; 0.7 ;

2.3K 637 139
                                    

Ting!

Uknow : be carefull with your doll

Dahi Jaemin mengernyit ketika membaca pesan yang baru saja masuk itu. Setelah menyadari pesan ini berisi peringatan, dengan cepat Jaemin bangkit dari atas kasurnya.

Menjadikan Han dan Renjun terkejut karena pergerakan heboh Jaemin barusan.

"Gue dapet pesan!"

"Hah?" ucap Han dan Renjun secara bersamaan.

Dua anak adam itu buru-buru mendekati Jaemin. Saking penasarannya, Han sampai merebut ponsel Jaemin secara kasar.

Di sekon setelahnya, tatapan mereka tertuju ke arah boneka kesayangan Jaemin, boneka itu duduk manis di kepala kasur.

"Kita kasih tau Baejin sama yang-"

"Buang dulu ah bonekanya." Sela Han. "Gimana kalo ni boneka jadi kaya chucky? Dimasukin roh gitu."

"Gila! Lo jangan nakutin dong!" kesal Jaemin, menoyor kepala Han.

"Ya abis, mendingan kita singkirin itu boneka dulu. Kalo cerita kan bisa nanti. Kalo ga lewat chat aja."

Benar apa kata Han.

Jaemin pun langsung memberi tahu Baejin soal ini lewat chat.

Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk membawa boneka Jaemin keluar asrama dan membakarnya di tempat pembuangan sampah.

Ketiganya menatap boneka Jaemin yang sudah hangus terbakar.

Meskipun begitu, rasa takut di dalam diri Jaemin masih belum luntur. Jantung berdetak super cepat. Perasaannya juga tidak enak.

Apakah korban selanjutnya adalah Jaemin?

"Apa lo bisa jamin, dengan kita bakar ini boneka si Jaemin bakalan selamat?" tanya Renjun.

"Gue gatau. Tapi se-enggaknya kita udah melakulan pencegahan, kan?"

Jaemin sendiri sih berharap dia bisa selamat.

Kabar Hyunjin dan Jeongin saja sampai sekarang belum diketahui. Keduanya seolah menghilang ditelan bumi. Entah masih hidup atau sudah mati. Tapi jejaknya benar-benar tidak bisa ditemui oleh pihak kepolisian.

Sebenarnya ada sepercik rasa tidak rela bagi Jaemin ketika hendak membakar boneka ini.

Boneka itu adalah kado dari neneknya saat dia menginjak umur 10 tahun.

Tapi, tidak ada pilihan lain. Dengan terpaksa, Jaemin harus merelakannya.

Terdengar suara langkah kaki yang gaduh, ketiganya menoleh secara serempak. Mendapati teman-temannya yang datang bersama-sama kesini.

Haechan menatap kobaran api yang baru saja menghanguskan boneka Jaemin itu. Bibirnya lalu bergerak untuk berucap, "kita harus jagain Jaemin."

Kini Haechan menatap semua temannya satu persatu, "gue gamau kehilangan teman lagi."

"Gue setuju. Gimana kalo nanti malem kita semua tidur di kamarnya Haechan aja?" usul Soobin.

Restricted site? ;; Ft. 00Line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang