( 5 ) Choi Jongho

677 122 28
                                    

Wooyoung menepuk pundak Hongjoong pelan. Membuat Hongjoong yang tadinya berfokus pada lukisannya, menoleh ke pada Wooyoung. “Oh hai, baru dateng?” sapa Hongjoong ramah.

Wooyoung balas tersenyum ramah lantas mendudukan diri disamping Hongjoong. “Iya, yang lain belum dateng?” tanya Wooyoung.

Yang dimaksud Wooyoung adalah para anggota klub melukis, kebetulan Wooyoung dan Hongjoong adalah anggota dari klub melukis. Jadi itulah alasan mereka cukup dekat, selain karena pacar mereka juga dekat.

“Kayaknya yang lain bakal dateng terlambat. Ngomong-ngomong tumben kamu dateng seawal ini” jawab Hongjoong, ia kembali melanjutkan lukisannya sembari menunggu balasan dari Wooyoung.

“Aku, hmm gak tau. Tumben aja pengen dateng awal, lagian juga daritadi kelasku jamkos” jawab Wooyoung, ia mendekatkan dirinya pada Hongjoong. Mengamati bagaimana temannya itu piawai dalam melukis.

Mereka lalu larut dalam keheningan, karena Hongjoong yang fokus pada lukisannya dan Wooyoung yang bingung menentukan topik pembicaraan. Sampai tiba-tiba Wooyoung ingat perbincangannya dengan Yeosang dan kakaknya kemarin.

Soal orang yang Yeosang suka. Yeosang sempat bilang jika orang yang ia suka berada dikelas 11-4, itu artinya dia sekelas Hongjoong juga. Kenapa Wooyoung tak tanyakan saja padanya ya, eh tapi ia kan tak tau nama orangnya, bagaimana cara Wpoyoung bertanya kalau begitu?

Oh iya, orang yang Yeosang suka kan ikut ekskul paduan suara!

“Joong-ie, boleh tanya sesuatu tidak?” tanya Wooyoung.

Hongjoong menoleh sekilas pada Wooyoung lantas mengangguk. “Boleh, mau nanya apa emangnya?”

“Itu, dikelas kamu yang ikut ekskul paduan suara siapa aja?” tanya Wooyoung.

Hongjoong menghentikan kegiatan melukisnya, memutar badan untuk menatap Wooyoung dengan seksama. Ia mengeryit sembari mengetuk-ngetukkan jari telunjuk pada sebelah pipinya. “Hmm... Kayaknya ada 5 orang deh” ucapnya.

“Kalau yang ikut lomba waktu itu siapa aja?” tanya Wooyoung lagi.

Namun bukannya menjawab pertanyaan Wooyoung, Hongjoong malah balik melontarkan pertanyaan. “Tunggu, kamu ngapain nanya gini?” tanyanya dengan mata memicing tajam.

Wooyoung jadi gelagapan sendiri, Hongjoong seram juga ya. Ah, pasti ia mengira yang aneh-aneh sekarang. “Jangan salah paham dulu, aku nanyain ini demi masa depan yeosang. Temenku yang waktu itu, yang kalian kenalan dikantin”

“Kenapa emangnya sama yeosang? Kok sampai ngebuat kamu nanya gini ke aku?”

Duh, bagaimana ini? Masa Wooyoung harus jujur? Eh tapi Yeosang kan tidak pernah menyuruhnya merahasiakan ini. Jadi sah-sah saja kan kalau Wooyoung memberitahu Hongjoong.

“Yeosang suka sama temen sekelas kamu, dia ikut lomba padus waktu itu. Cuma gak tau namanya” jawab Wooyoung jujur.

Hongjoong mengangguk-ngangguk mengerti. “Terus kamu mau bantuin dia gitu? Emangnya yeosang gak bisa nanya langsung ke orangnya?” tanya Hongjoong sekali lagi.

“Ah yeosang mah cemen”

Hongjoong terkekeh pelan mendengar jawaban Wooyoung, ditambah dengn ekspresi menggemaskan Wooyoung saat mengatakannya.

“Kalau aku gak salah inget yang ikut cuma Seonghwa, Jongho sama Heejin” kata Hongjoong. Ia melirik Wooyoung yang kini terlihat mengerutkan dahi, seperti sedang berfikir keras.

“Yeosang bilang orang yang dia suka cewe atau cowo? Kalau cowo kayaknya jongho” ujar Hongjoong.

Wooyoung seketika tersenyum cerah, sepertinya memang Jongho lah orang yang Yeosang maksud. “Kayahnya sih iya. Makasih ya joong!” ucap Wooyoung dengan semangat.
Hongjoong ikut tersenyum melihat senyum cerah Wooyoung. “Sama-sama, young-ie”














Hi, Hello | YeojongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang