tersenyum sendiri membayangkannya.

"Eh kamu kenapa? Senyum - senyum gitu?" Jeno melirikmu dengan wajah sedikit kebingungan.

"Ooh gak kok gak kenapa - kenapa sayang" kamu tersenyum dan cengengesan setelahnya Jeno terkikik pelan dan segera melajukan perjalanan ke tempat yang akan kalian tuju.

              

     
  *****


Haechan dengan suara berisiknya yang mendominasi ruang bermainnya dengan jurus kata - kata toxic nya pun sudah bermain cukup lama dan membuat papanya sedikit geram namun masih bisa sabar tentunya.

"Chan?" panggil Chanyeol mendekat ke arah Haechan.

"Iya pa, kenapa? Mau kasih aku uang lagi? Yang kemarin masih sisa banyak pa" Haechan menghela nafas berat setelah berkata itu pada papanya dan melanjutkan bermain game unfaedah nya.

"Jangan kepedean Chan, papa lewat sini denger kamu berisik banget itu ngapain?" menjeda nya lalu duduk disebelah putra kesayangan nya.

"Ya lagi main lah papa, emang keliatannya lagi bantu nyuci mobil papa?"

"Boleh tuh besok minggu ya, lumayan dapet pahala kan Pahala kamu kan dikit Chan." Chanyeol menahan tawa melihat Haechan memandangnya sinis ke arah papanya.

"Hhmm gimana ya?" memikirkan ucapan papa nya seraya kepala dimiringkan kanan kiri begitu terus saja sampai pusing "kalau aku mau hehehe" melanjutkan bermain game lagi dan jurus kata-kata toxicnya.

'Untung sayang ya tuhan' batin Chanyeol dalam hati dan bergegas keluar dari situ tidak kuat lagi menahan kesabaran sebelum ingin membakar Haechan hidup-hidup G.g


*****


"Kamu suka aku pakai yang warna ini atau yang ada renda nya kayak gini? Aku bingung" katamu seraya membawa dua baju feminine dan bingung memilih yang mana.

"Pilih saja keduanya aku yang akan bayar" Jeno menaruh telapak tangannya mengelus rambutmu pelan dan mengecupnya.

"Benarkah? Jadi tidak enak, aku akan pakai uangku sendiri saja deh"

"Jangan sayang, kan ada aku. Berapapun jumlah baju yang kamu ambil kamu suka aku juga bahagia"

"Makin sayang sama mas pacar deh."

"Oh iya? Cium dong kalau sayang"

Wajahmu terlihat memerah seperti tomat dan Jeno hanya tertawa melihatnya, setelah cukup kamu berkeliling dengan Jeno untuk melihat - lihat akhirnya kamu memilih lima baju dan itu semua Jeno yang mau.

Kamu dan Jeno sudah sampai dirumahmu lagi saja, tak terasa waktu berputar sangat cepat dan kamu seakan tidak ingin ini terjadi.

"Jangan cemberut gitu dong, nanti cantiknya hilang gimana?" Ucap Jeno menyentuh dagumu dan membiarkanmu menatapnya.

"Aku masih mau sama kamu" wajahmu terlihat sekali cemberutnya dan Jeno paham apa maksudnya.

"Sayang" Jeno menatapmu seraya mengeluarkan eye smilenya "kita gak akan pernah terpisah, kapanpun kamu mau ketemu aku pasti aku selalu siap jadi berhenti seakan kita akan berpisah ok?"

Kamu menganggukkan kepalamu pelan dan memeluk Jeno sangat erat, bukan sekali dua kali bahkan sangat sering kamu memeluknya tanpa
aba - aba Jeno yang sedikit kaget
pun ikut memelukmu dan
mengecup pucuk kepalamu.

Setelah kejadian romantis menurutmu tadi kamu selalu tersenyum - senyum seperti akan selalu bahagia dan semoga saja seperti itu, memasuki rumah secara pelan - pelan tapi tidak mengendap seperti penyusup lalu dikagetkan oleh adikmu mirip terjadi kejadian sebelum kamu berangkat sama Jeno.

"Bagus baru pulang, kemana aja ini udah malem tau!!" Haechan menghadangmu dengan tangan yang membentuk silang. Tau kan ya (?) "Cewek gak baik pulang malem kayak gini, nanti kalau gak balik mau?!" kamu berusaha sabar dan mendengus pelan dan tidak mau ambil pusing.

"Bukan urusan kamu Chan lagian bukannya kakak udah bilang kalau pergi sama Jeno?"

"JENO TERUS JENO LAGIII" Haechan dengan nada bicara menjengkelkannya membuat kamu melotot ke arah Haechan dan menatap tajam mata Haechan.

"Kenapa melotot gitu? Kerasukan?" kata Haechan memandangmu.

"Terserah aku dong sewot banget si Chan, mata ini punya siapa?"

Dari dekat terdengar langkah kaki dari arah kanan kalian yang tidak lain adalah papa kamu dan Haechan.

"Kalian kenapa lagi? Perasaan ribut mulu gak pernah akur, jangan berantem gini terus dong lagian udah malem juga kalau kedengeran tetangga siapa yang malu" Papa mu menatap mu dan Haechan bergantian.

"Itu lho pa kakak baru pulang jam segini, gak tahu jam banget bukannya papa juga ngelarang kakak pulang malem kayak gini?"

"Iya bener tapi itu kan dulu sekarang (Y/N) mau pulang jam berapapun papa izinkan, karena papa udah percaya in kakakmu ini sama Jeno. Jeno anak baik - baik jadi gak perlu terlalu khawatir pasti bakal jagain kakak kamu."

"Tuh dengerin liat kan papa bela siapa? Jangan nyebelin dong jadi adik" kamu yang udah capek ketambahan pusing ribut sama Haechan pun akhirnya jalan sedikit lalu lari dan pergi ke kamarmu

"Pasti papa bela terus kakak, kenapa si sekali - kali gak bela aku gituu?" dengan muka melasnya "biar kesannya Echan gitu yang menang."

"Cemburu kamu? Rasa Sayang papa ke kalian berdua itu sama aja gak ada bedanya, sampai kapanpun juga bakal tetep sayang sama kalian berdua echan jagoannya papa."

"Pelukkkk!" berakhir Haechan dan papa mu berpelukan layaknya teletubbis kamu yang tadinya masuk ke kamar keluar lagi dan gak sengaja liat pemandangan ini pun menitihkan air mata seraya bilang 'aku selalu sayang sama Haechan juga papa' sambil agak menangis tersedu - sedu sebelum akhirnya masuk lagi ke kamar dan melanjutkan aktivitasmu.

"Pelukkkk!" berakhir Haechan dan papa mu berpelukan layaknya teletubbis kamu yang tadinya masuk ke kamar keluar lagi dan gak sengaja liat pemandangan ini pun menitihkan air mata seraya bilang 'aku selalu sayang sama Haechan juga papa' sambil agak ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mantul ditatap jeno ya~

MY BOYFRIEND || Lee Jeno X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang